53. Selamat Hari Jadi!

6K 650 160
                                    

Berjalan sepuluh hari menuju hari pernikahanku, dihiasi pula oleh hari jadi pernikahan orang tua Mas Keanu yang ketiga puluh dua. Hari ini aku merasa seperti artis yang diperkenalkan oleh Tante Diana ke sana ke mari. Dengan senyum yang sangat cerah, dia menghampiri semua kawan-kawannya untuk pamer bahwa sebentar lagi dia akan mengadakan hajatan.

Namun tentu tak semua senang mendengar kabar ini. Apalagi melihat perutku yang sudah buncit cukup besar, walau sebenarnya tidak seperti usia kandungan tujuh bulan kebanyakan.

"Ohh, hahah... jadi Keanu kebablasan?  Kok bisa sih, Jeng? Didiknya gak bener nih Jeng Diana. Ceweknya juga mau aja. Ntar bawa aib loh. Lah ini kok malah dipamer-pamerin dengan bangga sih?"

Mulut ibu-ibu kenapa selalu pedas, sih? Apa mereka dari remaja memang seperti itu? Atau itu memang kebiasaan wanita jika sudah jadi ibu-ibu karena stress menjalani semasa hidupnya? Aku berdoa, semoga aku tidak menjadi ibu-ibu seperti mereka.

Yang aku herankan, karakter Tante Diana mengapa bisa nampak sekuat ini? Bukannya melempem, dia malah semakin renyah membalas sindiran temannya itu.

Tante Diana terkikik sambil menutupi mulutnya. "Oh, hihi... aib apanya. Wong Keanu juga tanggung jawab. Malah enak, gak nunggu lama-lama buat dapet cucu.

"Oh ya Jeng, kabar Elma bagaimana? Katanya kena AIDS ya? Aduh, kok ngeri. Makanya dibilangin anaknya kalo main sama satu orang aja. Yang setia gitu loh. Sekarang kalo dah gitu 'kan serem. Gak ada obatnya. Apalagi kabarnya perusahaan Pak Tamil lagi down. Tahun ini pasti berat sekali. Oh ya Jeng, kalo butuh suntikan dana gitu, jangan sungkan ngomong ya. Suami saya pasti mau bantu kok."

Aku mengulum bibir, menahan kekehan ketika melihat wajah ibu tadi menjadi merah menahan malu dan amarah. Tante Diana ternyata berbahaya juga. Tak butuh waktu lama sampai ibu-ibu tadi langsung pamit pulang dengan alasan urusan mendadak, tentu saja.

Tante Diana membuat gerakan hendak meninju ibu tadi dari belakang. "Maunya julid, dijulidin balik gak mau!"

"Makasih ya Tante," ucapku sambil terkekeh.

Tante Diana mengulum senyum sambil mengelus rambutku. "Cuma gitu doang udah kewajiban Mama sayang buat ngelindungi keluarga Mama."

Aku tersenyum senang.

Tante Diana melihat arlojinya. "Udah masuk acara inti nih. Mama ke sana dulu ya? Potong kue. Hihi. Kamu duduk aja, gak usah ikut moto-moto momen Mama dan Papa. Makan yang banyak jangan lupa!"

Aku terkekeh. Belum sempat menjawab Tante Diana sudah menjauh sambil sedikit berlari. Aktif sekali.

Akhirnya aku memilih duduk di bangku bundar yang sudah kuminta pada para pelayan untuk memenuhi seisi meja dengan makanan. Kulihat spot utama di depan sana sudah penuh di kelilingi orang-orang demi melihat sepasang suami-istri yang sampai sekarang masih romantis saling menyuapi satu sama lain. Hmm.. Langgeng banget.

"Boleh gue duduk di sini?"

Suara seseorang menarik atensiku. Aku sedikit terkejut ketika tahu siapa dia. Meski hanya baru bertemu sekali, tapi aku masih sangat ingat dia ini siapa. Namun aku segera mengangguk, mempersilahkan dirinya untuk duduk.

Aku memilih tak mengacuhkannya dan fokus melihat acara di depan. Namun sayang, dia malah berceletuk lebih dulu.

"Romantis banget ya Tante Diana sama suaminya."

"Emm.. He'um," jawabku sekenanya.

"Dan Tante Diana sama sekali nggak terlihat menua. Kayaknya dia nggak berubah dari pertama kali gue ketemu sama beliau, sepuluh tahun lalu."

Wah, lamanya. Aku tersenyum tipis, enggan menjawab. Karena aku bingung saja harus bersikap seperti apa di hadapan wanita ini yang notabenenya sudah dulu mengenal keluarga Mas Keanu dibandingkan diriku. 

Azalea✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang