Dunia tak pernah kehabisan cara untuk membuatku menderita.
---- Menos ----Cr. pinterest
Sebetulnya, gelapnya malam tidak sepenuhnya mengerikan. Layar membentang berwarna biru mendekati hitam itu menjadi panggung bersinarnya bintang di angkasa.
Mungkin suatu saat, akan ada waktunya ia bersinar di dalam kemuraman ini.
Duduk diatas ambang jendela gedung tua itu, Jisung termenung membayangkan kebahagiaan.
Terdengar konyol, tapi memang itu salah satu yang ia lakukan jika sedang tak ada kegiatan.
Saat ini, Changbin dan Jiyeon tengah pergi memilih makanan, Chan sibuk dengan proyeknya, kemudianㅡ
"Jangan melamun."
Renjun tiba-tiba datang duduk di sisi jendela yang lain, membuat Jisung terkejut. Kesunyian meliputi.
Pertama, Jisung tak begitu dekat dengan orang ini. Kedua, ia masih tidak enak perihal gangguan yang diderita Renjun.
Jisung menatap Pemuda Cina itu yang tengah asyik menganggumi kemegahan angkasa. Netranya beralih menatap kantong celana Renjun yang sedikit membentuk persegi kecil.
Jisung tebak, itu pasti alat perekam yang biasa Renjun gunakan merekam tiap pelajaran.
Anak itu pasti bekerja keras. Soal festival ini, Renjun tidak main-main, ia sangat serius bahkan hampir tak istirahat. Dan Jisung ketahui, sepulang latihan ini, ia baru mengulang pelajaran kembali di rumah.
Tergerak hati Jisung untuk menuliskan permohonan maaf, namun sebelum meyelesaikan kalimat, baritone Renjun menghentikan aktivitasnya.
"Kau tidak gugup?"
Jisung tak langsung menjawab. Ia justru menerka-nerka maksud dan tujuan Renjun berbicara seperti itu. Baginya, agak sedikit aneh tiba-tiba berkata demikian.
"Gua gugup." Nampak Renjun sedikit menunduk, sementara si Han masih menunggu kalimat lanjutan yang menggantung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]
Fanfiction| Han Jisung, tidak berbicara, dan tidak mau disentuh. Han Jisung, si cacat yang selalu diinjak bagai rumput liar. Tapi, Han Jisung sempurna dengan caranya..... | --- MENOS ---- © The story originally made by Me. Don't be plagiarism please... Highe...