Yushio segera berlari keluar dari rumah. Kakinya tergesa-gesa melaju menuruni gurun. Begitu dia sampai di desa tubuhnya langsung menghampiri kedai sake yang kemarin malam dikunjungi.
Pegawai toko kaget melihat seseorang memasuki toko dengan begitu cepat datang ke meja kasir. Yushio terengaj-engah mengatur napas.
"Apakah kamu melihat pedang tertinggal disini kemarin?"
Wanita itu kembali dari shocknya dan mulai mengamati Yushio dari ujung kaki hingga kepala. Memasang wajah berpikir ketika menatapnya. Dengan berdeham dia berbicara.
"Kamu pelanggan yang kemarin minum bersama pria berambut hitam?"
Yushio dengan cepat mengangguk. Wanita kasir yang melihatnya membuka loker dan mengambil secarik kertas. Dia kemudian menyerahkannya pada Yushio dengan hati-hati. Yushio segera meraihnya dan membacanya dengan seksama.
Aku akan datang mengembalikan pedangmu nanti malam, bersiaplah.
Kibutsuji Muzan
Yushio memandang dengan wajah aneh. Alisnya satu terangkat dengan heran, mulutnya agak terperangah. Dia ingin merobek kertas ini menjadi beribu-ribu keping.
"Ma'af nona, tolong pindah. Pelanggan kami jadi tidak bisa membayar." Wanita kasir memperingatkan dengan halus.
Yushio mendengarnya mengangguk dan berjalan keluar dari toko itu. Dia meremas kertas itu dan membuangnya sembarangan. Dengan letih Yushio mendudukkan diri di bangku.
Kenapa Muzan ini tidak mengembalikan ketika mengantarku?! Apa dia ingin k-kompensasi lain?!
Yushio memijat pelipisnya. Dia mendongak menatap awan dilangit yang biru. Suhu masih dingin ketika salju dijalan tebal. Namun entah kenapa hatinya lebih berkobar dalam kekesalan.
Dan apa maksudnya bersiaplah?! Bersiap untuk apa!
Dia begitu menyesal.untuk memutuskan mabuk. Seharusnya dia tidak minum waktu itu. Dengan penyesalan berlapis, Yushio mulai kembali kerumahnya.
Yushio hanya berbaring dengan malas. Ketika langit menjelang sore, dia memikirkan surat dari Muzan yang tertulis untuk bersiap. Dia mulai menyiapkan uang ketika berpikir Muzan ingin menagih hutang dari sakenya.
Lilin menyala ketika pintu rumah digeser dengan perlahan. Mengungkapkan sosok pria jangkung dengan rambut hitam agak ikal dan mata merah menyala. Yushio tersentak dari tidurnya dan menatap Muzan.
"Ah, kamu sudah datang. Silahkan duduk dulu."
Muzan mengikuti instruksinya ketika tidak merasakan niat buruk darinya. Dia memandang meja di depannya berisi uang. Yushio mendorongnya ke arah Muzan dengan tangan kanan. Wanita itu kemudian menundukkan kepalanya pada Muzan.
"M-ma'afkan aku tentang kemarin., aku benar-benar tidak sengaja."
Yishio sedikut mendongak untuk mengintip ekspresi Muzan. Muzan sendiri hanya tersenyum datar tidak memiliki perubahan dari ekspresi yang sebelumnya. Yushio menegakkan punggungnya.
"Dan sebagai kompensasi dari tindakanku dan tagihan sakenya, kuharap uang ini cukup untuk menebus. Jadi tolong kembalikan pedangku."
"Aku tidak butuh uang.,"
"Lalu apa yang kamu inginkan ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Story || Kagaya X Reader X Muzan || Kimetsu No Yaiba
RomanceKagaya hanya ingin jatuh cinta namun statusnya tidak mendukung, sehingga membuat skema. Sedangkan Muzan terlalu mencintainya hingga lupa mengontrol pikiran. Keduanya hanya pria egois. Ini hanya kisah wanita yang mudah jatuh cinta, Yushio. Dan mudah...