sepuluh - bring him back!

1K 114 28
                                        

Berhenti dengan kesedihannya, pagi ini Taehyung pergi ke kantor dengan tubuh yang segar, rambut nya masih setengah basah dengan kantung mata tebal dan kulit pucat. Langkah tegas bergema di sepanjang koridor, ruangan di ujung lorong sana yang menjadi tujuannya.

Ketukan sebatas formalitas ia lakukan, sebab ia masuk bahkan sebelum sang empunya kantor mempersilahkan. "Bang Pd-nim, ada yang ingin ku bicarakan," ujar nya to the poin.

Pria tambun itu mengangkat kepalanya, mengabaikan kertas yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya. "Sejin mana? Kenapa kau datang tanpa nya?"

Taehyung menarik kursi dan duduk di hadapan sang atasan. "Aku ingin membicarakannya langsung padamu, mengenai kontrak yang pernah kita sepakati tujuh tahun lalu."

Sadar topik yang akan di bicarakan bukanlah topik yang ringan, pemilik agensi itu memberi seluruh atensi nya pada pria yang sepuluh tahun lalu datang menemuinya, dengan baju lusuh dan tubuh kurus. "Silahkan," timpal nya.

Taehyung menarik napas nya dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Aku sudah menemukan Jungkook."

Jantung pria di hadapannya seakan berhenti bekerja beberapa sekon, mengambil napas lebih dalam untuk mengembalikan kewarasaannya. "Adikmu?" tanya nya memastikan.

Taehyung mengangguk mantap. "Ya. Aku menemukan adikku yang sepuluh tahun lalu ku tinggal pergi untuk bergabung disini."

Pria berumur 50 tahunan itu bungkam beberapa waktu, mengerti kemana arah pembicaraan akan berlangsung. Kim Taehyung, dari awal Bang Shinyuk sudah bisa memprediksi bagaimana masa depannya, pesona yang dimiliki oleh nya tak bisa di bohongi. Agensi yang semula kecil itu kini ikut berkembang dengan cinta penggemar untuk Kim Taehyung. Dia adalah aset berharga untuk perusahaan ini. Melepasnya? Tidak akan mungkin ia lakukan. "Lalu?"

Taehyung menatap tegas kedua bola mata pria di hadapannya. "Kau sendiri tahu alasanku berada disini, aku ingin memberikan kehidupan yang layak untuk adikku. Sepuluh tahun ku habiskan disini, menerima semua tekanan dari mu, berusaha keras agar menjadi artis yang bisa di cintai oleh banyak penggemar. Mengabaikan keinginanku, mengorbankan perasaanku. Sepuluh tahun waktu yang sangat lama, dan kini aku sudah berada di puncak. Sudah cukup bukan? Aku ingin kembali hidup dengan adikku, tanpa menyembunyikan identitas nya, tanpa memanipulasi masa lalu ku," ucapnya tanpa memelas.

Bang Shinyuk menarik napas dalam lalu meremas kedua tangannya. "Kau sudah melangkah sejauh ini, Kim Taehyung. Kau bisa mendapat semua yang kau inginkan, kau bisa kehilangan semua nya jika kau melangkah tanpa mempertimbangkan banyak hal."

Taehyung tertawa remeh. "Mendapat semua yang ku inginkan? Oke, sekarang keinginanku hanya bisa bersama dengan adikku, maka kau harus memberikannya untukku. Balasan dari mu untuk aku yang ikut berkontribusi membesarkan nama agensi ini,"

Bang Shinyuk mendesah sempurna. "Bagaimana penggemarmu akan menilai kita? Masyrakat semua akan terkejut jika kau tiba-tiba mengangkat Jungkook ke awak media. Taehyung, ingat masa lalu mu sudah berubah, kau bukanlah anak panti yang memiliki seorang adik!" ingat pria itu.

Taehyung menggebrak meja kasar, tak peduli dengan jabatan yang tersemat di depan nama pria di hadapannya. "SAMPAI KAPAN AKU HARUS MENYEMBUNYIKAN KEHIDUPANKU?!" Teriak nya dengan panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Wajah hingga leher nya sudah memerah sempurna, dada nya naik turun saking emosi menguasai tubuhnya. "Sampai kapan aku harus menyakiti Jungkook, hm?" lirih nya.

Mata nya berkaca namun ia lebih dari mampu untuk tak menjatuhkan cairan menyedihkan itu di hadapan Bang Shinyuk. "Kau bilang perusahaan akan mengatasi nya, kau bilang akan bertanggung jawab untuk apa yang kalian ucapkan kala itu. Aku tak pernah keberatan jika semua orang mengetahui asal-usul ku, jika penggemarku mencintaiku dengan tulus mereka akan tetap mendukungku tak peduli latar belakang ku seburuk apa, dan kau memilih untuk merombak masa lalu ku, membatasi ruang gerakku, menutup segala akses untuk bertemu adikku. Jadi, sampai kapan aku harus hidup seperti ini?" Taehyung merasa sia-sia telah berucap menyedihkan seperti itu, nyatanya orang di hadapannya tak akan pernah mengerti perasaannya.

PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang