Part 09 : Saat Dia Sakit

36 4 0
                                    

•°•°•°•°•°• 🎬 •°•°•°•°•°•

Ima selalu membuatku panik saat sakit. Hebatnya, dia menyembunyikan demamnya semalaman. Aku terkejut melihatnya terbangun dengan wajah pucat. Aku sempat curiga ketika menemukannya tidur membungkus diri dengan selimut dan tidak bergerak sedikitpun.

Aku mengomel sebelum mengambil kompres. Dia jelas kehujanan setelah sempat menungguku di lobi. Tapi kenapa dia pergi begitu saja, mengabaikan pesanku dan tidak menelponku? Kalau dia menahan amarahnya sejak sore itu, dia pasti salah paham akan sesuatu. Apa mungkin Ima juga sempat melihatku saat bersama karyawan magang, dan-

Ah. Dia cemburu, benar? Astaga! Ima bisa salah sangka. Dia pasti melihatku saat itu. Aku sedang mencairkan suasana dan memberikan motivasi, anak trainingku hampir dikeluarkan karena permasalahan rumit. Ima menangkapnya berbeda.

Aku sudah membujuknya berobat, tapi dia bersikeras menolak. "Aku takut dokter, aku 'kan hanya demam. Untuk hari ini temani aku saja," katanya. Bukan dokter yang membuatnya takut, tapi mungkin diagnosanya. Dia tahu kami benci ke rumah sakit.

Kuputuskan menuruti keinginannya mengambil cuti. Itu lebih baik. Semoga dengan begitu, rasa cemburu yang dipendamnya bisa mereda.

—Aqsha Abbasyi

It's A Secret for My Wife (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang