TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMMENT KALIAN BERARTI BAGI AUTORRR..
Kalau rasa ini sesaat
Seharusnya sudah mati
Kalau rasa ini sementara
Mungkin saja sudah hilang
Bersama ratusan senja
Yang datang dan pulang
Kalau rasa ini tak nyata
Harusnya sudah musnah
Hingga tak lagi ada sisa
Yang aku tahu,
Rasa ini menetap terlalu dalam
Enggan pergi pun beralih
Hanya diam dan menanti****
Clarissa duduk dengan nafas terengah-engah sembari mengambil botol miumnya di tas ranselnya. Sedangkan Sienna sudah duduk disebelahnya.
"Lo kenapa? Kayak abis di kejar setan" ucap Sienna.
Klekk.. klekk..
Clarissa menutup botol minumnya lalu meletakan botolnya di meja,
"Tadi ada kecoa terbang di lorong, Jadi ngibrit ke sini." Ucapnya bohong kepada sahabatnya.
"Yakin? Bukannya abis di cipok Elvano?" lanjut Sienna sambil menaikan salah satu alisnya.
"Palalu."
"Pulang sekolah strabuxxs yuk Clar." Ajak Jeselyn.
"Iya tuh udah lama ga nongkrong cantik kan." Balas Sienna.
"Duh. Gue nanti mau pergi sama nyokap gue,"
"Elah.." Ucap Sheren.
Kringgg... kringgg..
"Elah.. udah bel aja," ucap Sienna sambil mengendus kesal.
Akhirnya Jeselyn dan Sheren kembali ketempat duduk masing-masing. Mereka mengikuti pelajaran hingga waktu pulang sekolah tiba.
Mereka memasukan buku kedalam tas. Membereskan semua barang yang berada dalam tas.
Drrrttt drrrttt
Clarissa mengeluarkan HP-nya dari saku hoodienya
"Bunda udah di depan sayang,"
"ok, bun." Jari Clarissa berkutak pada HP-nya, kemudian memasukan HP-nya kembali pada hoodie yang ia pakai
"Gue duluan ya bunda gue uda di gerbang sekolah." Ucap Clarissa.
Sienna berlari menyusul Clarissa, "Sabar cuk, bareng."
Clarissa hanya mengangguk, lalu berjalan bersama dengan Sienna ke depan gerbang sekolah. Clarissa tersenyum mendapati kehadiran Elvano di lorong sekolah. Kemudian Clarissa berhenti sedangkan Sienna melambaikan tangan ke Clarissa.
"Mau bareng?" tanya Elvano.
"Emhh... bunda hari ini jemput soalnya kita mau pergi sebentar,"
"Yauda hati-hati anak kecil"
Clarissa mengendus kesal dengan panggilan 'Anak Kecil'. Lalu Elvano berjalan menuju parkiran sekolahnya
Clarissa pun berjalan ke depan gerbang sekolah nya. Clarissa mendapati mobil berplat M 1A-BRL
Kalau ada yang ngeh plat mobil bundanya adalah nama bundanya sendiri, A (Alice) sedangkan BRL(Berril). Mobil itu pemberian dari papa untuk bundanya. Sweet banget ga si?
Clarissa membuka pintu mobilnya lalu duduk di samping bundanya,
"Tumben banget bunda nyetir,"
"Karena kita mau ketempat istimewah sayang"
"Kita mau kemana sih bun?"
"Ikut aja. Bunda yakin kamu bakal senang."
Bunda-nya melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Clarissa menatap jendela yang memaparkan keindahan jalan kota Milan. Selang beberapa saat.
"Kita uda sampai,"
Clarissa mengernyitkan keningnya, menantap keluar jendela mobilnya. Di situ hanya terdapat sebuah rumah berplang 'YAYASAN MAXWALL'
"Ini tempat apa bun?"
"Kita turun aja. Mereka sudah menanti."
Bunda-nya memarkirkan mobilnya, lalu memetikan mesin mobil tersebut seraya mencabut kunci mobil dan keluar dari mobilnya dan di susul oleh Clarissa.
Bunda membuka bagasi mobilnya, Clarissa hanya menatap bundanya dari belakang. Banyak kantong kresek berisi bahan-bahan makanan. Kemudian bunda menyuruh para pelayan yang sedari tadi berdiri dari awal dia dan bundanya datang.
Clarissa mengikuti bundanya dari belakan, berjalan ke sebelah kiri lalu berjalan masuk ke dalam rumah tersebut.
Clarissa terkejut karena banyak anak kecil di dalam-nya. Di tambah beberapa pelayan yang nampaknya seperti pengasuh dari mereka.
Bundanya duduk di sofa ruang tamu sedangkan Clarissa masih terpaku dengan keadaan sekitarnya, matanya berkeliling menatap sudut yang ada disini.
"Clara, kamu mau disitu sampe kapan?"
"Eh,-"
Clarissa kemudian berjalan ke arah bundanya lalu duduk di sebelahnya.
"Bunda, sepertinya ini Panti Asuhan. Tapi kenapa bunda ngajak Clara kemari?"
"Kenapa? Apa kau sedih bunda ajak ke sini?"
"Bukan gitu maksud Clara, tapi aneh banget bunda bisa ajak Clara ke sini."
Lalu ada yang datang menghampiri mereka kemudian duduk di sebelah sofa kiri arah bunda-ya. Orang itu nampak ramah.kemudian di tambah para pelayan menyajikan teh untuk kita yang sedang duduk di ruang tamu.
"Terima kasih atas bantuan-nya Bu Alice." Ucapnya pada bunda sambil tersenyum
"Ku kesini bersama putri ku. Clara kenal kan ini Nat kepala pengurus yayasan di sini."
Wanita tua itu menjulurkan tanganya, "Panggil saja aku Mam Nat mungkin kalau sulit panggil Mam saja tak perlu sungkan"
"Aku Clarissa panggil saja Clara." Ucap Clarissa sambil membalas juluran tangan dari Mam.
Clarissa menghadap bundanya, "Bunda sering ke sini?"
"Ini dulu yayasan pendirian ayah bunda, opah mu yang udah di surga sayang. Bunda ingin kamu menerusi yayasan ini, mungkin kalau bunda dan papa sudah tiada atau sedang dalam bahaya. " Ucap bundanya dengan nada serius.
"Maksud bunda? Clara ga paham loh.." Ucap Clarissa sambil menatap bunda-nya meminta penjelasan.
"Kamu sekarang ketua dari yayasan ini, yaitu Yayasan Maxwall. Berarti kamu harus bertanggung jawab penuh dari yayasan ini. Mam nanti bakal bantu kamu dalam menjalankan yayasan ini sayang."
Clarissa masih menatap bundanya tak percaya. Kemudian mengangguk paham atas penjelasan dari bundanya.
"Kau tidak ingin melihat keadaan disini nak? Biar lah seorang pelayan menemani kamu berkeliling nak."
"oke bun, Clara mau liat dan bermain sebentar bersama anak-anak di sini."
******
T. B. C.
.
.
Alice Ananda Berril
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Scientists
RomanceDewasa, Bahkan rasa ini pernah ada untukmu. Jantung ini pernah berdetak hebat karena mu, suara serak mu masih teriang di kepalaku. Sakit. Kata yang cocok untuk sosok Clarissa Alexa Berril. Harapan yang telah ia pendam bertahun-tahun menjadi sebuah r...