~~~ HAPPY READING ~~~
"Ya, Kyuhyun~ssi!"
Ji Ahn berseru, tepat ketika ia menggeser layar ponselnya dan menempelkan benda persegi panjang itu di telinganya. Ya, wanita itu tidak memiliki pilihan lain. Dan menerima panggilan Kyuhyun, itulah yang dipilihnya.
"Aku senang akhirnya kau menerima panggilanku." Ujar Kyuhyun di ujung sana, tak menyadari jika keadaan wanita yang tengah dihubungi sekarang ini sangatlah mendesak. "Aku ingin-"
"Ah, Jinhee~ssi?" Potong Ji Ahn, sengaja memang. Ia juga melirik wanita di depannya yang saat ini tengah menatapnya lekat-lekat. "Ya, dia ada di sini. Ka-kau ingin berbicara dengannya?" Raut wajahnya nampak tegang ketika mengatakan kalimat itu, berharap Jinhee tidak akan menaruh curiga atau apapun.
"Jinhee?" Kyuhyun membeo. Sepertinya pria itu mulai menyadari sesuatu. "Tidak. Jika dia bertanya untuk apa aku menghubungimu, katakan saja padanya jika aku mengkhawatirkannya."
"Ah, begitu. Ya, baiklah."
Tut.
Secepat ketika menerimanya, Ji Ahn mengakhiri panggilan itu dengan cepat pula. Kemudian, dengan ragu kepalanya mendongak, kembali mengarahkan pandangannya pada wanita yang nampaknya tengah menunggu penjelasannya.
"Itu... benar-benar suamiku?" Jinhee kembali bertanya. Hanya saja, kali ini raut wajahnya lebih baik daripada sebelumnya. Ya, mengingat tadi Ji Ahn menyebut namanya. Sudah pasti, itu adalah suaminya. "Apa yang dia katakan?"
Ji Ahn menarik nafasnya dalam-dalam. Benar 'kan, Jinhee bahkan tidak menunggu waktu untuk segera bertanya. "Ya, itu adalah suamimu. Dia berkata jika dia mengkhawatirkanmu. Karena itu, dia menghubungiku."
Secercah senyum pun terbit menghiasi wajah Jinhee. Wanita itu nampak berseri-seri. "Astaga, dia selalu seperti itu, tsk!"
Ji Ahn tersenyum masam melihat ekspresi Jinhee. "Dia seperti itu, pasti karena dia sangat mencintaimu." Ujarnya, untuk sekedar berbasa-basi. Meskipun ia sendiri sangsi akan apa yang dikatakannya tersebut. Ya, mengingat Kyuhyun yang bahkan sering menghabiskan waktu di club malam bersama para wanita penghibur, bahkan terakhir dengan dirinya semalam. Setelahnya, Ji Ahn mengalihkan pembicaraan mereka. Ya, kembali fokus pada perayaan ulang tahun Minhyun dan Minhee.
~~~ *** ~~~
Kyuhyun memejamkan matanya sejenak. Pria itu meletakkan ponselnya di meja. Kemudian, diusapnya kasar wajahnya. Sungguh, ia tidak menyangka jika akan seperti ini. Tadinya ia hanya berpikir jika ia ingin kembali berbicara dengan Ji Ahn, untuk menanyakan keadaan wanita itu misalnya. Hanya saja, siapa sangka jika wanita itu ternyata tidak menanggapinya sama sekali? Lalu, sekalinya menerima panggilannya, Jinhee justru tengah bersamanya pula.
"Tsk!"
Kyuhyun berdecak keras. Dan lagi, bagaimana ia bias lupa jika Jinhee akan menemui Ji Ahn? Istrinya itu bahkan sudah mengatakannya tadi pagi.
Kali ini, dirinya masih beruntung, pikir Kyuhyun. Ya, ia beruntung karena Ji Ahn menyebut nama Jinhee dengan cepat. Jadi ia pun bisa berpikir dengan cepat pula. Meskipun sejujurnya ketika nama istrinya tadi disebut, itu sangatlah mengejutkan baginya.
Aku harus berhati-hati, batin Kyuhyun. Meskipun sebenarnya menghubungi Ji Ahn secara terang-terangan pun tidak masalah, mengingat masing-masing dari mereka mengadopsi seorang anak yang adalah kembar, yang pasti akan menuntut peran mereka sebagai para orang tua untuk selalu saling berkomunikasi pula. Namun, yang kali ini berbeda. Ya, berbeda konteks.
Sejujurnya, ini adalah pertama kali bagi Kyuhyun dalam berhubungan dengan seorang wanita bersuami. Dan ia sadar sepenuhnya, ini bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan. Hanya saja, setiap orang selalu memiliki kelemahan, selalu memiliki hasrat dan ego, selalu memiliki keadaan terdesak dalam hidup, serta tentunya selalu memiliki pilihan. Dan entah kenapa, kali ini Kyuhyun mulai merasa tidak dapat mengendalikan diri lagi, terbukti dari usahanya untuk selalu menghubungi Ji Ahn.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECT
Fiksi PenggemarImperfect. Tidak sempurna. Setiap orang pasti mengalami hal tersebut dalam hidupnya. Setiap hal pasti memiliki kekurangan. Ya, apapun itu. Dan sebagai manusia, tentu kita harus menerimanya - mau tidak mau. Termasuk mereka - mereka yang bernasib sama...