Part 11

156 27 2
                                    

Biasakan vote!!


VOTE VOTE VOTE



















Happy reading








Keesokan paginya, sebelum matahari terbit. Yura dan ayahnya sudah bersiap untuk pergi. Yura terus menatap rumahnya yang telah ia tinggali sejak kecil untuk terakhir kali.

Sang ayah menggenggam tangan yura, berusaha meyakinkan anaknya. Setelah itu mobil merekapun melaju.

Mobil mereka berjalan melewati rumah jinwoo dan yura teringat jika ia belum memberi tahu jinwoo perihal kepindahannya.

Tetapi yura jadi berpikir dua kali, apakah akan memberi tahu jinwoo sekarang atau tidak.

"Junhyuk teman kamu?" ucapan ayahnya membuyarkan lamunan yura.

"Junhyuk? Iya yah, kenapa?"

"Dia bilang sama ayah dia bakal melaporkan orang yang udah ngelukain kamu itu kepolisi, tapi sampai sekarang bahkan belum ada kabar"

Yura jadi teringat akan junhyuk, pria yang kini masih menjadi kekasihnya. Perasaan yura masih bimbang terhadap junhyuk.

Menurut yura junhyuk orang yang berbahaya untuk saat ini, ia bahkan tidak bisa mempercayai junhyuk sedari awal.

Dari pada pusing memikirkan hal itu, yura memilih memasang hedset ditelinganya dan memutar musik kesukaannya sambil melihat jalanan yang terlewati.

Mungkin ini adalah cara agar bisa terbebas dari junhyuk. Yah, seengaknya yura bisa sedikit berharap.

Ditempat lain diwaktu yang sama, jinwoo sedang berjalan menuju kerumah yura.

Tepat didepan rumah yura sebuah mobil berhenti yang membuat jinwoo penasaran. Ia terus mengamati mobil tersebut.

Kemudian keluarlah seseorang dari dalam mobil, yaitu junhyuk. Mengetahui jika itu adalah junhyuk membuat jinwoo berdecih dan mengalihkan pandangannya dari junhyuk.

Jinwoo berjalan kedepan pintu rumah yura dan mengetuknya. Tapi nihil, tidak ada jawaban.

"Lo berangkat duluan aja, biar gue yang nunggu yura" ujar junhyuk.

"Eh, lo ga ada hak buat nyuruh nyuruh gue. Kali ini gue ga bakal biarin yura ada sama lo" jawab jinwoo.

"Cih, bawel" balas junhyuk.

Saat mereka sedang berdebat, muncullah seorang wanita paruh baya yang tinggal disamping rumah yura.

"Kalian ngapain ada disini? Pagi pagi udah ribut aja" tanya orang tersebut.

"Maaf bi, kami tidak akan berisik lagi" jinwoo membungkuk dihadapan wanita itu.

"Orang yang tinggal dirumah ini baru aja pindah tadi" kata wanita itu lagi.

Kedua pria didepannya terkejut mendengar ucapannya.

"Pindah kemana bi?" tanya jinwoo.

"Kalo itu bibi kurang tau. Lebih baik kalian cepat cepat berangkat sekolah nanti terlambat" setelah itu bibi tersebut meninggalkan jinwoo dan junhyuk.

Junhyuk segera berlari masuk kedalam mobilnya, jinwoo tak mau ketinggalan juga ikut masuk kedalam mobil junhyuk.

"Ngapain lo?" tanya junhyuk.

"Nebeng ya, nanti gue telat" jinwoo cuma bisa nyengir.

"Yee, tadi gue juga udah nyuruh lo berangkat duluan kan"

Akhirnya jinwoo dan junhyuk berangkat kesekolah bersama.

Didalam mobil jinwoo dan junhyuk berusaha menghubungi yura.

"Satu satu napa, biar gue aja yang nelpon" cercah junhyuk.

"Kalo lo yang nelpon mana mau yura ngangkat, biar gue aja"

Mereka kembali berdebat didalam mobil untuk menghubungi yura.

Tapi usaha mereka sia sia, tidak ada satupun panggilan yang diangakat sama yura.

Setelah sampai disekolah mereka berdua langsung berlari menuju kelas jinwoo dan yura, berharap yura ada disana.

Dan lagi lagi hal itu membuat mereka kecewa. Jinwoo yang melihat junhyuk tak kunjung pergi dari depan kelasnya berniat untuk mengusirnya.

"Udah sono pergi lo, bentar lagi bel masuk" jinwoo mendorong pelan tubuh junhyuk.

"Nanti kalo tiba tiba yura dateng, kasih tau gue ya"

"Kagak mau, pergi sono"

Akhirnya junhyuk pergi dari hadapan jinwoo untuk menuju kekelasnya.









TBC



Kalo mau lanjut jan lupa VOTE

Hargai author
Jan jadi silent reader

 Ignorant || BJH (WIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang