Pukul sebelas siang, Jungkook terbangun dari tidurnya. Padahal, ia sudah berjanji dengan Lisa akan bertemu pada pukul sepuluh siang. Setelah Jungkook membuka kedua matanya, ia membulatkan matanya terkejut ketika melihat jam dindingnya.
Jungkook langsung bergegas bangkit dari kasurnya, panik karena merasa tidak enak dengan Lisa yang pastinya sudah menunggu satu jam. Tidak biasanya Jungkook panik soal perempuan, ini pertama kalinya Jungkook merasakan hal seperti ini.
"Jangan ngamuk Lis, gue telat pasti lo bakal marah-marah." Kata Jungkook yang sedang melihat panggilan masuk dari Lisa yang hampir lima puluh kali yang tak terjawab olehnya.
Tidak lama kemudian setelah Jungkook selesai bergegas, ia langsung keluar dari rumahnya tanpa berpamitan dengan ayahnya.
Dengan kecepatan tinggi, Jungkook menancap gas motornya. Jarak rumah Jungkook dan Lisa tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di rumah Lisa.
Jungkook meletakkan helm miliknya, lalu melangkahkan kakinya dengan pelan menuju taman yang sudah dijanjikan semalam untuk bertemu dengan Lisa. Dari kejauhan, Jungkook sudah melihat sosok Lisa yang terduduk di kursi taman memakai baju berwarna putih.
"Duh Lis, maaf ya lama, nunggu lama ya?"
"KEMANA AJA SIH LO?! GUE NUNGGU UDAH SATU JAM!"
Jungkook sempat terkejut, karena Lisa langsung berbicara kepada Jungkook dengan nada yang sangat tinggi. Terlihat di wajah Lisa yang sudah memerah karena emosi, sekaligus keadaan cuaca siang ini sangat panas.
"Ya sori Lis, namanya juga ngantuk. Lagian kenapa lo nggak tunggu di rumah aja? Biar gue samperin lo disana."
Lisa menatap sinis, "Abang gue ribet," Lisa menghela nafas panjangnya, "Bodoamat deh, nih hoodie lo!" Lisa menyerahkan satu paperbag yang berisi hoodie milik Jungkook.
"Biasa aja kali, ngambekkan."
"Siapa juga yang ngambek? Gue itu cape nungguin lo, keringetan nih!"
Bukannya merasa bersalah, justru Jungkook langsung duduk sembari menyiul-nyiul. Lisa semakin kesal dengan sikap Jungkook yang sangat menyebalkan ini. Lisa masih berdiri di tempat, sembari menatap kesal kepada Jungkook.
"Lo ngapain sih? Balik sana." Perintah Lisa yang membuat Jungkook menoleh kepada Lisa.
"Nggak."
"Balik!"
"Nggak mau."
"Yaudah, gue yang balik." Lisa berbalik badan, lalu Jungkook menahan lengan Lisa, "Apa sih?"
Jungkook terdiam sejenak, menatap Lisa. Lisa yang tidak mengerti apa-apa pun ikut terdiam, dan menatap mata Jungkook. "Masa lo nggak ngehargain gue? Gue udah ngebut di jalan buat nemuin lo."
Lisa tertawa pelan, "Masa lo nggak ngehargain gue? Gue udah keringetan nungguin lo satu jam." Jawab Lisa dengan tatapan yang melotot kepada Jungkook. Jungkook hanya terkekeh melihat ekspresi Lisa.
Lisa pun duduk di samping Jungkook. Keduanya hening, hanya menatap pohon-pohon dan tanaman yang ada di hadapan mereka. Jungkook dan Lisa tidak membuka suara sedikitpun, karena bingung apa yang akan keduanya bicarakan, tepatnya tidak ada topik.
"Lis, lo suka nggak sih sama gue?"
Sontak, Lisa langsung menoleh kearah Jungkook dengan mengerutkan dahinya, "Pertanyaan lo nggak jelas."
"Gue serius."
Lisa mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Jungkook dengan sempurna, "Kenapa lo berpikiran kalau gue suka sama lo? Apa ada yang aneh sama tingkah gue?"
"Lo suka kan sama gue, gue kan ganteng."
Lisa meletakkan tangannya di jidat Jungkook, "Pantes, panas."
Jungkook pun mengikuti posisi duduk seperti Lisa, kini, mereka berdua berhadapan, "Ngomong-ngomong, tipe cowo lo tuh kayak gimana?"
"Yang pasti nggak kayak lo sih." Jawab Lisa yang membuat Jungkook memutar bola matanya malas.
"Mundur aja kalau gitu."
"Tipe gue itu, nggak susah-susah kok, setia, penyayang, sayang sama keluarga gue, dan yang terpenting bisa bikin gue bahagia."
Jungkook hanya mengangguk paham, dan ber oh ria. Mungkin terdengarnya tipe Lisa memanglah simple, namun jika dipikirkan oleh Jungkook, Jungkook merasa takut jika ia tidak termasuk dari tipe yang dimaksud Lisa.
"Lo sama Jefri itu pacaran?"
Lisa tertawa, "Kok lo pengin tau gitu?"
"Oh, nggak boleh ya?" Jungkook memelankan suaranya.
"Nggak kok, gue ama dia nggak pacaran, cuma temen lama aja."
Jungkook merasa lega, entah mengapa muncul perasaan lega. Padahal, Jungkook bersikeras bahwa ia tidak akan suka pada Lisa.
"Oh iya, lo sendiri, pacaran sama Hana?"
"Gue? Pacaran sama manusia nggak jelas itu?"
Jungkook tertawa sangat keras, membuat Lisa kebingungan, "Dari dulu dia emang ngejar-ngejar gue, suka sama gue lah, ngaku-ngaku gue pacar dia, emang sinting anaknya."Lisa mengangguk, percaya jika Hana hanya menyukai Jungkook. Sangat terlihat jika Jungkook sama sekali tidak menyukai Hana. "Tapi kan, Hana cantik, masa lo nggak mau?"
"Masih cantikkan lo." Jungkook mengatakan itu memang fakta, dari hati, dan tidak dibuat-buat. Jika dilihat, memang Lisa mempunyai paras yang cantik dan imut, sedangkan Hana hanya mempunyai paras jutek.
Lisa menunduk, sembari tersenyum malu, dan pipinya pun memerah.
"Gue balik deh." Jungkook bangkit dari duduknya, dan tersenyum tipis kepada Lisa.
"Oh, hati-hati."
Ketika Jungkook melangkahkan kakinya, justru ia berbalik badan, dan menatap Lisa kembali, "Gue tunggu jawaban lo."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days✔️
Fanfic"Tantangan buat lo pacarin Lisa cuma tiga puluh hari aja, setelah tiga puluh hari lo bisa bebas, lo boleh putusin dia." 2020, ©️rerelis02