07. INGIN TAHU

83 50 4
                                    

TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..

Rasa itu menyapaku
Saat pertama jumpa dengan mu
Terpikat akan senyum mu itu
Terus meninggalkan jejak dipikiran ku
Hati ini terus gelisah
Tak lelah ku menanti waktu
Tak lelah ku menunggu
Saat ingin bertemu dengan mu
Untuk melepas segenap rindu
Ku terjerat oleh senyumannya yang memikat
Pesonanya yang membuatku selalu ingin mendekat
Kekaguman membiusku dalam lamunan
Hingga tak sanggup ku berkata-kata
Apakah ini disebut cinta?

****
Clarissa Alexa Berril
 
Clarissa memegang dada sebelah kirinya yang berdetak kencang sambil mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

“Duh bunda sama papa kenapa sih bisa ada di depan pintu? Jantung Clarissa mau copot tau ga sihh pa..” ucap Clarissa.

“Kalo copot papa bantu pasang jantung anak papa lagi, atau ga kita bikin Little Clarissa lagi ya kan ma..” balas papa sambil mengedipkan sebelah matanya ke bundanya

Bundanya hanya mencubit lengan papa sebagai jawabannya. Aku hanya memperhatikan tingkah laku orang tuanya dengan menggelengkan kepala.

“Hampir saja penerus keluarga Berril tergeletak dirumah akibat serangan jantung ringan.” Balasku sambil terkekeh sambil berjalan menuju kamar.

“Eh tunggu papa sama bunda mau ngomong sama kamu nak.” Cercah papa memberhentikan langkah kakiku.

Serentak ketiga dari kami duduk di sofa ruang tamu dan suasana menjadi tegang.

“Besok papa mau pergi ketempat opa mu di German.” Ucap papa memecahkan keheningan.

“Clara mau ikut,”

“Ga bisa sayang, papa dan opa mu ingin membahas pekerjaan yang mendesak bukan sekedar ingin berkunjung,” ucap bunda

Clarissa menatap bundanya dengan tatapan kecewa kemudian mengangguk.

“Nanti papa telepon Elvano untuk bermain kerumah,”

“Eh... ga usah ga usah.. Clara kan ada bunda yang temenin,”

“Jadi kamu sama Elvano itu ada apa sayang?” tanya bundanya.

Clarissa hanya menggeleng sambil bangkit menuju kamarnya.

 Sedangkan kedua orang tuanya hanya menatap punggungnya sambil tersenyum.

Alice Ananda Berril

“Anak kita sudah besar.” Ucapnya pada suaminya.

“Dimata ku ia tetap Little Clara sampai kapanpun. Tugasku melindungi dia dari orang ingin bertindak jahat dan membuat dia bahagia sampai kapanpun.” Balas suaminya.

“Sebenarnya dirimu sendiri yang membuat malapetaka untuk Clara, sudah pasti kau harus bertanggung  jawab dan melindungi Clara.” Ucapnya sambil meletakan kepalanya dipundak suaminya.

“Papa memanggilku ke German pasti ada masalah yang serius tentang perusahaan,”

“Kalau kau jatuh miskin pun aku janji akan selalu disebelah kau, walau ku sendiri phobia melarat.” Ucap ku sambil terkekeh.

“Hey!! Istriku ngomong apa sih. Gimana mungkin seorang Felix Aditya Berril bisa jatuh miskin,”

 “Aku tau kau sedang pusing dengan salah satu perusahaan mu. Salah satu manager disana koma akibat pembuhuhan berencana, tepatnya setelah kau menghadiri salah satu perusahaan saingan mu dan menjadi investor terbesar di PT. Capitalinc Asian T.B.K”

“Bagaimana kau tau?” tanyanya sambil menatap mataku.

“Kau memang pintar dalam menyembunyikan masalah, tapi perlu kau ingat sayang. Aku jauh lebih pintar mengetahui semuanya,”

My Husband Is Scientists Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang