5. Penasaran

164 19 6
                                    

     Daniel mengantar Avi ke rumah dengan selamat. Avi berterimakasih, menunggu Daniel pergi, lalu masuk ke rumahnya dengan agak terburu-buru. Ponselnya Ia letakkan di atas meja belajarnya. Ia lalu mandi dan berganti baju.

Setelah mandi, Avi menggapai ponselnya dari meja belajarnya kemudian mendudukkan dirinya di atas tempat tidurnya. Ia lalu membuka aplikasi Instagram, aplikasi kesukaannya.

kavithalarojas started following you.

Avi mengernyit. Karena penasaran, Avi menekan profil Kavi, lalu muncul sebuah gembok besar.

Yah, di private.

Kecewa penonton.

Avi mau tak mau menekan tombol follow back berwarna biru. Ia penasaran sekali dengan yang namanya Kavi. Mungkin Ia tahu wajah tapi tidak tahu nama. Tapi masa Ia melewatkan satu cowok ganteng di sekolah, sementara Ia dan Mindy adalah pencari setia cowok ganteng.

Mana mungkin.

Tak lama kemudian, Kavi menerima permintaan mengikuti dari Avi. Karena notifikasinya keras, Avi terlonjak kaget, menjatuhkan ponselnya. Untungnya, mendarat sempurna di atas kasurnya.

"EH BUSET AYAM GORONG-GORONG." Avi berteriak hingga sang kakak laki-lakinya, Everest datang ke kamarnya. Teriakannya memang membahana.

"Apaan sih sore-sore berteriak." Everest, atau yang akrab disapa Ever bertanya pada adik satu-satunya itu.

"Kaget gue, hehehe." Avi mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.

"Ya elu begitu gue juga ikutan kaget, gimana sih."

"Ya namanya refleks, mana gue tau."

"Yaudahlah." Ever lalu kembali ke kamarnya, meninggalkan adiknya sendirian di depan ponselnya.

Avi lalu kembali meraih ponselnya, lalu membuka akun milik Kavi.

Terlihat di ponsel Avi beranda Instagram milik Kavi. Hanya ada tiga foto terpajang di sana. Foto pertama, terlihat Kavi memegang bola dengan ancang-ancang ingin men-servis bola. Foto kedua, terlihat seluruh tim khusus voli dengan Kavi di tengah-tengah mereka. Foto ketiga, Kavi dengan kacamata hitamnya dan kedua tangannya dimasukkan ke saku.

Kavi mematikan komentar pada ketiga fotonya. Padahal, Avi baru saja ingin mengomentari "Aduh mas, cakep banget. Nikah hayuk."

Avi gagal pemirsa.

Tapi harus Avi akui, Kavi memang tampan dan berkharisma.

"Kok gue kayak pernah liat ya?" Ya iyalah, satu sekolah juga.

"Eh, gue tanya Ever aja deh. Siapatahu kenal." Ever adalah alumni SMA Castellar yang baru lulus tahun ini. Ia setia tiga tahun pada ekstrakurikuler voli. Karena Kavi anak voli, berarti Ever itu seniornya Kavi.

Avi dengan terburu-buru membuka pintu kamarnya dan Ia biarkan terbuka begitu saja. Bahkan ponselnya saja Ia tinggal di atas kasur. Ia membuka pintu kamar Ever dan terlihat Ever dengan sweater merah gelapnya, dengan skateboard di tangannya.

"Tumben lu keluar sore-sore. Mau kemana?" Ever dan Avi biasanya berolahraga pagi-pagi pada hari Sabtu. Tak heran Avi bertanya seperti itu.

"Biasa, ngumpul di Caca. Habis skateboard tapi." jawab Ever santai.

"Eh bentar-bentar, sebelum lu pergi gue mau nanya dulu." cegat Avi di depan pintu kamar Ever.

"Apaan?" alis Ever terangkat satu.

"Elu kenal ga sama yang namanya Ka--Ka apa ya?" alis Ever naik makin tinggi. Adiknya ini aneh, ingin bertanya tapi tidak tahu bertanya apa. Bagaimana Ever mau jawab.

"Bentar. Jangan kemana-mana." Avi berlari ke kamarnya, mengambil ponselnya, lalu kembali ke hadapan Ever. Secepat air mengalir.

Avi lalu mengetikkan sesuatu, kemudian menyodorkan ponselnya ke depan wajah Ever.

"Ooh Kavithala." Ever mengangguk paham.

"Kenal, kenal. Dia junior gue. Kenapa emang?" tanya Ever penasaran.

"Ah, enggak kok. Nanya doang, soalnya ga pernah liat dia." aku Avi dan Ever tertawa keras.

"HAHAHAHAHA ELU GA TAU DIA? KELAS LU DI MANA SIH, DI GOA YA?" Benar juga, kenapa bisa Ia melewatkan satu cowok ganteng di sekolah. Darimana saja dia.

Avi ingin mengubur dirinya saja saat ini. Bisa saja tetangganya menegur mereka karena suara tawa milik Ever. Tanpa basa basi, Avi membungkam mulut Ever. Rumahnya ini memang sudah biasa dipenuhi keributan. Satu keluarga paduan suara teriak-teriak ini mah.

"Diam lu. Pergi aja sana." usir Avi galak, tapi malah terlihat lucu di mata Ever. Adik kecilnya ini biarpun galak bagaimanapun selalu terlihat menggemaskan.

"Iya nyonya, gue pulang agak maleman ya." Ever pamit, memakai topi, lalu membuka, kemudian menutup lagi pintu rumahnya. Ia lalu menaiki skateboardnya, lalu bergerak menjauh dari rumah. Perumahan Mercurio ini memang cocok dijadikan landasan sepeda, sepatu roda, maupun skateboard karena kurangnys mobil yang lewat. Motor pun tidak banyak selain jam pulang sekolah. Daerah ini terbilang sangat aman.

Avi kembali ke kamarnya lalu menutup pintu kamar yang sedari tadi Ia biarkan terbuka lebar.

Avi kembali duduk di atas kasurnya yang empuk, lalu membuka aplikasi Pou. Ya, Josh kembali mempopulerkan game yang satu ini. Karena Josh, beberapa anggota Barbies dan Cheatos mengunduh kembali permainan legend ini.

Avi merawat, memberi makan, memandikan, sampai mengajak main Pou peliharaannya ini.

Latihan ngurus anak katanya.

Asyik bermain dengan Pou, Avi kalah karena notifikasi dari Instagram. Notifikasi itu membuat Avi tidak fokus, kemudian salah gerakan, dan kalah.

Avi kemudian menggeser ke bawah, ingin melihat notifikasi itu.

kavithalarojas : Halo

Kedua mata Avi sukses membelalak dibuatnya.

Halo? Halo Bandung, Ibukota periangan.

Malah nyanyi.

Ini beneran Kavithala yang chat Avi, kan? Bukan Kavi-Kavian alias Kavi jadi-jadian.

Serius, Avi beneran kaget.

Sean O'Donnel as Everest Freyr Campbell.

Sean O'Donnel as Everest Freyr Campbell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRAVITY [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang