Part 9

979 152 6
                                    

Younghoon dan Yuju dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Hyunjae yang sejak semalam tak sadarkan diri, benturan keras di kepalanya menyisakan luka yang cukup parah

Sejak tadi Yuju hanya diam sambil memperhatikan jalan yang mereka lewati dari kaca yang ada di sampingnya

"Hei, kau masih shock?" Ucap Younghoon, namun Yuju hanya menggeleng

"Lalu ada apa?" Lanjutnya

"Aku hanya tidak enak pada Eunha. Karena aku, Hyunjae jadi terlibat dalam masalah ini."

"Jangan salahkan dirimu sendiri, ini semua hanya musibah. Tidak ada yang mau ini terjadi." Kata Younghoon

•••

Sudah semalaman Eunha hanya duduk di samping ranjang dimana Hyunjae berada, sekarang ia hanya bisa memandangi wajah pria itu sambil berdoa dalam hati, berharap agar tak terjadi apa-apa pada suaminya itu

Tak lama seseorang mengetuk pintu kamar, ternyata itu adalah Hyunjoon yang wajahnya dapat terlihat dari kaca yang ada di pintu itu

"Hyunjoon? Silahkan masuk."

"Apa kabar Eunha noona?" Kata Hyunjoon sambil menaruh buah-buahan yang ia bawa

"Aku baik, bagaimana denganmu?"

"Aku juga. Ibu dan ayah bilang mereka dalam perjalanan menuju Seoul, mungkin nanti malam baru sampai." Ujar Hyunjoon

"Bagaimana kondisi Hyunjae hyung?" Lanjutnya

"Seperti yang kau lihat, ia masih belum siuman." Jawab Eunha sambil mengusap kepala Hyunjae

"Sudahlah jangan menangis lagi. Aku yakin Hyunjae hyung akan baik-baik saja, dia pria yang kuat."
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, itu adalah Yuju dan Younghoon

"Yuju? Younghoon?"

"Eunha, bagaimana kondisi Hyunjae?" Tanya Yuju

"Hyunjae masih belum siuman sejak semalam. Dokter bilang luka di kepalanya cukup parah sehingga harus mendapat beberapa jahitan."

"Aku benar-benar minta maaf, Eunha." Kata Yuju merasa bersalah

"Tidak Yuju, jangan salahkan dirimu. Justru aku senang Hyunjae berhasil menyelamatkanmu."

•••

Sampai siang hari Hyunjae masih belum sadarkan diri

"Sayang, ku mohon bangunlah. Apa kau tak ingin melihatku dan Jaeha lagi? Kau bilang kau menyayangi kami 'kan? Aku berjanji akan melakukan apapun asalkan kau bangun, kau boleh meminta apapun. Sepatu baru, action figure baru dan apapun itu." Kata Eunha sambil menggenggam tangan Hyunjae

Tiba-tiba jari tangan Hyunjae sedikit bergerak. Eunha yang menyadarinya berharap Hyunjae segera cepat sadar, dan benar saja, perlahan pria itu mulai membuka matanya

"Sa- sayang? Kau sudah siuman?" Kata Eunha sambil menggenggam tangan Hyunjae lebih erat

"Kepalaku, kenapa terasa sangat sakit?"

Eunha langsung memeluk Hyunjae, membuat pria itu membulatkan matanya karena terkejut

"Hei, kau kenapa?" Tanya Hyunjae dengan lembut

"Kau tau? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kau tidak bangun lagi."

"Jangan berlebihan, sudah berhenti menangis!" Hyunjae hanya tertawa melihat ekspresi wajah Eunha

"Kenapa kau tertawa?" Ujar Eunha sambil menghapus air matanya

"Sudah ku bilang 'kan? Kau jauh lebih menyayangiku daripada aku menyayangimu." Kata Hyunjae sambil tertawa kecil

"Kau ini! masih sempat bicara seperti itu!"

•••

Sebelum pulang ke rumah, Yuju dan Younghoon mampir sebentar ke sebuah restoran ramen untuk makan siang. Segera mereka memesan makanan dan mencari meja yang kosong

Tak lama seorang pria berkemeja putih dengan dasi biru dongker masuk ke dalam restoran itu, membuat lonceng yang ada di pintu berbunyi nyaring

Mata sayu pria itu menyapu seisi ruangan mencari meja yang kosong. Namun tak ada hasilnya, semua meja disini sudah terisi

"Bukankah itu? Lee Juyeon!" Panggil Yuju setelah tak sengaja melihat pria itu

Merasa terpanggil, pria itu langsung menengok ke arah Yuju

"Choi Yuju?" Katanya dengan senyuman yang manis

"Lama tak bertemu, kau apa kabar?" Tanya Yuju

"Baik, kau sendiri?" Juyeon balik bertanya

"Aku juga. Oh iya, kenalkan ini suamiku. Sayang, kenalkan ini Juyeon, temanku saat di tempat kursus dulu."

"Lee Juyeon."

"Kim Younghoon."

Kedua pria itu saling berjabat tangan sambil memperkenalkan diri masing-masing

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Lanjut Yuju

"Benar, terakhir 7 tahun."

"Wah kau sangat mengingatnya."

"Tentu saja, mana mungkin aku lupa."

Sejak tadi Younghoon tak menunjukkan wajah ramah dan senyumannya, ia terlihat tidak menyukai kedekatan Yuju dan temannya itu

"Kau kesini sendirian?" Tanya Yuju

"Iya, aku kesini untuk istirahat makan siang. Kantorku tidak jauh dari sini." Ujar Juyeon

"Ah begitu." Kata Yuju sambil menganggukkan kepalanya

"Hm ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu ya." Ucap Juyeon

"Bukankah kau baru datang? Kau pun belum memesan makanan." Tanya Yuju heran

"Aku makan di tempat lain saja. Disini sangat ramai, tidak ada meja yang kosong."

"Kalau begitu duduk saja disini, bersama kami." Kata Yuju

"Apa? Tidak, tidak perlu. Kalian makan berdua saja, aku akan makan di tempat lain. Aku tau restoran lain dekat sini."

"Jam makan siang hampir berakhir, makanlah bersama kami. Sayang, tidak masalah kan kalau Juyeon bergabung?"

"Ah iya tidak masalah, duduklah." Kata Younghoon yang sejak tadi hanya diam

"Baiklah, terimakasih." Akhirnya Juyeon ikut bergabung bersama mereka

Pelayan akhirnya datang membawa makanan yang sudah mereka pesan beberapa saat lalu

"Maaf menunggu lama." Kata pelayan itu sambil menaruh satu persatu makanan ke atas meja

"Kami ingin pesan lagi, Juyeon pesanlah." Kata Yuju

"Tolong ramen chicken katsu satu."

"Itu saja?" Tanya pelayan

"Iya."

"Baik, mohon di tunggu."

"Tunggu-tunggu, kenapa ramen ini pedas? Bukankah tadi sudah dibilang, yang satu pedas satu tidak. Kau tidak mendengarkan?" Kata Younghoon setelah mencicipi kuah ramen miliknya

"Ma- maaf, saya tidak tau. Maukah kau menunggu sebentar lagi? Biar kami ganti ramennya."

"Sudah, tidak perlu. Aku jadi tidak selera makan." Younghoon terlihat sangat kesal

"Hei, tidak perlu marah seperti itu. Ya sudah bawa lagi saja ramen itu." Kata Yuju dengan lembut

"Sekali lagi kami minta maaf atas kecerobohan ini."

"Sayang, sudah jangan tekuk wajahmu. Ini masih ada sushi, makanlah." Yuju berusaha membuat Younghoon lebih tenang

"Untukmu saja, aku sudah tidak nafsu makan." Kata Younghoon dengan wajah yang marah

"Jangan begitu, seperti anak kecil saja."

.

.

.

TO BE CONTINUE

Gustas Tu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang