Biasakan VOTE!!!!
Happy reading
Mata yura sedikit demi sedikit terbuka dan menyesuaikan dengan cahaya didepannya.
"Yura sayang.." ucap sang ayah.
"Ayah..." ujar yura lirih.
"Bangun sayang ayah khawatir sama kamu"
Yura meringis kesakitan dan memegangi perut sebelah kirinya.
"Yura jangan banyak gerak"
Ayah yura segera memanggil dokter untuk mengecek kondisi yura. Dan dokter bilang kondisi yura kini sangat membaik dan yura telah sadar sepenuhnya.
Karena hari sudah malam, ayah yura yang sudah mengantukpun menyuruh yura untuk beristirahat agar ia bisa ikut tidur.
-
Akhirnya yura bisa melihat kembali sinar matahari dari balik jendela rumah sakit.
Yura baru saja menghabiskan sarapannya pagi ini. Ayahnya selalu menemani yura disampingnya.
"Kata dokter hari ini yura boleh pulang"
Mendengar itu yura sangat senang dan tersenyum lebar. Yura memeluk erat sang ayah sebagai ucapan terima kasih.
Jadi pagi ini yura bersiap untuk pulang. Ia bahkan tidak menyadari jika ia koma selama dua hari. Yang penting kini yura sudah sembuh dan baik baik saja.
Didalam mobil, ayah yura berkata pada yura bahwa mereka akan pindah rumah. Yura sedikit tersentak dengan perkataan ayahnya.
Ayah yura beranggapan bahwa lingkungan mereka saat ini sangat berbahaya, apalagi lingkungan sekolah yura, sang ayah hanya tidak ingin anaknya trauma dengan kejadian yang barusan terjadi.
Kekhawatiran sang ayah pada anaknya lebih besar, padahal yura tidak apa apa.
Ayah yura memutuskan untuk pindah keluar kota, tapi tidak jauh dari kota mereka saat ini. Hanya bersebelahan.
Kebetulan, ayah yura memang bekerja dikota tersebut dan yura juga akan sekolah disana.
Selama ini ayah yura selalu berangkat kerja pagi sekali bahkan sebelum yura berangkat sekolah dan pulang saat malam hari, itu karena memang kantor tempat ayah yura bekerja ada diluar kota.
Yura mau tak mau mengikuti perkataan ayahnya, toh itu juga demi kebaikan mereka berdua. Ayah yura memang sudah memikirkan hal ini matang matang, bahkan kemarin ayah yura sudah datang kesekolah yura mengurus kepindahan yura dari sekolah tersebut.
"Yura" panggil seseorang.
Yura yang baru saja turun dari mobil langsung menoleh kesumber suara. Ternyata jinwoo.
"Udah pulang?" dan dibalas anggukan oleh yura.
"Baguslah. Istirahat ya. Gue berangkat sekolah dulu, dadah"
Yura tersenyum kepada jinwoo, apa ia merindukan jinwoo, entahlah. Yura terus menatap kepergian jinwoo sampai jinwoo benar benar tak terlihat.
Sore harinya, yura mulai mengemas barang barangnya karena sang ayah bilang mereka akan berangkat besok subuh.
Setelah selesai dengan barang barangnya, yura memutuskan untuk tidur karena kelelahan. Kadang yura masih merasakan nyeri dibagian perutnya jika terlalu banyak bergerak menekuk perut.
-
Sementara itu, jam menunjukkan pukul 11 malam tapi junhyuk baru saja sampai dirumah sakit untuk menjenguk yura.
Tapi sesampainya junhyuk disana, ia malah melihat kasur yang kosong. Junhyuk terlihat kebingungan dan bertanya kepada suster yang kebetulan lewat.
"Emm suster, pasien yang ada dikamar ini ada dimana?"
"Pasien disini sudah pulang tadi pagi"
"Pulang? Kapan dia sadar dari koma?"
"Sepertinya kemarin malam"
"Ah, terima kasih suster"
Setelah itu, junhyuk merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Menelepon yura, tapi tak ada balasan.
Junhyuk ingin sekali menghampiri yura kerumahnya, tapi mengingat ini sudah hampir tengah malam junhyuk mengurungkan niatnya.
Junhyuk pulang dengan keadaan wajah ditekuk, ia sebenarnya merindukan sang kekasih.
Ia hanya berharap yura tidak membencinya.
TBC
Vote + komen gaes..
Jangan jadi silent reader
KAMU SEDANG MEMBACA
Ignorant || BJH (WIN)
Fanfiction"pacaran yuk" "..." Bang Junhyuk Park Yura Start -- 9 April 2020 Fin --