02. PERTEMUAN

124 65 12
                                    

TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..

Angin berputar menyapa ingin..
Dahan bergoyang seiring irama darinya.....
Ranting saling berpegang dalam diam..
Hati yang membeku menjadi satu..
Dalam sekejap jantungku berdetak dari biasanya..
Pikiranku meraja-rela..
Aku tidak bisa menjelaskannya..
Tapi saat itu...
Aku sangat senang melihatnya..
Menatapmu kembali..
Karena kemana wajah kita memandang...
Di sanalah tempat kita berpulang..

****

Sienna menatap Clarissa dengan penuh menyelidik. Tak disangka nyatanya seorang murid baru berani membentak senior yang paling ditakutkan dalam sekolah ini. Mata Sienna menatap gadis disebelahnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Sienna menghela nafas, "Elo ga salah obatkan? Gue masih ga nyangka orang di depan gue barani bentak senior." Sambil mengambil saus yang berada di depan mata Clarissa.

"Emang gue salah ya, gue bingung sama senior lu. Gue juga gak mau punya kakak kayak dia.... ogah!!! Balasnya. "Bu pesen es teh manis, eh lu mau ga?" ucapnya lagi dengan ibu kantin sambil menatap Sienna.

"Ya udah sekalian." Sambil mengulur senyumnya.

Clarissa hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah laku temannya.

"Ganteng sih tapi aneh." Gumam Clarissa dalam hati sambil tersenyum.

"Udah belum makannya tuan putri,"

Clarissa hanya menggeleng sambil mengernyitkan keningnya, karena pada dasarnya Clarissa kalo makan itu lelet.

"Bu, makanan 2 gadis itu nanti sekalian saya yang bayar ya." Ucap lelaki itu.

"Siap den,"

Seketika langkah kaki kedua gadis itu untuk membayar makanan yang sudah ia makan.

"Bu berapa semuanya?" kompak keduanya

"Udah dibayar sama aden yang itu," sambil menunjuk orang yang sudah membayar makanannya

Keduanya mengikuti kearah tangan ibu kantin. Keduanya sambil menoleh kearah satu sama lain, kemudian mengangguk.Lalu.... Kedua gadis itu menuju ketempat lelaki yang sudah membayarkan makanannya. Sambil mengeluarkan selembar uang kertas bernominal paling tinggi.

"Permisi kakak senior yang paling dihormatin disekolah ini, nih... kita ga butuh dibayarin, kita masih sanggup bayar sendiri ya kan Sienna??...." sambil meletakkan uang kertas dan mengulurkan senyum menyebalkan.

"Iya kak kita masih bisa bayar makanan kita sendiri..." ucapnya bergemetar sambil menghadap Clarissa.

Clarissa melotot pada temannya yang menujuk ekspresi takut. Elvano hanya terkekeh pelan karena gadis itu sepertinya tidak mengetahui siapa Elvano Delvin Sanjaya.

Brian yang berada di depan Elvano hanya menaikan salah satu alisnya dan menatapnya penuh tanya sambil memandang kedua gadis lugu itu, dan menyantap makan yang ada di depannya.

Tak diberi respons, kedua gadis itu kompak meninggalkan kedua lelaki yang ada didepannya, baru 1 langkah setelah ingin ke ruang kelas.

"STOP! selangkah lagi kalian jalan, gue pastiin akan nyesel. Ambil balik uang ini, gue ga mau liat uang ini didepan mata gue." Ucapnya dingin.

Refleks Clarissa dan Sienna berhenti karena tiba-tiba suara serak itu bersuara, mereka membalikan badannya dan menatapnya.

"Mata itu... kenapa aku mengenalinya.." gumamnya dalam hati

My Husband Is Scientists Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang