TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..
Moment yang takkan ku lupakan
Bertemu tanpa kesengajaan
Meski tidak seperti kisah romansa
Terlalu biasa tapi begitu berkesan
Terbayang dalam pikiran
Siapakah dia...
Apakahku mengenalinya..?
Orang itu tampak sangat asing
Dunia seperti berhenti berputar
Jantungku berdebar tak karuan
Teguran sapanya dapat mencairkan suasana
Semua menyatu dalam kenangan itu
Hilangkan kesunyian walau hanya sesaat****
Keduanya saling menatap. Mengacungkan jari telunjuk satu sama lain. Mencari kebenaran dari setiap pertanyaan dibenak mereka.
"Huffttt..." Desahnya tak meyangka, keluar dari mulut Clarissa.
"Kalian udah saling kenal?" ucap Jeff Sanjaya.
Clarissa hanya tersenyum dan mengangguk sambil menatap ayah Elvano, kemudian berdiri menuju toilet.
Clarissa menatap pantulan dirinya di kaca toilet restoran, sambil bertanya kenapa hari ini sangat sial.
"Setiap saat ketemu senior gila itu... yang ada gue ikutan gila. Kalo dia anak Om Jeff berarti dia pernah tinggal di German dong... hmm... Udalah gue pusing mikirin hal ini.. bisa gila lama-lama.." gumamnya sambil mengacak-ngacak rambut.
Tak butuh waktu lama untuk Clarissa membenahi dirinya kembali, ia keluar dari toilet dengan keadaan tenang. Ia melihat meja yang ditempati Ayahnya, dan memutuskan untuk kembali ketempatnya. Hingga dia hanya bisa pasrah.
Clarissa hanya terdiam, sambil menikmati makanan yang telah ia pesankan. Lemon tea hangat bisa menenangkan pikirannya saat ini. Berharap juga lemon tea bisa mengusir ke sialan hari ini, esok,dan seterusnya.
"Clara... ini Elvano anak semata wayang Om Jeff. Dan juga Elvano, ini Clarissa anak kesayangan om." Ucap ayah Clara.
Elvano hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.
"Cih.. ga sopan!" gumamnya dalam hati sambil menatap Elvano.
******
Clara berlari menuju arah kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur miliknya.
"Argghhhhhhhhhhhhh.......manusia kaparat! Kenapa harus dia anak Om Sanjaya." Ucapnya sambil berteriak dikamar kedap suaranya.
"Senior tengil, ngeselin, sok ganteng! Ya tuhannnnn.....," sambil menatap gelang yang berada ditangan kirinya.
"Tatapannya, warna bola matanya..... apa dia orang yang ketemu hamba di taman sekitar 4 tahun lalu? Kalo iya dia orang yang hamba cari, kenapa sifatnya berubah ya tuhan? Arghhhhhhh... gimana buktiin dia yang memberikan gelang ini?,"
Berpikir sejenak. Hingga akhirnya terlelap. Waktu makan malam pun tiba. Clarissa dan kedua orang tuanya berkumpul di meja makan.
"Muka kamu kenapa? Bunda liat muka kamu ditekuk terus dari tadi pulang sama papa." Tanya Alice Berril.
"Gapapa bun, cape banget Clara hari ini,"
Felix hanya menatap Clara penuh menyelidik dan Clara menanggapinya dengan mengkerutkan keningnya sambil tertawa. Sedangkan Alice hanya menggelengkan kepala kepada suami dan anaknya. Ya, inilah kehidupan keluarga Berril sanggat harmonis dan penuh tawa. Saling menyayangi dalam keluarga ini adalah wajib hukumnya.
Setelah makan Clara kembali kekamar megahnya. Mengganti pakaian tidur dan memikirkan cara untuk menjawab semua pertanyaan dibenaknya.
Flasback On
Saat itu, pertama kalinya Clara ditinggal keluar negeri oleh ayahnya. Pada umur 12 tahun. Pada saat itu sangat mendesak hingga akhirnya Felix Berril memutuskan pergi sendiri tanpa sepengetahuan Clara dan meninggalkan keluarganya selama 1 bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Scientists
RomanceDewasa, Bahkan rasa ini pernah ada untukmu. Jantung ini pernah berdetak hebat karena mu, suara serak mu masih teriang di kepalaku. Sakit. Kata yang cocok untuk sosok Clarissa Alexa Berril. Harapan yang telah ia pendam bertahun-tahun menjadi sebuah r...