****
Author povSetelah membersihkan diri dan bersiap turun ke bawah, kenzie mendapat pesan grup teman geng motornya akan berkumpul setelah jam pulang sekolah besok. Kenzie yang tidak membalas pun meletakkan kembali hape nya dan berjalan keluar kamar. Menutup pintu bersamaan kenan maupun ken keluar.
"Ayo ko kita turun, akong, ama, papa dan paman wendi sudah dibawah" ujar ken
"Hmmm" jawab kenzie lalu meninggalkan ken dan kenan yang tercengang akibat jawab kenzie
"Koko lu tuh, ngak tahu terimakasih. Ih gemes wa pengen wa buang ke rawa-rawa" ujar ken
"Ko jangan gila dulu.RSJ masih banyak pasien" ujar kenan berlari agar tidak kenak amukkan seorang ken
"Ini bocah, ngak abang ngak adik sama aja. Wa pites pala lu semua" ujar ken
"Kan ngomong sendiri lagi, yaudah lah mending makan. cacing-cacing di perut butuh asupan bergizi" ken sambil bernyanyi dan berjalan turun untuk bergabung dengan keluarga nyaBelom sampai ke meja makan, ken mendengar obrolan sang papa, paman dan koko nya
"Jika menurut kamu itu yang terbaik, baiklah. Papa akan kabulkan. Ingat, jika kamu bersungguh-sungguh untuk melakukannya" ujar sang papa
"Apa kau yakin dengan keputusan mu" tanya sang paman
"Aku yakin. Itu pilihan anakku, dia akan meyakinkan diri setelah lulus sekolah" ujar sang papa mutlak
"Baiklah, kita ke ruang makan. Mereka mungkin sudah menunggu" ujar sang papa yang di anggukin paman dan kenzie
"Apa yang mereka omongin ya" ujar ken masih terdiam mendengar omongan papa dan pamannya
Diruang makan tidak ada yang bersuara, hanya dentingan sendok dan garpu. Kenzie tidak tahu kenapa bisa berbicara bahkan membuat kesepakatan kepada sang ayah. Itu mutlak tiba-tiba keluar dari bibirnya. Dia ngak tahu, tapi hatinya berdesir hangat ketika mengajukan permintaannya. Dia tidak menyalahkan dirinya karena seenaknya buat berkata seperti itu. Dan dia senang jika sang papa menyetujui nya. Hah, andai mama nya ada disini mungkin mama nya akan menasehatinya dan bahkan memberi saran lebih kepadanya.
"Sstt... Ko, kenapa melamun? Gak enak ya masakan ama?" tanya kenan
Mendengar panggilan sang adik bungsu membuat kenzie menoleh dan tersenyum simpul ke sang adik lalu mengacak rambut kenan membuat si empedu merucutkan bibirnya, hal itu membuat kenzie makin tersenyum.
Melihat itu, ken juga melihat perubahan didalam diri Kenzie, sedari tadi kokonya hanya makan dan tanpa suara, emang kenzie juga selama ini selalu diam saat makan tapi kali ini berbeda, ken hendak menanyakan, tapi di urungkan karena ama nya telah melerai
"Eh eh sudah jangan bercanda lagi. Kalian beso sekolah kan? Yaudah. Sana siap-siap belajar habis itu kalian tidur. Jangan bergadang, ok" pesan sang nenek
"Hmm/baik ama" ujar ketiga cucunya. Dan neneknya maklum mendengar jawaban kenzie yang singkat
Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk ke kamar masing-masing. Begitu juga ken. Dia langsung menuju kamarnya dan mengunci dari dalam.
Dia masih berfikir, obrolan apa yang dibahas 3 pria tadi. Memikirkan itu membuat ken pusing dan dia menjatuhkan tubuhnya
"Kenapa perasaan ku dari tadi ngak enak ya, hah aku harus gimana" tanya ken pada diri sendiri
Tidak tahu entah sadar atau ngak ken mengambil ponselnnya dan menelfon nomot itu. Ngak tahu dia butuh seseorang yang bisa menjelaskan kenapa dan menurutnya orang ini bisa
"Halo" jawab orang seberang sana
"Ha.. Halo Bel" ujar ken. Dia tidak tahu kenapa dia bisa menghubungi belva. Tapi menurutnya belva bisa memberikan solusi untuk masalahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Keyakinan
أدب المراهقينTentang kisah Billah dan Kenzie.. Dua insan yang saling memberikan semangat dan senyuman satu sama lain harus terjarakkan karena ada nya PERBEDAAN .... Billah memegang Tasbih di Tangannya.. sedangkan Kenzie memegang Patung Buddha di genggamannya...