11. Medicine

3K 604 332
                                    

Seperti sebuah magnet, dia selalu menarik hal baik pada pecundang yang kotor ini.
 

ㅡ Han Jisung, Menos

ㅡ Han Jisung, Menos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. pinterest

 

Malam ini terasa aneh bagi Bibi Han. Sedari tadi keponakannya itu pulang, senyum bahagia agak kikuk sudah terpatri di wajah tampan itu.


 
Tak jarang, Bibi Han mendapati Jisung memukul kepalanya sambil tertawa sendiri selama memasak makan malam ini. Bibi Han agak ngeri melihatnya.


  
    

Entah apa yang membuat Jisung sangat senang sekarang ini. Kadang, Bibi Han jadi curiga kalau-kalau Jisung sudah sedikit miring.
 

  

   

Oh, Wanita setengah baya itu hanya tak tahu. Kalau keponakan kesayangannya itu baru saja mencium seorang gadis.

  

Meskipun sebatas umbrella kiss, itu cukup membuat Jisung gila sampai ubun-ubun.
  
 

Bahkan tadi Changbin hampir saja menelepon rumah sakit karena tingkah aneh sahabatnya itu.
 
  
   

Semua makanan sudah siap diatas meja. Begitu Bibi Han mendekati meja tersebut, Jisung langsung menarik kursi, mempersilahkan walinya itu untuk duduk.
  
  

Bibi Han terheran-heran untuk kesekian kalinya.
  
   

"Kamu kenapa sih, Sung? Kayaknya senang banget."
  
  

Jisung yang baru saja duduk ditempatnya, tersenyum riang. Ia menulis beberapa kata di bukunya.
 


   

'Bibi makanlah dengan senang juga, ya. Aku memasak makanan spesial buat Bibi.'
  
   

Wanita itu mengulum senyum. Baginya, kehadiran Jisung sangat spesial baginya. Jisung adalah kekuatannya. Keponakannya itu sudah seperti anaknya sendiri.

   
 
Bibi Han menyantap kudapan sederhana itu. Senyuman kedua insan itu tak kunjung luntur. Jisung semakin senang melihat Bibnya itu tersenyum bahagia bersamanya, membuat beberapa kerutan terlihat di ujung mata itu, benar-benar seperti seorang ibu.
 
  
  
Jisung tak ingat betul masa kecil bersama ibunya. Tepatnya, Jisung tak mau mengingat lagi momentum kecilnya.
  
  
Yang ia ingat, Ayah dan Ibunya adalah orang baik. Tuhan selalu merindukan umat-Nya yang baik hati dan taat, mungkin itu alasan orang tuanya cepat dipanggil.
    
 

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang