Hari-hari sebelum ujian dipenuhi rapat bagi panitia pentas seni. Mereka meninggalkan pelajaran sekolah demi berdiskusi tentang pentas seni yang diadakan setelah ujian. Itulah sebabnya, Yuki memilih kelima orang yang rapat bersamanya kemarin untuk rapat lagi karena mereka terhitung pintar di kelas. Sisanya rapat setelah pulang sekolah dipimpin oleh Yuki.Masih di ruang OSIS, mereka kembali berkumpul membahas properti lanjutan kemarin yang sempat tertunda.
"Kalau itu bagusnya warna apa?" tanya Mindy pada Geo yang sedang memandangi spanduk polos di lantai.
"Mungkin merah." jawab Geo dengan ragu.
"Ungu?" tanya Kavi.
"Jangan ah masa warna janda." protes Avi. Masa spanduk warna ungu.
"Kuning aja gimana?" tanya Aliong sambil mengingat spanduk tahun lalu.
"Masa sama kayak tahun lalu sih." Yuki tidak terima. Nanti dia lagi yang disalahkan Mr. Thomas, kepala sekolah SMA Castellar.
"Merah aja lah kalau gitu." Mindy akhirnya angkat bicara setelah lama memandangi spanduk tersebut.
"Merah putih aja biar Indonesia." Kavi mengusulkan. Ide brilian milik Kavi sukses menerbitkan senyuman dari keempat temannya. Tentunya Geo tidak ikut tersenyum.
"Nah ini nih ide yang gue cari-cari." Yuki langsung menulis pada kertas pentas seni miliknya.
"Terus band pake baju apa?" tanya Aliong sambil mengunyah permen karet.
"Pinjam kostum anak dance aja. Yang penting merah." jawab Avi karena Ia pernah melihat ruang ganti anak dance dan terlihat seperti toko baju.
"Yaudah ya, yang penting merah." Yuki kembali menuliskan sesuatu di kertas.
"Yang paling penting nih." kata Aliong.
"Apa?" Geo bertanya.
"Pembuka penutup pentas seni nya." lanjut Aliong karena sedari kemarin mereka lupa membahasnya.
"Iya juga ya." Mindy kembali terduduk dengan tangan sebagai sandaran kepalanya.
"Marching band lah." kata Geo singkat.
"Sambutan, pidato, lalala." kata Kavi sambil berputar ala-ala penari balet.
"Lu aja balet gimana?" canda Aliong.
"Ga ah, jangan." Kavi langsung duduk diam di sebelah Avi, sekali-kali mengganggu Avi untuk mencari perhatiannya.
"He diam lu." bisik Avi. Kavi hanya terkikik dan memainkan kepangan rambut Avi.
"MC nya siapa?" Geo bertanya.
"Daniel kan jadi MC sama nak kelas sepuluh itu loh." Avi mengingatkan Geo.
"Oh iya lupa."
Bel tanda istirahat berbunyi, mereka berenam refleks mendongakkan kepala dan melihat jam entah di ponsel ataupun jam tangan mereka.
"Gimana kalau kita belanja di kantin terus makan di sini sekalian lanjut rapat?" Yuki menawarkan.
"Boleh juga tuh."
"Yaudah ayo makan." Aliong membukakan pintu ruang OSIS untuk teman-temannya dan langsung lari ke kantin.
Kelima temannya yang lain hanya berjalan santai sambil melihat punggung Aliong yang sudah berlari menjauh.
Setelah sampai di kantin, kelimanya berpencar untuk membeli makanan masing-masing. Lima menit kemudian, mereka telah berkumpul kembali di ruang OSIS.
"Ih enak ya itu?" tanya Aliong menunjuk mie kering milik Geo.
"Lumayan lah." Geo mengunyah sambil menilai makanan yang masih tergolong baru di kantin itu.
"Wah besok gue harus coba." jata Aliong sambil semangat mengunyah burger di genggamannya.
"Eh itu coba dong kentangnya." kata Kavi menunjuk kentang goreng rasa jagung bakar milik Avi.
"Gue coba juga ya itu." Avi gantian menunjuk tahu krispi milik Kavi.
Mereka berdua saling mencomot makanan lalu kembali pada makanan masing-masing.
"Modus aja lu berdua." protes Aliong karena mengganggu pemandangannya saat makan.
"Iri aja lu." kata Kavi dihadiahi tawa keras dari Mindy dan Yuki. Geo masih nyimak. Kelakuan teman-temannya memang seperti ini sehari-hari.
"Dih songong."
"Hayoloh Aliong ngambek." goda Mindy sambil tertawa.
"Dih apaan udah sana makan."
Mereka menikmati makanan masing-masing sambil fokus pada kegiatan masing-masing. Mindy dengan ponselnya, Geo dengan tugasnya yang Ia bawa ke ruang OSIS, Kavi dan Avi dengan makanan mereka yang tertukar, Yuki dengan kertas pentas seninya, dan Aliong yang makan sambil melamun.
Setelah selesai, mereka kembali membahas rapat. Semuanya terlihat mulai fokus dan semangat karena telah makan.
"Soal stand gimana?" tanya Avi karena Ia baru ingat setelah ditanyai Toby.
"Oh iya stand kita diatur kayak tahun-tahun sebelumnya. Tapi kali ini kelasnya diacak." Yuki menyarankan.
"Yes, boleh juga tuh soalnya gue bosen sebelahan sama IPA 3 IPA 5 mulu." Avi bersorak senang karena siapa tahu Ia bisa cuci mata melihat kakak kelas ganteng.
"Stand sponsor sudah pasti di tengah, panggung di depan." kata Mindy sambil menggambar denah kira-kira lapangan sekolah saat acara nanti.
"Terus ada photobooth, ada stand penjaga, nah udah." lanjut Mindy lalu memberikan kertas itu pada Yuki.
"Nah udah bagus nih." Yuki mengangkat jempol tangan kanannya.
"Propertinya nanti kita bongkar punya anak dance." kata Mindy menyarankan dan dibalas anggukan oleh kelima lainnya.
"Meja diangkat ke panggung." lanjut Kavi.
"Terus Lucas pake tuxedo." kata Yuki yang membuat kelima lainnya tertawa, kali ini termasuk Geo.
"Aneh juga ya kalo dibayangin." kata Mindy sambil cekikikan.
"Aneh kenapa? Kan udah sering liat." Avi terheran akan ucapan Mindy barusan.
"Lucas ngajar loh yang aneh." Mindy tertawa ngakak.
Tawa keenam orang itu pun menggema di seluruh ruang OSIS.
"Aduh enak juga ya bolos di ruang OSIS." kata Kavi sambil meluruskan kakinya di lantai.
"Ini mah bukan bolos, tapi rapat." protes Aliong karena tidak ingin dikatai bolos.
"Rapat macam apa ini?" tanya Kavi.
"Gatau juga." jawab Geo lalu menguap.
Kavi lalu memulai topik gibah sambil memainkan fidget spinner di tangan kanannya. Mereka pun kembali bergibah sampai semua jam pelajaran selesai.
Saat pulang sekolah, keempat tuyul peliharaan Avi menjepitnya di ruang OSIS.
"Pulang ayo pulang." kata Daniel karena Daniel yang mengantar-jemput Avi ketika Ever sedang sibuk.
"Oke gue pulang, bye teman-teman." pamit Avi pada kelima anggota rapat lainnya sambil melambaikan tangannya.
"Kavi ganteng, Avinya kita culik dulu ya." kata Julio menggoda sambil mengedipkan satu matanya.
Kavi yang ditatap seperti itu hanya bisa berekspresi jijik dan pura-pura muntah.
Semuanya lalu tertawa dan bergegas pulang ke rumah masing-masing kecuali Yuki yang masih harus rapat lagi dengan panitia yang belum ikut rapat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Completed✔]
Fiksi RemajaSaat menginjak kelas sebelas, Gravity dipertemukan dengan keempat temannya sejak kelas sepuluh, yaitu Daniel, Julio, Chase, dan Tobias. Empat teman yang acak-acakan membuatnya bingung. Belum lagi jika semuanya satu-persatu meminta pendapat, ataupun...