~~~ Happy Reading ~~~
Wanita itu terlihat murung. Perasaannya memburuk sejak kemarin, entah kenapa, sesuatu hal sebenarnya tengah berusaha keras ditampiknya. Dan ya, sejujurnya Ji Ahn – wanita muda itu memang tengah cukup kacau. Hanya saja, bukan penampilannya atau apa, namun... sesuatu yang tak terlihat – perasaannya.
Sejenak, bola mata Ji Ahn bergerak, melirik ponselnya untuk melihat waktu di sana. Ya, mengingat ini sudah nyaris siang dan sang suami belum juga beranjak untuk pergi ke kantor, maka ia pun seakan menjadi istri teladan, menunggu pria itu. Namun kemudian, alih-alih waktu yang ditemukannya, kedua bola mata Ji Ahn justru menangkap pemberitahuan di sana, banyaknya pesan serta panggilan yang menumpuk sejak kemarin.
Kyuhyun... Ji Ahn menghela nafasnya berat tatkala mengingat pria itu, beserta semua pesan serta panggilannya tentunya. Ji Ahn benar-benar mengabaikan pria itu sekarang – sejak kemarin lebih tepatnya. Ada banyak hal yang berputar di benak wanita muda itu, membuatnya dilema hingga tak tahu harus seperti apa.
"Ayo!"
"Huh?"
Ji Ahn tersentak seketika, membuat lamunannya buyar begitu saja. Dongwook – tatkala mendongakkan kepalanya, kedua bola mata Ji Ahn menangkap sosok suaminya itu telah berdiri di dekatnya, lengkap dengan setelan kantor yang membungkus tubuhnya. "Ayo?" Dan Ji Ahn pun membeo pelan, tak paham sejujurnya.
Detik berikutnya, sebuah senyum lembut pun Ji Ahn dapatkan, tersungging apik menghiasi wajah Dongwook. "Kita pergi ke rumah Eomma."
Apa? Ji Ahn memekik dalam hati. Ya, dengan kedua bola mata yang reflek melebar serta dahi mengerut, ditatapnya sang suami, seakan menuntut penjelasan pria itu.
"Karena aku tidak memiliki pekerjaan yang cukup mendesak, aku berkata pada Eomma jika kita akan mengunjunginya siang ini."
Bahu Ji Ahn melemas seketika. Mengunjungi sang ibu mertua? Jujur saja, Ji Ahn tak suka mendengarnya. Bukan karena apa, hanya saja, akhir-akhir ini bertemu ibu mertuanya adalah hal yang cukup dihindarinya, yang bahkan berpotensi membuat hatinya akan semakin kacau pula. Sungguh, Ji Ahn sudah dapat menebaknya. "Kenapa kau tidak membicarakannya dulu denganku?" Meskipun terdengar cukup pelan, nada protes tetap terselip di sana.
"Yang akan kita kunjungi adalah ibuku – ibu mertuamu yang telah kau anggap seperti ibumu sendiri pula." Tekan Dongwook di setiap katanya. "Jadi kupikir tidak perlu ada pembicaraan panjang untuk sekedar mengunjunginya, 'kan?"
Dan mulut Ji Ahn pun terkatup rapat. Benar, ia tahu hal tersebut. Ia pun sangat memahaminya pula. Hanya saja, ada sesuatu di sana, perasaan yang bahkan tak dirasakan oleh sang suami, yang membuatnya seakan merasakan firasat buruk pula.
"Ayo!"
Untuk kedua kalinya, Dongwook menyerukan ajakan itu, bahkan kini mengulurkan tangannya pula. Kini tak ada lagi kesempatan bagi Ji Ahn untuk menolak, tak ada kata untuknya beralasan lagi pula. Hingga kemudian, wanita muda itu menyunggingkan senyum kecilnya – dengan sedikit terpaksa.
"Ya." Ji Ahn beranjak dari duduknya, menerima uluran tangan sang suami dan mengikuti langkah pria itu.
~~~ *** ~~~
Di belahan Seoul bagian lain, suasana yang nyaris sama terjadi pula. Sejak kemarin, Kyuhyun berulang kali menatap gelisah ponselnya. Dahi pria itu bahkan sering berkerut karena pikiran-pikiran buruk yang mengganggunya, hingga merusak suasana hatinya.
Dari sekian banyak pesan serta panggilannya, sungguh hingga saat ini belum ada satu pun yang mendapatkan tanggapan dari wanita yang dicintainya. Dan itu membuat Kyuhyun nyaris frustasi, khawatir, takut. Tidak mungkin ia menghampiri Ji Ahn ke rumahnya, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECT
FanfictionImperfect. Tidak sempurna. Setiap orang pasti mengalami hal tersebut dalam hidupnya. Setiap hal pasti memiliki kekurangan. Ya, apapun itu. Dan sebagai manusia, tentu kita harus menerimanya - mau tidak mau. Termasuk mereka - mereka yang bernasib sama...