"Aku berangkat ke kantor ya?"
Cup.
Zayn nyium pangkal kepala ku.
"Wait.... come here."
Cup.
Dan itu gantian aku yg menciumnya. Tapi di bagian pojok bibir kanannya.
"Emm... ujung bibir kiri ku merasa iri."
Godanya, dan aku mengangkat bahu ku memberikan tatapan 'i don't care' padanya. Ini sudah beberapa bulan dan akhirnya aku putuskan merubah sikap dan pandangan ku terhadap zayn. Aku juga lelah jika harus terus membencinya, dia malah semakin baik pada ku. Dan kalau aku nekad untuk terus jahat, aku takut aku akan benar-benar menjadi orang jahat pada semua orang hanya karena beban cinta ku terhadap satu orang. Lebih baik aku merubah sikap ku padanya, toh harry sudah benar-benar menghilang tanpa jejak. Tidak ada gunanya lagi aku mengaharapkannya, dia pasti marah dan tak ingin berhubungan lagi dengan ku.
"Cepatlah berangkat sana, nanti kamu telat sampe kantor."
Zayn lantas berjalan dan sesampai di ambang pintu aku memanggilnya.
"Zaynn....!!?" zayn membalikkan badan. Menatap ku penuh curiga.
"Iya Ana ada apa?" tanyanya pada ku.
"Emm... bolehkah aku pergi keluar hari ini?"
"Keluar? kemana?"
"Aku ingin berbelanja kebutuhan dapur."
"Apa? Tidak perlu Ana, aku akan menghubungi pusat sayur langganan untuk mengirim sayuran dan yang lainnya untuk kebutuhan kita selama beberapa minggu ke depan. Jadi tidak perlu repot-repot belanja sendirian."
"Iyah aku tau.. tapi aku bosan di rumah terus zayn. Selama beberapa bulan ini aku di rumah terus. Aku ingin belanja sesuatu yg ku sukai dan sekaligus refreshing, bolehkan?"
Zayn terlihat menimbang-nimbang.
"Boleh ya? Ya boleh ya? Zayn please.."
"Hm, baiklah. Kamu boleh keluar sesuka mu. Tapi tunggu aku pulang kerja. Aku akan menemani mu, aku akan pulang cepat hari ini."
Eeerrr... mulai nyebelin, masa keluar belanja aja mo di temenin. Dipikirnya aku anak kecil apa. Dasar nyebelin.
"Tidak.. aku tidak mau. Kamu fokus kerja saja, aku pergi sendiri. Toh supermarket dekat kok. Ngapain harus ditemenin? Kayak anak kecil aja kemana-mana di temenin."
Aku melipat tangan di depan dada. zayn meraih tangan ku dan menciumnya.
"Ana... maaf, aku cuma takut kamu kenapa-kenapa. Jadi biar aku menemani mu ya?"
Over protective banget sih nih orang.
"Zayn.. kamu nyebelin tau. Aku bukan anak kecil yg harus ditemani kemana-mana. Kalo kamu tidak mengijinkan ku pergi kemanapun, bilang saja. Jangan sok menghawatirkan ku seperti itu. Kamu berlebihan, dan menyebalkan."
"Okay baiklah. Lakukan apa yang kamu mau sayang. Aku akan menuruti semua keinginan mu, dan janji tidak berlebihan lagi. Asal kamu jangan marah ya? Dan tetap berhati-hati di manapun kamu berada."
Jelasnya lembut, aku mengangguk pelan. Akhirnya bisa juga membujuk pria posesif ini
"Oke... gitu donk dari tadi. Aku janji gak akan lama kok. Cuma belanja aja."
"Iyah sayang aku tau, kalo gitu hati-hati ya belanjanya. Dan hubungi aku kalau butuh bantuan."
"Oke zayn! asiik.. akhirnya belanja jugaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM & I
RomansaBIASAKAN BACA SAMBIL VOTE!!! Untuk 18+, dan beberapa kata-kata kasar!!! ©Copyright 2020 by @babysugar9898