06. CANGGUNG

100 52 10
                                    

TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..

Malam ini, dunia menampakan senyumnya
Selalu ada campur tangan darinya..
Warna langit yang gelap, tak lagi menjadi warna identik hatiku.
Memahami setiap pertemuan akibat takdir
Hingga waktu menertawai kami.
Kita pernah melangkah dengan ayunan kaki yang selaras..
Menahan detak jantung yang tak wajar..
Pikiran yang kacau juga selalu mengganggu segala aktivtias..
Janganlah sekalipun kau tinggalkan
Langkah kaki yang kau iringi
Tetaplah disampingku
Itulah harapanku.

****

Clarissa gugup setengah mati melihat Elvano mendekat. Ia sudah memejamkan mata sambil menggigit bawah bibirnya akibat gugup mengerutuki otaknya. Sial, ia benar-benar bingung harus merespon apa.

Satu detik, dua detik, tiga detik.... hingga detik kelima. ‘sesuatu” tidak terjadi apa-apa, Clarissa membuka matanya.

“Berharap gue cium?” tanyanya dengan datar.

****

Clarissa Alexa Berril

Clarissa tersadar dari lamunannya.

“Sial, kenapa lu geer banget Clarissaa.” Gerutunya dalam hati

“Emm..tadi ...” sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatel sama sekali.

“ku kira bakal seperti drama-drama korea yang pernahku tonton sebelumnya. Maaf jika respons ku begitu, karena ini pertama kali ku berkencan dengan laki-laki.” Jawabnya sambil mengendus lalu menggigit bawah bibirnya.

Seketika hening, “Lagi pula aku penasaran dengan rasanya ciuman. Setiap kali ku tanya temanku, jawabannya selalu sudah bersama dengan pacarnya ataupun teman kencannya.” Lanjutnya dengan polos sambil menatap Elvano yang sedang menyetir.


Elvano melongo dengan jawaban Clarissa. Ia memberhentikan mobilnya dan Ia mendekatkan wajahnya dengan adik manisnya itu. Sekarang wajah Elvano dan Clarissa hanya berjarak 1 jengkal telapak tangan.

“Ingin tau rasanya?”

Wajah Clarissa sudah di pastikan merah seperti kepiting rebus, ia mengalihkan wajahnya dari Elvano.

“Kau malu?”

Clarissa mengangguk sambil menggigit bawah bibirnya.

“Jika malu, tutup matamu dan aku juga akan menutup mataku.” Ucapnya sambil tersenyum, lalu Elvano menutup matanya.

Satu detik, dua detik... Clarissa mengecup bibir Elvano.

Elvano Delvin Sanjaya

“Jika malu, tutup matamu dan aku juga akan menutup mataku.”

Clarissa pun akhirnya mengecupnya. Sekilas kecupan yang membuat reaksi tubuh Elvano seperti tesengat listrik. Elvano membuka matanya sambil mengulum senyumnya sedangkan Clarissa membuang muka ke arah jendela mobil. Elvano pun terkekeh melihat tingkah laku gadisnya itu.

My Husband Is Scientists Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang