Kamu tidak akan pernah tau, rahasia disetiap hidup manusia.
Orang yang sekalipun terlihat dapat menghancurkan dunia, pasti memiliki cerita abu-abu di balik senyumannya.
ㅡㅡ Menos ㅡㅡ
Cr. pinterest
Jisung terdiam di bangkunya. Melipat tangan diatas meja, sambil memposisikan kepalanya diatas tangannya. Menatap lurus kedepan kelas dengan sangat tidak bersemangat. Akhir-akhir ini, hatinya terasa mendung. Matahari yang tersenyum riang benar-benar tak sinkron dengan suasana hatinya.
Sudah tiga hari semenjak beradu argumen dengan Jiyeon, tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Dua hari kemarin adalah hari libur. Mereka tak bertemu dan tak saling bertukar pesan. Ponsel Jisung jadi sepi karena itu.
Dan hari ini, tak satupun gadis itu mengeluarkan kata padanya. Bahkan mengnjakan kaki dihadapan Jisung saja tidak. Apa gadis itu marah?
Jisung tidak mengerti apa ini benar atau salah. Ia hanya ingin hubungan gadis itu dan teman-temannya menjadi lebih baik. Ia tak mau jadi penghalang kebahagiaan orang lain. Katakanlah Jisung cacat dan tak bisa apapun, tapi setidaknya ia tidak menyusahkan orang lain.
Pria Han itu mengamati tiap gerak-gerik si Gadis Hong. Ia terlihat lebih baik ketimbang bersama dirinya. Ia jadi lebih bersosialisasi dengan siswa lain, persis seperti saat Jiyeon belum mengisi harinya.
Sepi. Jisung tak bisa memungkiri kesepian yang melandanya. Lagi-lagi Jisung tak mengerti. Harusnya ia sudah terbiasa dengan kesendirian ini, namun ini sangatlah berbeda.
Telinga tak terasa ramai lagi, lembar buku kecilnya tak cepat berbalik, ia tak menulis cepat hari ini.
Helaan napas berat itu menjadi bukti, Jisung benci situasi ini. Belum lagi matanya tak lepas dari pemandangan Jiyeon dan Hyunjin yang lagi-lagi tengah berdiskusi.
Sekedar informasi, presentasi tugas seni yang lampau tak sampai pada giliran mereka. Alhasil, hari ini mereka dapat urutan pertama maju.
Satu lagi yang janggal, entah sejak kapan Hyunjin jadi sering berinteraksi dengan Gadis berkuncir kuda itu. Jisung tak suka.
"Woi,," sebuah suara pelan membuyarkan lamunan Jisung. Pria itu langsung membenarkan duduknya, menatap laki-laki yang tak kalah populer yang kini telah memutar bangku didepannya untuk duduk.
Satu lagi orang yang mau sekelompok dengan Jisung kecuali Jiyeon, Bae Jinyoung. Walaupun Jinyoung tak pernah memanggil nama panggilannya, ia sedikit bersyukur kalau Jinyoung sering kali menjadi teman kelompoknya.
Jinyoung datang membuka makalah yang sudah dibuat Jisung, melihat-lihat sambil mempelajarinya. Ya, makalah itu sepenuhnya Jisung yang buat. Jinyoung yang akan menghafal sambil mempresentasikan di depan kelas. Mereka pikir itu sudah adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]
Fanfiction| Han Jisung, tidak berbicara, dan tidak mau disentuh. Han Jisung, si cacat yang selalu diinjak bagai rumput liar. Tapi, Han Jisung sempurna dengan caranya..... | --- MENOS ---- © The story originally made by Me. Don't be plagiarism please... Highe...