Sahabat Brengs*k

611 30 0
                                    

"Aku ... "

Gadis itu semakin di buat gugup saat semua orang menatap kearahnya. Apalagi melihat tatapan mengintimidasi dari sang ayah, semakin membuat nyalinya ciut.

"Emm, sebenarnya ada satu pertanyaan yang mau aku tanyain ke mas Iwan."

"Apa pertanyaannya? Kalau kamu nanya kapan aku siap nikahin kamu, jawabannya, sekarangpun aku siap." Ucapnya mantap. Membuat Kiki mencebik kesal. Orangtuanya pun tak kalah kesal melihat tingkah sang anak.

"Bisa serius nggak sih?" Timpal sang ayah.

"Siap, salah pa, apa pertanyaannya, yang?"

"Apa kamu masih cinta sama aku?" Iwan tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu.

"Iya, aku masih cinta sama kamu. Aku sadar bahwa aku udah melakukan kesalahan besar udah nyakitin hatimu. Kali ini aku nggak akan ngelakuin kesalahan itu, yang. Aku janji."

"Bakal diselingkuhin lagi nggak anak saya?" Timpal Wisnu kemudian.

"Siap, tidak akan lagi Ndan."

"Jadi kamu mau terima lamarannya?" Surya mengulang pertanyaannya.

"Iya, om. Saya terima."

"Alhamdulillah." Ucap seluruh orang diruangan itu serentak.

"Akhirnya laku juga kamu Wan."

"Jadi kapan acara tunangannya?" Tanya Nirmala kemudian.

"Tunggu internship ku selesai dulu ya tan, lagian besok aku juga harus udah balik ke Sorong."

"Wah kok bentar banget dirumah, ijin cuti seminggu gitu apa nggak bisa?"

"Nggak bisa tan, kasian Nina juga sendirian disana."

"Yaudah kalau gitu, nanti begitu kamu selesai internship, langsung tunangan ya, pokokmya sebelum pernikahan Kevin sama Nina dilaksanakan, kalian harus udah tunangan."

"Iya tan,"

****

Keesokan harinya, pukul sebelas siang, Kiki sudah siap berangkat menuju bandara. Tadinya sang ayah yang mau mengantarkan, tapi mendadak ia harus apel siang, maka jadilah sang ayah meminta Iwan yang memang sedang lepas dinas, untuk mengantarnya ke bandara.

"Udah siap, yang?" Ucapnya ketika baru saja keluar dari mobil fortuner putihnya. Ia langsung meraih koper ditangan Kiki dan memasukkannya kedalam mobil.

"Makan dulu, ya. Flight nya jam dua kan?"

"Iya." Kiki hanya menyahut singkat.

Iwan membelokkan mobilnya ke salah satu restoran cepat saji yang paling dekat dengan bandara. Keduanya turun kemudian masuk kedalam.

"Kamu mau makan apa?"

"ayam sama sup aja. Minumnya ... "

"Es jeruk kan?" Potong Iwan cepat.

"Salah, air mineral aja."

"Oke, aku pesan dulu."

Baru lima menit menunggu, seorang lelaki yang baru keluar dari antrean dikasir dengan membawa nampan berisi makanan, tampak berjalan kearahnya. Lelaki berkacamata dengan gaya khas eksekutif muda itu tampak tersenyum kearahnya.

"Hai," sapa lelaki itu.

"Hai, kak Rian. Apa kabar?"

"baik, kamu apa kabar? Ngapain disini? Bukannya kamu iship di Papua?"

"Emm, iya kemarin papa sakit, jadi aku pulang. Ini mau balik lagi kesana."

"Lagian, kamu jauh amat piluh ishipnya di Papua."

I Love You Too, Capt!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang