Part 5

207 32 0
                                    

Happy reading







Suasana cerah pagi dihari senin. Matahari telah menampakkan sinarnya, siap untuk memulai hari baru.

Tapi keadaan yura sedikit memburuk. Badannya demam. Sang ayah telah mengompres dahi yura tadi.

"Ayah pergi aja, yura bisa jaga diri kok" ujar yura menenangkan ayahnya.

"Ya sudah ayah pergi kerja dulu. Kalo ada apa apa langsung telfon ayah ya"

Sang ayah kemudian mencium rambut yura dengan lembut lalu perlahan menghilang dibalik pintu.

Yura kembali meruntuki dirinya. Semalam ia nekat pulang dari apartemen minjae walaupun keadaan masih hujan.

Kini ia harus beristirahat total dan tentu saja bolos sekolah. Tanpa surat ijin.

Sedangkan jam didinding telah menunjukkan hampir pukul 7 pagi. Mobil yang mengantar junhyuk masih setia berada didepan rumah yura karena sang pemilik masih belum keluar rumah.

Junhyuk mencoba menghubungi yura tapi tak ada respon.

"Mungkin udah berangkat"

Setelah bermonolog, junhyuk menyuruh supirnya untuk langsung pergi menuju sekolah.

Sampai disekolah junhyuk berhenti didepan kelas yura, mengamati sekeliling namun nihil. Ia tak bisa menemukan yura.

Junhyuk berpapasan dengan jinwoo yang juga baru sampai didepan kelas.

"Yura mana?" tanya junhyuk.

Jinwoo hanya mengangkat bahunya lalu berjalan masuk kedalam kelasnya.

Kaki junhyuk melangkah menujuk keatap sekolah. Ia berharap ada yura disana. Tapi hasilnya masih sama, nihil. Ia tak tahu harus mencari yura kemana lagi.

Jinwoo yang ada didalam kelas menatap kearah bangku kosong disampingnya, bangku itu milik yura.



-



Tak terasa bel istirahat telah berbunyi dan jinwoo yakin kalo yura bolos sekolah.

Ada rasa khawatir didalam diri jinwoo mengenai keadaan yura. Saat itu juga jinwoo bangkit menggendong tasnya dan berlari keluar kelas.

Ia tak peduli jika ada guru masuk kedalam kelasnya, yang penting sekarang adalah memastikan keadaan yura.

Jinwoo mengambil motornya diparkiran dan segera pergi dari sekolah untuk kerumah yura.

Sampai didepan rumah yura, jinwoo mengetuk pintu tak sabaran. Berharap yura ada didalam.

Tak lama pintupun terbuka menampilkan seseorang dengan wajah pucat dan rambut berantakan.

"Yura, lo gapapa?" tanya jinwoo khawatir.

Yura mengangguk lemah. Lalu mereka berdua duduk disofa ruang tamu.

"Lo sakit" jinwoo nyentuh dahi yura.

"Sedikit demam" jawab yura dengan suara lirih.

"Kemarin nyariin gue?"

"Iya, gue kira lo masih marah"

"Yura denger ya, sebenernya gue ga pengen marah sama lo. Masalah pesan lo yang ga gue bales, gue emang sengaja karena gue pengen lo jelasin langsung ke gue, bukan lewat pesan" ucap jinwoo panjang lebar.

"Iya gue tau kok"

Yura mulai menceritakan masalahnya dengan junhyuk dan hal itu membuat jinwoo geram.

"Jadi junhyuk maksa lo jadi pacar dia?"

Yura mengangguk.

"Ga bisa dibiarin"

Yura menggapai tangan jinwoo yang mengepal, mencoba meredakan emosi jinwoo.

"Udah deh, ga usah emosian mulu. Balik sekolah gih" suruh yura.

"Gue nemenin lo aja ya, kalo ga ada lo dikelas jadi bosen"

"Eeh dasar bocah, malah ikutan bolos"

"Yang penting kan sama lo"

Mereka tertawa bersama.




TBC





Jan lupa vomen

 Ignorant || BJH (WIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang