TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..
Menunggu sesuatu yang tak pasti
Namun berharap dimengerti
Meski sejak awal kuketahui
Tapi tak ingin ku langkahkan kaki
Hanya tuk beranjak dari tempat ini
Tak pernahkah kau pahami arti diamku ini
Hingga ku harus pulang dengan kehampaan hati
Meski dingin telah membalut tubuh ini
Ku tetap setia untuk menanti
Waktu yang akan menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang
Niat baik, dan tujuan-tujuannya
Jika sejatinya memang baik
Maka seiring waktu berjalan, akan terlihat semakin terang
Sebaliknya, jika hanya sekedar topeng
Maka seiring waktu berlalu, pasti akan terbuka juga****
*6 bulan kemudian*
Clarissa dan Elvano pun bertanding basket di lapangan sekolah, dengan perjanjian jika Clarissa menang, Elvano Delvin Sanjaya harus menuruti kemauan Clarissa selama 1 minggu full. Jika Elvano memenangkan pertandingan ini, Clarissa harus menuruti kemauan Elvano selama 1 minggu dan mengikuti kemanapun dia pergi.
Clarissa merupakan siswi kelas 10 pemain basket terbaik disekolah sedangkan Elvano merupakan siswa pemain basket terbaik dari 3 angkatan
Suasana lapangan basket pun ramai ditonton siswa/i kelas X,XI dan XII. Yang mendukung Clarissa banyak tapi yang mendukung Elvano tak kalah banyak dari Clarissa. Otak Clarissa bekerja lebih keras bagaimana dia bisa memenangkan pertandingan ini, baik menang ataupun kalah menurut Clarissa keduanya sangat menguntungkan. Karena dengan ini dia bisa lebih dekat dengan Elvano.
"Aaaah sakit..," keluh Clarissa
Kemudian, Elvano melirik lawan bermainnya
"Masih sanggup main?" balasnya dengan menaikan salah satu alisnya.
Clarissa hanya mengangguk, ia mengira pertandingan ini bisa ia akhiri namun harapan tidak sesuai realita.
Tepuk tangan pun riuh dari penggemar Elvano, Elvano memberikan Clarissa sebotol air mineral untuk menghapus dahaganya.
"Jangan lupa perjanjian yang tadi kita sepakati ya adik manis." Ucapnya sambil mengejek.
"MANUSIA KAPARAT! PERSETAN!" makinya dalam hati.
Clarissa hanya mengangguk dengan senyumnya tidak ikhlas. Clarissa pun berdiri untuk menuju ke kelasnya, namun terjatuh karena salah satu kakinya mengalami Cedera.
"Aaahhh... sial makin sakit." Rintihnya sambil megang kakinya.
"Selalu saja menyusahkan." Gumamnya.
Lelaki itu mengendus. Clarissa hanya tercengang ketika Elvano menggendong dirinya menuju UKS.
"Terima kasih Tuan Sanjaya." Ucapnya
Elvano hanya tersenyum masam. Tidak menghiraukan ucapan dari gadis kecil itu.
"Besok weekend, gue jemput jam 7 malam. Gue udah pesen restoran rooftop untuk kemenangan gue hari ini" ucapnya sambil mengambil betadine, tissue, dan kapas untuk membersikan luka di kaki Clarissa.
"lah udah reservasi restorannya?" tanyanya.
"Udah dari awal tantangan dan perjanjian itu dibuat. Soalnya pasti gue yg menang dalam pertandingan ini." Jawabnya dengan senyum licik.
"Cih.... anda terlalu percaya diri." Balasnya tak terima.
"Buktinya memang begitu adik kecil, setelah gue ambil tas dan peralatan yang lain, kita akan pergi ke dokter untuk periksa kaki lu dan setelah itu gue anter balik," lanjutnya dengan suara dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Scientists
RomantizmDewasa, Bahkan rasa ini pernah ada untukmu. Jantung ini pernah berdetak hebat karena mu, suara serak mu masih teriang di kepalaku. Sakit. Kata yang cocok untuk sosok Clarissa Alexa Berril. Harapan yang telah ia pendam bertahun-tahun menjadi sebuah r...