11. See You Again

10.9K 1.2K 558
                                    

Matahari sudah menyembul dan aku malah menarik kemulan selimut. Bergelung di dalamnya, mengabaikan pancaran sinarnya yang mulai benderang. Tubuhku sangat lelah. Dari beberapa malam aku tak bisa tidur nyenyak, malam tadi aku sukses menggunakan obat tidur.

Aku sudah ingin kembali lelap ketika ponselku berdering. Dengan sekuat tenaga aku mengumpulkan niat untuk bangun.

"Azalea here, hello?"

"Dimana kamu? Saya sudah stand by di tempat launching. Satu jam lagi acara dimulai!"

Mataku yang sebelumnya berat langsung benderang mendengar seruan Mas Keanu disebrang sana. Bibirku yang selama ini ku rawat untuk tidak mengumpat akhirnya hari ini berbuat khilaf.

"Shit! Gue kesiangan!" umpatku langsung bergerak cepat ke kamar mandi, mengabaikan telepon yang masih tersambung.

Aku lupa jika hari ini adalah hari launcing novel milik Anita. Sebenarnya aku memang tidak ingin bergabung, tapi setelah Anita memohon dengan mengiha, aku jadi tidak tega untuk menolak.

Syukurlah gak banyak yang perlu aku rias diwajahku. Aku bersyukur mataku tidak menggelap efek jam tidurku yang cukup. Hanya mengulas lips cream berwarna nude dan sedikit riasan di mata, aku sudah siap keluar apartemen.

40 menit kemudian aku sampai di toko buku Togamas. Melihat tempat acara yang udah didesain sedemikian rupa, dan audience pun sudah mulai ramai. Aku bersyukur ternyata flyer yang disebar jauh-jauh hari via media sosial bekerja dengan baik.

Tim publisitas berhasil melakukan kerjanya. Semoga harapan kami akan terwujud untuk menjadikan karya ke -4 Anita ini masuk jajaran best seller.

Kakiku melangakah menemui Mas Keanu yang duduk disalah satu kursi. Tanpa menyapa aku langsung mengambil tempat disampingnya.

"Saya kira kamu beneran gak datang," sindirnya melirikku.

"Maaf Mas, kesiangan," balasku.

Mas Keanu hanya mengangguk lalu sibuk mengecek rundown yang diberikan salah satu panitia. Tak lama setelah itu MC mulai naik ke atas panggung. Sangat terkejut ketika melihat orang yang berdiri di atas sana adalah Andi.

"Lho, kok Andi yang jadi MC, Mas?" tanyaku sedikit geli. Aku tak menyangka dia pandai berbicara.

Mas Keanu juga sedikit terkekeh, mungkin dia juga ikut meremehkan Andi yang terkenal dengan guyonan recehnya. "MC sebelumnya sakit. Gak tahu kenapa bisa dia yang gantiin."

Aku terkekeh lalu mengamati Andi yang kini sedang standing dengan aura hospitable-nya dan tentu saja receh. Aku tidak menyangka jika Andi juga piawai dalam public speaking seperti ini.

"Andi itu kan lulusan Ilmu Komunikasi," ucap Mas Keanu memberitahu.

Oh, pantas saja dia punya bakat berbicara seperti itu.

"Dia niatnya mau jadi public relation di perusahaan besar, malah nyangkut jadi editor di gubuk kita," lanjut Mas Keanu merendah.

"Gubuk mana yang bisa nerbitin banyak novel besar, Mas?" balasku menolak argumennya.

Mas Keanu tersenyum memandangku. Aku sampai kikuk dibuatnya. Agak lama kami berada di kondisi yang canggung sampai akhirnya Andi mangajak perwakilan penerbit untuk bergabung ke atas panggung.

Aku gak tahu dia sadar apa enggak, tapi tangannya menggenggam tanganku ketika melangkah ke atas sana. Gak sadar apa bahwa perlakukannya menarik atensi penonton. Apalagi wajahnya yang ekhmm -aku malas mengatakannya- tampan itu membuat penonton yang dominan remaja wanita terpana.

Azalea✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang