Hari keempat mereka di Bali. Sejak semalam, Lisa dan Jungkook saling berperang dingin. Walaupun mereka sempat bertatap mata, Lisa selalu membuang pandangannya. Padahal, Jungkook sudah memohon kepada Lisa agar ia bisa memaafkannya. Bagaimana dengan Hana? Hana pun tidak berani menyapa Lisa sedikitpun. Liburan kali ini, menjadi liburan paling buruk, Lisa tidak merasakan kebahagiaan sama sekali.
Mungkin jika Hana dirumah saja, Lisa akan bahagia dengan Jungkook hari ini.
Lisa masih dengan baju tidurnya, berselimutan, melamun, sedangkan ia tidak tidur semalaman. Mawar, teman satu kamarnya sudah pergi sarapan dengan yang lainnya, kecuali Jungkook yang masih di dalam kamarnya, menunggu Lisa menghubunginya atau menghampirinya. Lisa berpikiran sejak semalam, apakah ia harus kembali seperti biasanya dengan Jungkook, atau diam seperti ini sampai mereka pulang?
Lisa bangkit dari tidurnya, meraih ponselnya yang diletakan di meja samping kirinya, melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi ini. Ia mengira jika itu adalah Doyoung atau pun Sari, ternyata itu Jefri.
Ia pun menjawabnya, dengan suara yang lemas.
"Halo?"
"Halo Lis, sorry gue ganggu lo pagi-pagi gini."
"Kenapa?"
"Gue mau nanya, Hana lagi sama lo apa nggak?"
Lisa mengacak rambutnya pelan, dan menghela nafasnya panjang.
"Dia lagi sama yang lain, lagi sarapan."
"Oh gitu ya, gue boleh minta tolong sama lo?"
Lisa menaikan satu alisnya, "Apa?"
"Tolong sampain ke dia, kalau gue mau minta maaf sama dia, gue udah ngilang gitu aja."
Lisa berdiri, ia melangkahkan kakinya ke kaca yang langsung melihat pemandangan pantai. Mungkin ini saatnya ia bertanya-tanya soal Hana semalam yang bisa berada di pantai sendirian.
"Apa ... lo ada masalah sama dia Jef?"
"Bisa dibilang iya. Semalam, gue ribut sama dia, dia salah paham karena gue anter temen gue buat cari barang di mall, awalnya gue nolak tapi cewe itu maksa."
Lisa menggigit kukunya, serius mendengar curhatan Jefri, "Terus?"
"Ternyata cewe itu diem-diem post foto gue di statusnya, dan Hana liat."
Lisa mengangguk, kini ia paham masalahnya.
"Makanya, gue mencoba hubungin dia, tapi nggak bisa Lis. Gue minta tolong ya sama lo."
"Iya, nanti gue sampain ke Hana. Btw, ada yang mau gue tanyain sama lo Jef."
"Apa itu?"
"Lo udah jadian sama Hana?"
"Belum, kita nyaman begini."
Lisa terkekeh, "Gue harap, lo cepet ambil hati Hana, perlakukan dia dengan baik, bikin dia nyaman. Biar dia lebih mentingin lo dari pada Kakak tirinya."
"Hah? Maks—"
Tuttt.
Lisa memutuskan panggilannya. Entah apa yang dirasakan Lisa saat ini, perasaannya bercampur aduk. Lisa sempat emosi ketika ia bertelfonan dengan Jefri tadi. Ia kembali duduk di pinggir kasurnya, namun tidak lama kemudian ia mendengar ada yang bell pintu kamar hotelnya.
Dengan langkah lumayan cepat, ia membuka pintunya, ternyata itu Jungkook, dengan senyumannya. "Nggak laper?"
Lisa masih memasang wajah yang datar, lalu ia menggelengkan kepalanya. Tanpa Lisa yang menyuruh Jungkook memasuki kamarnya, Jungkook lewat begitu saja, membuat Lisa menatap heran kepada cowok itu. Tingkah Jungkook yang tiba-tiba aneh, padahal keduanya sedang saling diam-diaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days✔️
Fiksi Penggemar"Tantangan buat lo pacarin Lisa cuma tiga puluh hari aja, setelah tiga puluh hari lo bisa bebas, lo boleh putusin dia." 2020, ©️rerelis02