7. The Book

3K 618 68
                                    

Himpunan kata merangkai kalimat,
Guratan huruf sebagai penggambar perasaan.

--- Menos ---

--- Menos ---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. pinterest

Pukul 22.00 KST

Aku merenggangkan tubuh, puas dengan hasil mengerjakan pr. Untungnya, Guru Nam berbaik hati memberikan tugas yang masih bisa diolah otak.

Kalau nggak, ya gak dikerjain.

Aku bersandar pada kursi belajarku sambil menatap buku kecil milik Han Jisung.

Tentu, aku penasaran bukan main. Jisung selalu bersama buku ini. Ku kira, buku ini hanya sekedar sebagai alat komunikasi Jisung. Namun sepertinya lebih dari itu.

Kalau ada waktu senggang, Dia pasti mengisi buku ini. Setelah makan siang, ia juga sibuk dengan buku ini. Bahkan sebelum bel masuk pun, tangannya sudah menari indah pada buku ini.

Iya, buku ini sering kali menjadi alasan aku mendapat kacang dari Jisung.

Aku menatap buku itu lamat. Berniat ingin membuka, namun itu sangat lancang.

Nyatanya, ego terlalu sulit untuk dikendalikan. Rasa penasaran telah menggerogoti tubuhku. Jemari sudah tak mampu menahan diri.

Alhasil, lembar pertama dari buku kecokelatan itu terbuka, disertai dengan seribu maaf menggema di hati.

Layaknya sebuah mesin scan, mataku merekam tiap lembar demi lembar yang didominasi oleh coretan dan percakapan-percakapan yang dilakukan Jisung.

Aku selalu menganggumi tulisan tangan Jisung. Rapi, tidak terlalu besar, namun ada jarak di tiap katanya. Keahlian menulis cepat dan tutur bahasanya yang lembut bisa menjadikannya sebagai tangan kanan bos besar kelak.

Hampir setengah buku yang ku buka, tak ada hal menarik yang kutemukan. Lucunya, aku tak berniat untuk berhenti membaca buku tersebut. Jisung benar-benar berbicara dari tulisan.

Aku sampai pada lembar tengah buku yang kosong, hanya dihiasi sebuah kata di pojok bawah kertas dengan ukuran minim, ㅡ3RACHA, J.One

Alisku bertaut, mempertanyakan apa maksud tulisan tersebut, memperbesar rasa penasaran hingga jari ini tiada henti membongkar isi buku tersebut.

"Ini. . ." aku bergumam singkat menatap beberapa kalimat agak panjang menjadikannya sebuah bait.

Tidak mungkin Jisung bercengkerama sepanjang ini. Menelisik tiap kata, aku menyadari, ini seperti sajak namun sedikit berbeda.

Ketika aku menutup mata, aku tidak dapat melihat apapun,

Namun, ketika aku membuka mata, aku lebih takut pada kebenaran,

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang