lima - kegelisahan

775 114 20
                                    

Terik matahari hampir membakar tubuh nya, Hoseok menyeka keringatnya yang berjatuhan. Hari ini ia bekerja dengan mood yang tak cukup baik, sebab ia tahu siapa yang akan Jungkook temui hari ini.

Perasaannya kacau, sesuatu yang tak enak mendekap di hati nya sepanjang hari ini, berbagai pertanyaan berputar di kepalanya. Apakah pertemuan itu berjalan lancar? Apakah kini Jungkook sedang menghabiskan waktu nya dengan Taehyung? Rasanya Hoseok ingin memusnahkan segala macam asumsi yang terbuat begitu saja.

Berkali-kali ia memeriksa ponsel juga jam kulit lusuh nya, menunggu Jungkook mengabari nya. Sayang sekali, mereka tak cukup sering bertukar pesan, mungkin itulah alasannya kenapa Jungkook tak kunjung mengabari nya.

"Jangan melamun disana!" teriak sang mandor di atas gedung lantai dua yang sedang di bangun.

Hoseok terkejut dan spontan menundukkan tubuhnya beberapa kali. "Maafkan aku, maafkan aku," rapal nya sambil berlalu dengan lankah-langkah yang besar.

Hoseok segera beranjak setelah mengumpulkan dus-dus bekas dari gedung baru itu.

Langkahnya terhenti begitu saja ketika mendengar percakapan dua pekerja disana.

"Bagaimana bisa So Kwang tak hadir?!" bentak salah satu dari dua orang itu.

Pria lainnya hanya menunduk, bergumam berusaha menjelaskan situasi nya. "Ia tak datang karena ada keperluan keluarga yang tak bisa di tinggalkannya," cicit nya.

"Setidaknya kau harus membawa pengganti! Kau tak lihat bagaimana kita kewalahan seperti ini?! Bodoh!" Pria jangkung itu berlalu dengan wajah kesal nya.

Hanya mendengar tak setengah dari percakapannya saja, Hoseok bisa tahu kemana arah pembicaraan itu. Pengganti. Dengan berbagai keraguan di hatinya, Hoseok memantapkan diri untuk melangkah ketika sosok Jungkook muncul begitu saja di pikirannya.

"M-maaf, permisi. Apakah kau sedang membutuhkan tenaga bantuan?" tanyanya sopan.

Si pria itu menatap Hoseok sejenak lalu menganggukan kepala nya beberapa kali. "Ya, salah satu pekerja sambilan kami tak hadir, karena itu kami kekurangan personil hari ini," jawabnya.

Seperti diberi amplop di siang bolong, Hoseok terseyum cerah, senyum pertamanya setelah Jungkook memutuskan untuk pergi ke panti. "Apakah aku bisa menjadi penggantinya? Aku akan melakukan yang terbaik!" ungkap nya dengan tatapan penuh harap.

Si pria itu melotot sebagai reaksi terkejut nya. "Benarkah?" Betapa bahagia nya ia, aksi Hoseok hari ini benar-benar menyelamatkannya, tak banyak orang yang di kenalnya setelah satu bulan menetap di Seoul. Menemukan pengganti untuk pekerjaan ini membuat ia tak henti mengucapkan terimakasih. "Terimakasih atas bantuanmu."

Hosoek menggeleng keras dengan tangannya yang juga ikut bergerak. "Tidak.. Aku yang harus berterimakasih. Apakah aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dulu? Aku hanya membutuhkan waktu satu jam, aku akan kembali dengan cepat."

Pria itu mengangguk dengan senyumnya. "Iya, tak masalah. Temui aku di pos itu jika kau sudah datang."

Hoseok hendak berlalu namun satu pertanyaan dasar menghambat langkah nya. Hoseok berbalik menatap pria itu. "Omong-omong, apa yang harus ku kerjakan?"

Si pria itu menepuk dahi nya, sama-sama lupa untuk tak menjelaskan tugas Hoseok disini. "Kau akan bersama ku mengangkat semen-semen itu ke atas mobil. Kita akan mengangkat apapun yang perlu kita angkat. Kau tak keberatan kan jadi tukang angkat?"

PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang