ǝɔuǝpuǝdǝᗭ ,- Hunting

293 56 11
                                    

Guys, kangen Dependence?


ǝɔuǝpuǝdǝᗭ

     Pagi - pagi sekali, Yerin dikejutkan oleh kedatangan kawan - kawannya di kediaman Cho. Ia tak menyangka jika para kawannya itu akan sangat leluasa ketika berada di sana.

"Oh?" Hayoung teralih. Membuat yang lain ikut memalingkan wajah mereka pada Yerin yang tengah menuruni anak tangga. "Udah bangun?"

Yerin tak menjawab. Pandangannya justru mengedar ke seluruh penjuru ruangan. "Seungyoun mana?" katanya, lantas menduduki tempat kosong di sebelah Jennie.

"Rin, please deh. Kita datang ke sini tuh bukan untuk jawab pertanyaan lo tentang dimana Seungyoun sekarang." Sejeong menyahut dengan nada sarkas. Adik dari Kim Jaehwan itu menyandarkan punggungnya pada kepala sofa serta melipat kedua lengan di depan dada seraya menatap Yerin tak bersahabat. "Gak usah pura - pura okay gitu. What happened with your yesterday night?"

Entah apa yang salah dari cara Sejeong menyampaikan pertanyaan. Situasi tersebut malah membuat Yerin tertawa dengan sangat kencang. "Bentar Je, bentar. Muka lo lucu banget sok - sokan galak kayak anjing gila yang ada di pengkolan gang kampus."

Gelak tawa jadi mengudara dimana - mana.

"Kata gue juga apa?! Batu sih lo!" sahut Chungha, melempari Sejeong dengan kripik tempe milik Joy.

"Pake banget, Ha. Untung aja gak lumutan." Jennie menimpali sambil terus menendang - nendang tulang kering Sejeong.

Yang ditendang juga langsung menendang balik dan memasang wajah masam. "Berisik, jingan." serunya pada Jennie. "Tapi gue bener 'kan?"

"Bener apanya? It is fine. Last night I was just fine.

"Katanya udah tau. Tapi kok masih nanya - nanya. Gak jelas nih si kutu." ejek Jennie, sekali lagi.

Sejeong sempat melempar tatapan belati pada adik dari Kim Taehyung itu sebelum akhirnya kembali terfokus. "Yerin, jangan gitu sama gue. Asal lo tau, ya. Gue punya informan teraktual, terpercaya, terhandal, yang bisa kasih tau informasi apapun termasuk apa yang terjadi kemarin malam."

Lagi - lagi, Yerin tak mengindahkan perkataan Sejeong. Gadis berkulit pucat itu lantas berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan kawan - kawannya di ruang tamu sana.

"Gue baru tahu lo punya informan. Siapa, Je?" Joy melayangkan tanya begitu Yerin berlalu. Menurutnya, Sejeong tak perlu melakukan hal demikian hanya untuk membuat Yerin buka suara perihal apa yang terjadi kemarin malam. Selama lebih dari lima tahun menjalin persahabatan, mereka semua -- termasuk Sejeong -- seharusnya sudah tahu bagaimana Yerin ketika berada di situasi seperti ini. Lagipula, lambat laun Yerin juga pasti akan berbagi cerita pada mereka.

"Gak ah. Informan gue ini anggota Intel. Jadi gak sembarang orang bisa tahu identitasnya."

Mendengar itu Hayoung jadi merasa kesal. Ia tak kuasa menahan bola matanya yang benar - benar ingin memutar sampai akhirnya mencibir tak peduli. "Tsk, palingan juga Wonu."

"Eh? Lo tau dari siapa, Young?"

Wait a minute! Sejeong kau tak gila 'kan? Mereka semua terkejut mendengar pertanyaanmu yang baru saja mengudara. Tidak, tidak. Keterkejutan mereka bukan semata - mata hanya karena tebakan Hayoung. Akan tetapi terkejut yang benar - benar terkejut mengenai ketidakpercayaan mereka terhadap kenyataan yang ada.

"Serius Je?!" tanya Chungha memastikan.

"Iyah."

Menurut Chungha, Jennie maupun Joy. Sejeong dan Wonwoo itu bagaikan air dan minyak. Boro - boro ingin bertukar informasi. Setiap bertemu saja pekerjaan mereka hanya bertengkar. Sudah sangat jelas mengapa tiga gadis tersebut menghantam kepala Sejeong menggunakan majalah - majalah yang sebelumnya tergeletak di atas meja.

•DEPENDENCE ; CSY & JYR•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang