MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]

21. The Result

Kalau dalam proses, tantangan yang datang sudah membebani tak manusiawi, masih bisakah mengharapkan hasil yang sempurna?

---- Menos ----

Cr. pinterest

 
  

Hari ini hari terakhir pekan ujian. Setelah ini, Jiyeon mungkin dapat bernapas lega, tidak harus berkutat dengan buku-buku tiap malam, atau dihantui rasa gugup dan takut kalau hapalan tak nyangkut di otak.
 

 

Lagi pula setelah ini, semuanya pasti akan menguap begitu saja. Prinsip kerja Jiyeon, datang, kerjakan, dan lupakan.
 

 

Jiyeon meletakkan alat tulisnya di atas meja. Menatap selebaran kertas berisi soal, dan selebaran lain sebagai lembar jawaban.
 

 

Bahasa Inggris jadi penutup pekan ulangan ini. Bisa dibilang, Jiyeon tak terlalu khawatir soal mata pelajaran ini.
 

  

Setidaknya, bahasa inggris bukan hitung-hitungan yang membuat otaknya berasap.
 

  

Mengerjakan soal demi soal, tetap saja Jiyeon tak bisa tenang. Otaknya tidak bisa disanding dengan penerjemah digital. Butuh beberapa waktu untuk memproses tiap katanya.
 
 

Jarum jam tak ada niatan menghentikan waktu. Terus berjalan tanpa merasa lelah. Beberapa menit lagi bel tanda ujian selesai akan berbunyi.
 

 

Jiyeon melirik sekilas, dilihat Yeji yang duduk tepat di depannya, nampaknya sudah rampung. Gadis itu dengan santai meletakan kepalanya diatas tangannya yang terlipat di meja.
 
  

Yeji baik dalam segala hal. Sama seperti Han Jisung. Jiyeon tebak, Pria itu pasti tengah berleha, membayangkan melodi baru.
 

  

Tiba-tiba, sesuatu terlintas di benak Jiyeon. Ia menarik sudut bibirnya, mengulas senyum simpul. Kalau orang lain lihat, pasti ia sudah di cap sebagai orang sinting.
 

  

Entahlah, ia juga tak mengerti, nyatanya pemikiran sepelenya itu sukses membuat semangatnya naik, menggerakan tangannya agar dapat menyelesaikan ujian dengan cepat.
 

 
  

---- Menos ----