10. Makan berenam

118 15 9
                                    


     Mereka berenam telah sampai di Solaria dan duduk di meja khusus enam orang. Mereka memesan makan kesukaan mereka, yang anehnya sama semua yaitu Rice and Chicken Katsu with Teriyaki Sauce, lalu menunggu agar makanannya diantarkan.

Ini beneran enak, wajib coba.

Sementara menunggu makanan datang, mereka berbincang-bincang tentang sekolah.

"Pensi gimana nanti, lancar?" tanya Kavi pada Daniel mengingat Daniel adalah MC pada acara pentas seni SMA Castellar satu bulan mendatang.

"Aman terkendali bro, udah teratur. MC ceweknya juga udah ketemu. Minggu depan udah gladi bersih karena tiga minggu depan kita mau UTS." jawab Daniel selengkap-lengkapnya.

Gak nanya juga.

"Aduh, sebelum pensi ada ujian, ya." kata Kavi singkat, lalu menatap langit-langit restoran dengan dagunya menopang di tangan kanannya.

"Ah udah mau ujian lagi kitanya." keluh Julio, perasaannya mereka baru saja memasuki tahun ajaran baru dan sudah mau ujian pertengahan semester saja. Rasanya waktu berlalu secepat kilat.

"Gapapa lah habis ujian kan kita pensi." celetuk Toby dengan santainya sambil menatap layar ponsel yang terangnya mengalahkan emak-emak. Anehnya, mata Toby baik-baik saja sampai saat ini.

"Iya sih, tapi lebih kepikiran ujian." Daniel lanjut mengeluh. Ia memang khawatir seperti ini saat setiap ujian.

"Yang penting selesai ujian bisa santuy." kata Chase karena memang dia paling malas belajar.

"Santuy mulu pikiran lu." Avi mendesis.

Kavi hanya bisa tertawa melihat tingkah kelima sahabat ini, aneh bin ajaib. Baru kali ini Kavi menemukan persahabatan seperti ini.

Tiba-tiba Julio bertanya dan membuat semuanya diam.

"Eh bentar lu ke bandara diantar Ever?" tanya Julio.

"Bandara? Ngapa--" Avi berhenti sejenak, mencerna pertanyaan Julio.

"ASTAGA IYA LUPA." Avi menepuk jidatnya lalu kembali ke posisi awal.

"EVER BILANG GABISA JEMPUT. GUE IKUT LU AJA YA PLIS MOBILNYA KAN DIPAKE EVER." teriak Avi dengan satu tarikan napas. Avi dan Mindy memiliki bakat seperti ini, bakat teriak-teriak.

"Gue juga lupa bawa mobil elah makanya gue nanya elu." Julio perlahan melepas tangannya dari kedua telinganya.

"Gimana kalo ikut gue aja? Gue bawa mobil kok muat 8 orang." tawar Kavi.

"IDE BAGUS." jawab Avi dan Julio bersamaan. Setidaknya mereka mendapatkan solusi dari permasalahan itu. Kavi memang penyelamat.

"Jam berapa emang?" tanya Kavi.

"Mungkin satu jam-an kali dari sekarang." jawab Julio mengecek jam tangannya.

"Jemput siapa?" tanya Toby.

"Biasa lah rutinitas bulanan." celetuk Avi sambil merapikan ikatan rambutnya.

"Minggu depan anter lagi?" tanya Chase.

"Ho'oh." kali ini Julio yang menjawab.

"Yaudahlah karena udah beres mari kita makaaaan." Julio sangat bersemangat karena pesanan mereka sudah diantarkan dan perutnya sudah meronta-ronta meminta makanan.

Mereka makan dengan suara tawa dari masing-masing orang karena tingkah yang lainnya. Kavi yang biasanya terlihat cool dengan ekspresi datar kini tertawa terbahak-bahak hingga menampakkan kedua lesung pipinya yang jarang terlihat.

Kavi memang sangat manis jika tersenyum, tapi senyuman milik Kavi itu langka.

Mereka telah menghabiskan makanannya dan kembali bercengkrama soal pentas seni yang akan datang. Daniel yang paling bersemangat karena saat SMP, dia juga pernah menjadi MC dan dia sangat siap untuk tebar pesona di depan adik-adik kelas.

Tidak terdengar seperti Daniel, tapi mungkin otaknya Daniel agak sedikit miring hari ini.

Beberapa saat kemudian, Julio menginterupsi pembicaraan dan mengatakan bahwa mereka harus segera ke bandara untuk menghindari padatnya lalu lintas.

"Vi, kita harus buru-buru nih. Nanti telat jemput marah-marah lagi nih nyokap." Julio menunjuk jam tangannya.

Avi dan Kavi yang terpanggil 'Vi' menoleh bersamaan. Mereka sama-sama melihat ke arah jam tangan Julio, sama-sama cengo.

"Hah, kenapa?" tanya Avi bengong.

"Ya kan kita mau jemput di bandara." kata Julio gemas ingin menabok.

"EH IYA YAH." Avi terkejut, lalu spontan menarik lengan Kavi dan Julio. Untung mereka sudah membayar kalau tidak, akan terjadi aksi kejar-kejaran antara Avi, Kavi, Julio, dan kasir Solaria.

Nanti malah umpet-umpetan lalu syuting ala-ala drama India.

Tak lama kemudian, mereka tiba di parkiran. Kavi berjalan mendahului Julio dan Avi menuju mobilnya.

Terpampang jelas di depan ketiganya sebuah mobil Mitsubishi Pajero Sport berwarna hitam mengkilat.

"Baru cuci ya, bro?" tanya Julio meraba-raba pintu mobil Kavi, lalu terlonjak kaget saat Kavi tiba-tiba membuka kunci mobilnya dan suaranya lumayan keras.

"Yoi dong. Ayu cus ke bandara." Kavi membukakan pintu untuk Avi dan Julio, lalu masuk ke kursi pengemudi.

Posisi saat ini adalah Avi di samping Kavi dengan Julio di belakang duduk di tengah-tengah kursi.

"Terminal berapa nih?" tanya Kavi sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Terminal dua." jawab Avi dan Julio kompak. Kavi mengangguk kecil lalu menyalakan radio dan mulai menjalankan mobilnya menuju bandara.

GRAVITY [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang