***
Kenzie pov
Malam ini selesai Billah kerja aku akan nenjemputnya dan mengajak dia sekedar makan atau jalan. Dan satu lagi aku harus ungkapi apapun selama ini yang aku rasa. Ya, aku akan mengutarakan perasaan ku dan aku akan jadikan Billah pacarku. Soal perbedaan itu ngak tahu kenapa egois ku lebih dominan, aku mengesampingkan perbedaan antara kami, yang penting Billah jadi milikku, hanya untukku.
Selagi memilih baju yang pas sambil bersenandung aku bingung harus seperti apa di depan bilang.
Tokk. Tokk
Sosok adikku Kennedy atau disapa Ken. Dia masuk sambil memperhatikan ku yang menyerakkan kamarku beserta lemari ku, aku tahu sebentar lagi watak wartawannya dan kekepoan dia pasti akan muncul.
"Ko, ini ngak salah?" tanya nya. Benar kan aku sudah yakin hal itu pasti di tanyakan nya
"Ngak" jawabku singkat
"Mau kencan ya ko. Sama siapa? Aduh jangan bilang sama cewek berhijab yang kerja di tempat kursus itu, ko dia kan-" ucapannya terpotong saat suara dingin dan tegasku berucap
"Ngak usah ngatur hidupku kalau ujungnya kau akan berada disalah satu tempat tidur rumah sakit". Kan benar dia langsung kincep
"Dan satu lagi, urusan ku suka atau ngejalani apapun denganNya kau ngak usah ikut campur, ini urusan koko dan kau ngak ada hak" ucapku sambil mengambil setelan yang akan aku gunakan saat ketemuan dengan Billah.
"Ok, aku cuman ingati, ngak akan ada yang mendukung kalian. Ngak! Sekali pun aku, aku juga ngak yakin kalian akan bersatu, ingat ko aku cuman ingati kalian itu berbeda. Kau dan Dia itu B.E.R.B.E.D.A" ucap Ken dengan kalimat berbeda penuh penekanan.
Ku tarik nafas dan kehembuskan berat dan kasar dan langsung menatap matanya dengan tajam. See, dia langsung tegang saat melihat sorot mataku yang seakan siap menerkamnya.
"Pintu keluar ada sebelah sana, silahkan keluar atau nyawa anda ngak tertolong jika masih dikamar ini" ucapku sambil tetap menatap matanya.
"Ok aku keluar" ucapnya tapi sebelum menutup kembali knop pintu betapa menohok ucapan Ken. "Jika koko masih egois, sebaiknya pikirkan dari sisi cewek itu dan Keluarga kita, jangan dari sisi koko doang" ucapnya sambil membanting pintu kamar.
Setelah dia meninggalkanku, aku menutup mata ku dengan sesekali hembusan keras keluar dari mulutku. Berat tapi ego ku mengutamakan ku kali ini. Billah. Perempuan itu udah bisa buat aku jatuh lebih perasaan dalam padanya.
Ku rebahkan badanku, ku tatap langit kamarku sambil menyentuh dada dan aku menutup mata ku sambil berfikir apakah aku siap atau cuman ingin sekedar tahu. Billah. Wajahnya selalu muncul. Senyumannya begitu tenang buat aku tak sadar juga ikut tersenyum.
Ya biarkan ego ku menguasaiku saat ini. Ku lihat jam sudah menunjukkan jika 1 jam lagi billah selesai kerja.Aku langsung ngacir ke kamar mandi membiarkan kamarku masih berserakan.
Billah, semoga kamu mau menerima dan aku akan menjagamu, ucapku dalam hati.
Kenzie pov end
Billah pov
Sudah waktunya pulang, aku bersiap-siap karena teman ku bilang bahwa kenzie sudah menunggu ku. Aku memoleskan sedikit bedak dan liptint yang ku pakai, sedikit parfum dan handbody begitu jugag penampilanku ku rapikan. Aku siap. Aku ngak tahu kenapa kenzie bisa mengajakku.
Menemuinya tak lupa aku memberikan senyum simpul ku dan menyenggol lengannya supaya dia sadar aku sudah ada.
"assalamualaikum eh maaf hai" ucapku, kebiasaan ku ketika ketemu dengan siapa saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Keyakinan
Teen FictionTentang kisah Billah dan Kenzie.. Dua insan yang saling memberikan semangat dan senyuman satu sama lain harus terjarakkan karena ada nya PERBEDAAN .... Billah memegang Tasbih di Tangannya.. sedangkan Kenzie memegang Patung Buddha di genggamannya...