~~~ Happy Reading ~~~
Mereka melakukannya dengan gaya konvensional. Ya, setelah beberapa lama tentunya. Ji Ahn terlihat sudah tak berdaya. Dengan foreplay yang cukup lama, ditambah dengan libido Kyuhyun yang tinggi serta daya tahan yang jauh melebihi dirinya, Ji Ahn hanya pasrah. Karena bahkan satu kali pelepasan pun nampaknya tak cukup bagi sang pria.
Ji Ahn mulai bergerak-gerak gelisah tanpa bisa benar-benar menikmati peraduan di sana. Bahkan, kini hanya rintihan dan erangan kecil yang keluar dari mulutnya, bukan sebuah desahan yang menandakan sebuah kenikmatan. Sementara itu, kedua tangannya mencengkram kain sprei di kanan dan kirinya. Lalu dengan kepala yang mendongak, menatap atap-atap kamar, dibiarkannya Kyuhyun menjelajahi leher serta bahunya. Dan di bawah sana, jangan ditanya, Kyuhyun masih bergerak dengan teratur, menghujam serta menikmati segala pergerakannya.
Perlahan, sudut mata Ji Ahn bergerak, diliriknya jam dinding yang berada tidak jauh darinya. Ini sudah cukup lama, batinnya. "Oppa... sudah." Ucapnya akhirnya.
"Sudah apa, sayang?" Timpal Kyuhyun di sela desahannya, masih dengan bibirnya yang bergerilya di bahu Ji Ahn.
"Selesaikan dengan cepat. Aku harus segera pulang."
Dan air muka Kyuhyun reflek berubah. Nampak jelas, pria itu tak menyukai kalimat Ji Ahn. Bahkan pergerakannya di bawah sana mulai menurun. "Jangan merengek seperti itu, sayang. Kau tahu jika aku bukan pria lemah yang akan mendapatkan pelepasanku dengan cepat."
Ji Ahn memejamkan matanya sejenak. Wanita muda itu terlihat mulai tidak nyaman, ada banyak hal yang kini memenuhi benaknya, membuatnya gelisah pula sebenarnya. "Aku harus pulang. Dongwook Oppa bahkan sudah menghubungiku sejak tadi." Lirihnya.
Kalimat itu sukses membuat tatapan Kyuhyun menggelap. Tidak ada pria yang suka jika wanitanya menyebut nama pria lain, terlebih saat tengah berhubungan ranjang seperti ini. "Kau sudah berjanji untuk bersamaku, sayang." Pria itu menggeram.
Ji Ahn menghembuskan nafasnya pelan. "Hmm."
"Kau-" Kyuhyun mengangkat kepalanya, membuatnya sejajar dengan kepala Ji Ahn yang berada di bawahnya, lalu ditatapnya dalam-dalam kedua bola mata wanita itu. "Kau milik siapa?"
"Apa?"
"Katakan milik siapa, sayang!" Desak Kyuhyun.
"Milikmu." Ji Ahn memilih untuk mengalah. Ego Kyuhyun tengah berada di puncak, ia tahu itu.
"Katakan dengan jelas." Namun Kyuhyun, pria itu masih saja menuntut.
"Aku milikmu."
Sebuah senyum penuh kemenangan dan kepuasan pun tercetak di bibir Kyuhyun, sekilas dikecupnya dahi Ji Ahn. "Sekarang naikkan kakimu, lingkarkan di pinggangku. Aku ingin masuk lebih dalam."
Sekali lagi Ji Ahn tidak membantah. Wanita itu menurut, mengalah dan melakukannya. Tepat ketika kakinya telah benar-benar melingkar di pinggang Kyuhyun, dapat ia rasakan, kewanitaannya penuh, sesak, kejantanan sang pria memasukinya sepenuhnya hingga ke ujung. Ia dapat membayangkan pula bagaimana nantinya cairan pria itu akan masuk sepenuhnya dan memenuhi rahimnya, membuat ruangan itu terasa hangat dan nikmat di saat yang bersamaan. "Seandainya kita adalah pasangan legal, aku berharap benihmu tumbuh dalam rahimku." Bisiknya kemudian.
"Aku akan dengan senang hati menghamilimu jika kau mau. Bahkan aku bisa membuat kita menjadi pasangan legal. Kau hanya perlu mengatakannya, sayang."
Ji Ahn tertegun mendengarnya, bahkan kedua bola matanya terbelalak. Sungguh, itu membuatnya cukup shock. Pertama karena ia tak menyangka Kyuhyun mendengar dan mencerna kalimatnya, sementara di bawah sana pria itu juga kembali berkonsentrasi untuk memasukinya. Kedua sudah tentu karena kalimat pria itu. Demi Tuhan, jangan katakan jika Kyuhyun akan melakukan apapun untuk apa yang dikatakannya itu, yang bahkan menurutnya itu cukup gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECT
FanfictionImperfect. Tidak sempurna. Setiap orang pasti mengalami hal tersebut dalam hidupnya. Setiap hal pasti memiliki kekurangan. Ya, apapun itu. Dan sebagai manusia, tentu kita harus menerimanya - mau tidak mau. Termasuk mereka - mereka yang bernasib sama...