Part 4

5.3K 281 74
                                    

~~~ HAPPY READING ~~~


'Junyoung mengundang kita di pesta ulang tahunnya nanti malam. Red night club. Bagaimana jika kita datang? Aku ingin minum.'


Ji Ahn tersenyum tipis ketika membaca pesan itu. Park Yoojung – sahabatnya itu baru saja mengirimkannya, mengajaknya pula. Dan sejujurnya, ia sudah tahu, Junyoung pun sudah mengirim pesan padanya. Hanya saja... tidak.


'Besok masih hari kamis. Aku harus menyiapkan keperluan suami dan anakku pagi-pagi sekali. Jadi, tidak untuk malam ini, ok?'


Dan akhirnya, kalimat seperti itulah yang Ji Ahn gunakan untuk membalas pesan serta menjawab ajakan sang sahabat. Kali ini, Ji Ahn benar-benar tidak ingin pergi. Terlebih jika mengingat kejadian terakhir kali ketika ia mengunjungi red night club, ah... itu membuatnya ingin menghindari tempat tersebut.


'Aishh... ayolah, Ji~ya. Datang, hum!'


Ji Ahn memutar bola matanya malas ketika kembali mendapat pesan dari Yoojung. Tidakkah wanita itu menyadari jika sahabatnya ini adalah seorang ibu rumah tangga? Tsk! Ji Ahn berdecak dalam hati. Kemudian, diletakkan ponselnya di meja, tanpa lagi menanggapi pesan dari Yoojung.

"Nyonya!"

Ji Ahn mengalihkan pandangannya. Han Ahjumma sudah berada di sana, di pintu kamarnya. "Ya, Ahjumma."

"Nyonya besar datang."

Reflek Ji Ahn melebarkan matanya, lalu beranjak dari duduknya dengan cepat. Keterkejutan nampak jelas di raut wajahnya. "Ibu mertua?"

"Ya, beliau ada di lantai bawah. Beliau juga menanyakan keberadaan anda."

Ji Ahn menelan salivanya dengan susah payah. Entah mengapa akhir-akhir ini kedatangan sang ibu mertua itu selalu menjadi momok tersendiri baginya, membuatnya merasa gelisah hingga muncul ketakutan dalam dirinya. Setelahnya, dengan cepat pula wanita itu melangkah keluar dari kamar, menuju tangga untuk segera turun ke lantai bawah, tempat dimana ibu mertuanya berada.

Dan benar saja, masih di tengah anak tangga, Ji Ahn sudah dapat melihat sosok sang ibu mertua. Sejenak Ji Ahn menarik nafasnya dalam-dalam, lalu sebisa mungkin memasang raut wajah terbaiknya.

"Oh, Eommonim datang." Seru Ji Ahn untuk menyambut sang ibu mertua. "Kenapa tidak memberi kabar jika akan datang?"

"Hanya mampir." Sahut Nyonya Lee. "Aku baru saja mengujungi restoran temanku."

"Ah, begitu rupanya." Gumam Ji Ahn. "Bagaimana jika kita mengobrol di ruang tengah?" Tawarnya kepada sang ibu mertua. "Ahjumma! Tolong siapkan teh dan camilan." Setelahnya, ia sedikit berteriak, memberikan perintah pada asisten rumah tangganya.

Nyonya Lee pun melangkah, mengikuti Ji Ahn menuju ruang tengah. "Rumahmu terlihat sepi." Wanita itu juga nampak berbasa-basi, sebelum akhirnya menjatuhkan pantatnya di sofa yang berada di ruang tengah.

"Begitulah! Minhyun sedang mengikuti kursus berenang. Dan Dongwook Oppa juga masih berada di kantor." Ujar Ji Ahn, masih dengan senyum dan wajah ramahnya. Meskipun sejujurnya hatinya merasa sangat was-was.

Kepala Nyonya Lee mengangguk pelan mendengar ucapan Ji Ahn. Sesaat pandangannya mengedar pada sekitarnya, hingga kemudian berhenti ketika mengarah pada sang menantu. "Berbicara mengenai Minhyun, jadi bagaimana perkembangan usahamu dalam membuat adik untuknya? Seingatku beberapa waktu yang lalu aku merekomendasikan seorang dokter untukmu. Kau sudah memulai konsultasimu? Jadi bagaimana perkembangannya?"

IMPERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang