Kata Chase, Avi itu spesial. Spesialis ngebaperin cowok dan spesialis mengadu domba cowok. Hal itu terbukti karena empat cowok itu sedang berdebat karena Avi datang sekolah dengan wajah sangar. Meskipun Avi diam, keributan tetap ada.Avi terlalu banyak berpikir dan meredam emosi gara-gara Chase sampai-sampai lupa caranya tersenyum.
Toby, Daniel, dan Julio sedari tadi memarahi Chase karena melepaskan tanggungjawabnya terhadap pacarnya dan membuat Avi marah-marah.
"Udahlah, gue capek." Avi sudah muak mendengar perdebatan empat orang itu dan langsung keluar kelas. Beruntung waktu istirahat masih lama untuk selesai. Avi lalu pergi ke lantai satu, tempat kelas 10 berjejer.
Avi tiba di kelas 10 IPS 2, mencari Griffin, sang adik kelas. Avi dekat dengan adik kelasnya itu semenjak pentas seni. Mereka biasa bertukar pendapat tentang hal-hal yang berkaitan tentang musik.
"Griffin mana?" tanya Avi pada salah satu adik kelas.
"Itu ada di belakang." adik kelas itu menunjuk ke arah Griffin yang tengah bermain gitar.
"IPIN!" teriak Avi. Griffin yang diteriaki pun terkejut.
"Iya kak, kenapa?" Griffin meletakkan gitar di sampingnya dengan hati-hati agar tidak jatuh.
"Kakak mau minta saran dong." kata Avi dengan aura dingin masih mencekat.
"Saran apa kak? Aku gak jago ngasih saran." ucap Griffin dengan hati-hati.
"Nyaranin lagu aja."
"Tunggu, aku panggil Hansell dulu, siapa tau kalau otakku buntu dia bisa bantu. Tunggu sini ya kak." Griffin segera melesat pergi ke kelas 10 IPA 3, kelas Hansell.
Tak lama kemudian, Griffin kembali dan membawa Hansell. Sebenarnya bukan apa-apa, tapi Ia hanya takut karena sedari tadi aura Avi terlihat mengerikan.
"Lagu kayak gimana kak?" tanya Hansell sambil membenarkan posisi kacamatanya.
"Lagu buat orang yang lagi marah-marah apa ya kira-kira?" tanya Avi. Griffin menghela napas. Sudah kuduga dia lagi marah. Batin Griffin.
Hansell sedikit terkejut karena belum pernah ada yang bertanya seperti itu padanya. Ini adalah kali pertamanya ditanya seperti itu dan Ia bingung harus menjawab apa.
"Gimana ini?" bisik Hansell pada Griffin di sampingnya.
"Genre metal gitu kak?" tanya Griffin mengerutkan dahinya.
"Yang enak dibawa teriak-teriak gitu." kata Avi.
Griffin dan Hansell tampak berpikir sebentar sampai akhirnya Hansell mendapatkan ide.
"Ah gini, kakak tau Linkin Park?" tanya Hansell tiba-tiba. Griffin yang tengah berpikir langsung menoleh ke arahnya.
"Tau kok, emangnya kenapa Sel?"
"Kakak tau ada lagu judulnya Heavy?" tanya Hansell.
Avi terlihat berpikir sebentar, lalu mengangguk.
"Seingatku, aku dulu pernah cover drum lagu itu. Lagunya on fire banget. Mungkin bisa membantu." Hansell menyarankan.
"Nah iya, itu lagu tentang rasa berat untuk melupakan sesuatu, maybe?" kata Griffin ragu-ragu.
"Nah itu bagus tuh. Makasih ya." kata Avi, lalu berjalan ke arah pintu kelas.
"Eh tunggu kak." Griffin memanggil dan Avi berhenti berjalan.
"Kakak mau meluapkan emosi, kan? Kita bisa ke ruang musik pulang sekolah terus nyanyi sekeras-kerasnya. Gimana?" Griffin menawarkan diri. Sepertinya Ia memang paham betul bahwa Avi sedang ingin meluapkan emosinya dengan teriak-teriak.
"Lu ngapain bego?" bisik Hansell.
"Biarin aja, kita buat dia senang." balas Griffin lalu tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.
"Ide yang bagus, tapi gak ada yang pake ruang musik apa? Emangnya boleh?" tanya Avi penasaran.
"Boleh-boleh aja sih buat anak musik. Di grup musik juga gak ada yang kabarin mau pake ruang musik. Biasanya kalau mau pake bilang dulu soalnya." jelas Griffin.
"Boleh banget tuh idenya. Makasih ya kalian berdua. Kakak tunggu di ruang musik pulang sekolah ya!" Avi melambaikan tangan ke Hansell dan Griffin dan dibalas lambaian tangan juga dari mereka berdua.
"Fiuh." mereka berdua menghela napas lega karena tidak jadi dimarahi.
Istirahat telah selesai dan semua murid belajar seperti biasa sampai pulang sekolah. Avi mengabari Kavi agar jangan mengantarnya pulang hari ini kalau tidak mau menunggu. Tapi Kavi tetap bersikeras.
Akhirnya Kavi dilarang masuk oleh Avi dan tetap menunggu di luar ruang musik sementara Avi di dalam bersama Griffin dan Hansell.
"Kalian siap?" tanya Avi, Griffin dan Hansell mengangguk dan siap dengan alat musik mereka masing-masing.
Diawali dengan suara Avi, lagunya dimulai.
"I don't like my mind right now
Stacking up problems that are so unnecessary
Wish that I could slow things down
I wanna let go but there's comfort in the panic
And I drive myself crazy
Thinking everything's about me
Yeah, I drive myself crazy
'Cause I can't escape the gravityI'm holding on
Why is everything so heavy?
Holding on
So much more than I can carry
I keep dragging around what's bringing me down
If I just let go, I'd be set free
Holding on
Why is everything so heavy?"Avi berteriak saat refrain lagu dan Hansell serta Griffin ikut-ikutan teriak sembati memetik senar gitar dan memukul drum.
Ternyata enak ya teriak-teriak begini.
Kavi yang mendengar semuanya dari luar ikut menyanyi kecil.
Tiba-tiba, Kavi didatangi oleh Chase yang ternyata belum pulang.
"Maaf ya, bro. Gara-gara gue trust issue Avi makin menjadi." Chase menyalahkan dirinya saat ini, karena memang dia merasa sangat salah.
"Gapapa bro, gue ikut jalannya Tuhan aja." Kavi tersenyum, menghargai pengakuan Chase.
"Gue bakal usahain lu dapetin Avi, tenang aja." kata Chase sambil menepuk pundak Kavi.
"Makasih bro." Chase tersenyum dan langsung pergi meninggalkan Kavi sendirian did epan ruang musik.
"You say that I'm paranoid
But I'm pretty sure the world is out to get me
It's not like I make the choice
To let my mind stay so f*cking messy
I know I'm not the center of the universe
But you keep spinning 'round me just the same
I know I'm not the center of the universe
But you keep spinning 'round me just the sameI'm holding on
Why is everything so heavy?
Holding on
So much more than I can carry
I keep dragging around what's bringing me down
If I just let go, I'd be set free
Holding on
Why is everything so heavy?I know I'm not the center of the universe
But you keep spinning 'round me just the same
I know I'm not the center of the universe
But you keep spinning 'round me just the same
And I drive myself crazy
Thinking everything's about meHolding on
Why is everything so heavy?
Holding on
So much more than I can carry
I keep dragging around what's bringing me down
If I just let go, I'd be set free
Holding on
Why is everything so heavy?
Why is everything so heavy?
Why is everything so heavy?"Lagu akhirnya selesai dan Avi berterima kasih pada Hansell dan juga Griffin karena membantunya meluapkan emosi. Dan sebenarnya mereka berdua juga terbantu karena sedang melepas lelah oleh karena banyaknya tugas-tugas.
Setelah itu, Avi langsung pulang bersama Kavi dengan perasaan lega sudah teriak-teriak. Kavi juga lega karena Ia tidak menjadi pelampiasan kemarahan Avi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Completed✔]
Teen FictionSaat menginjak kelas sebelas, Gravity dipertemukan dengan keempat temannya sejak kelas sepuluh, yaitu Daniel, Julio, Chase, dan Tobias. Empat teman yang acak-acakan membuatnya bingung. Belum lagi jika semuanya satu-persatu meminta pendapat, ataupun...