Jauh sudah aku melangkah
Mengejar dunia dengan serakah
Semakin ku kejar semakin jauh
Pada jurang siksa hati berlabuhLelah diri mengikuti syahwat
Jalani hidup semakin berat
Jiwa semakin tak terawat
Hati pun rusak berkaratKini ku ingin kembali
Kepada-Mu wahai Rabbul izzati
Agar tentram selalu menaungi
Untuk sisa hidup ku iniDipintu rahmat-Mu aku berdiri
Mengharap rahmat serta kasih
Meski bergelimang debu dosa
Berharap kepada-Mu senantiasa~☺~
Fisya pov:
3 tahun sudah ku jalani dengan sepenuh hati. Melakukan semua dengan keikhlasan, tanpa beban. Tiada kerugian yang kudapat, banyak bahagia yang ku raih.
Syukran ya Rabb.
Setelah lepas dari kawan, dari sahabat seperjuangan, dan dari guru tempat menimba ilmu, aku beralih kepada seseorang yang sudah mulai mengoceh pada ku dari tadi. Fania, benar saja dia ingin memberi tahu ku sesuatu tapi tidak kuhiraukan karna aku sedang membersihkan tempat terakhir aku di SMA ini.
"Ada apa fania?", aku mulai mengarah pada fania yang sudah memanyunkan bibirnya dan menampak kan pipinya yang imut. Tapi, dengan antusias dia menjawanb,
"Kamu tahu gak sya? Kalo bang Kiky itu dapat bea lo di jerman! Keren kan?"
Seketika aku terkejut.
"Ha? Beneran fan?"
"Iya... seneng pasti kan?"
Aku hancur sehancur hancurnya setelah mendengar pernyataan dari fania. Astaghfirullah kok aku gini sih ya Allah.Beberapa bulan sebelum keberangkatan bang Kiky dan semenjak kami berkenalan, entah mengapa jantung ku beradu sangat cepat ketika bersamanya. Atau lewat bentar didepan nya aja jantung ku tiba tiba gak karuan. Oh ya Tuhan...
Dan untungnya bang Kiky sudah di jerman. Jadi aku tidak perlu merasakan hal seperti itu lagi.
Tiba tiba seaorang kelas mengetuk pintu kelas, dia mengucap salam, gadis itu sopan sekali.
Kemudian mengatakan sesuatu. Karna yang dikatakannya kurang jelas, aku pun meminta nya untuk masuk ke kelas dan menuju ke meja ku. Baru lah jelas apa yang dia katakan,
"Begini kak, tadi ustadzah Levia nyuruh Nabila buat manggil kakak. Ustadzah nungguin kakak di ruang kantor kak."
"Ooo, gitu ya dek. Makasih ya dek."
"Iya kak sama sama, kalo gitu saya permisi kak. Assalamualaikum kak"
"Iya, waalaikumsalam"
Secara langsung aku menepuk pundak Fania, dan dia pun kaget. Haha....fania fania...
"Kamu gak apa? Temenin aku kekantor yaa?."
"Huh....bikin orang jantungan aja, ayo lah"
Sesampai nya di kantor, beberapa guru yang ada disana mengucapkan kata selamat pada ku. Aku berterima kasih tapi dalam kata "bingung".
Ada apa ya?
Fania pun juga mengatakan hal yang sama "ada apaan sih sya?"
Aku hanya mengedikkan bahu tanda tidak tahu. Kemudian aku menuju ke meja nya dzah levia.
Saat sampai, usdzah memelukku. Tentu aku kaget dong. Dan dzah levia tersenyum sangat lebar pada ku. Ia menampakkan kebahagiaanya pada ku. Aku semakin bingung.
"Selamat anakku sayang, selamat yah"
"Selamat? Maksud nya dzah?"
"Iya selamat buat kamu, ya Allah anak ini beruntung sekali"
"Ada apaan sih dzah?" Rasa ingin tahu ku mulai naik tingkat kali ini.
Dzah Levia pun bersiap siap memberi tahu ku dengan memgambil nafas panjang terlebih dahulu.
"Selamat ya fisya, kamu dapat beasiswa 70% di inggris. University of oxford dengan jurusan desaign interior dan eksterior."
"Alhamdillah ya Allah, syukran. Beneran dzah?"
Aku masih tidak percaya terhadap diri ku sendiri. Akhirnya aku dapat beasiswa di oxford dengan jurusan pilihan ku sendiri ya Allah. Terima kasih banyak.
"Fisya. Ingat sayang
فبايءالاءربکماتکذبان
"Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?.""Aku pun menangguk sambil sesenggukan bahagia ku.
Kata ustdzah aku memiliki satu teman laki laki yang juga mendapat beasiswa di inggris. Tapi beda kota. Yang satu ini dapat nya di University imperial college, London. Jurusan yang dia ambil adalah Teknik sipil. Keren sekali. Sangat jarang orang mengambil jurisan seperti itu, apalagi di luar negri. Good man.
Yang baru di bicarakan akhirnya datang.
Oh lelaki itu. Aku tahu karna pernah satu gugus dengan nya saat MOS (Masa Orienyasi Siswa). Dia pernah jadi ketua gugus saat itu. Tapi aku lupa namanya dan jurisan apa dia.
"Selamat ya... akhir nya anak ustadzah keluar negri juga."
Dia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Maybe.
"Makasih dzah. Oh iya ini tiket nya buat pergi besok ya?"
"Apa? Perginya besok dzah? Kan baru tamat dzah. Baru lulus juga, baru perpisahan kemaren."
"Ya... nggak gitu nya juga kali. Liat tu tanggal ke berangkatannya. Besok apa? Kebelet banget ya pergi ke londonnya?"
"Hehe... nggak dzah."
Dia tersenyum cengengesan pada ustadzah. Aku dan Fania ikut tersenyum melihat tingkah nya yang aneh.
"Ya udah dzah, ada lagi gak dzah?"
"Nggak ada kok, ya udah kamu dan Fisya boleh pergi. Kecuali Fania ya"
"Baik dzah", tanpa kusadari kami mengucapkan itu dengan serentak. Haha,,, takdir mungkin. Takdir?Ah sudahlah.
Aku pamit pada Fania dan berjalan di belakang lelaki tadi. Kemudian saat sudah sampai diluar tiba tiba lelaki tadi berhenti.
"Maaf kamu seperti tidak asing bagi saya"
Aku tersenyum padanya.
"Iya, saya Fisya. Kita pernah segugus saat MOS. Kamu ketuanya kan?"
Dia berusaha untuk berfikir,
"Ooo....iya iya, saya ingat. Kamu yang pernah kena marah sama bu sinta kan? Karna terlambat."
Dia benar sekali. Aku mengangguk kali ini. And...
"Kita kan belum kenalan nih, salam kenal dulu dong, saya Hasby alFharizi jurusan IPA. Kamu boleh panggil saya denan sebutan Zi. Haha....imut bener nama gue. Panggil Hasby aja. Panggil bibi juga boleh. Eh jangan deh ntar gue dikira itik lagi."
Hahah,,,, dia membuat lelucon.
"Nama saya Miftahul Hafisya, kamu boleh panggil saya fisya."
"Pendek bener namanya, eh tapi ga papa lah. Oh ya info dikit nih buat kamu."
"Apa?"
"Aku ini tipe cowok yang....."
Belum sempat dia melanjutkan, Fania datang menghampiri dengan teriakannya yang membuat para guru di dalam kantor tertawa.
"Syaaaaa...... aku sayang kamu. Mo tahu gak? Aku lulus di UINBRAW jurusan Geofisika.... hwaaa, seneng nya. Nyak babe, anak lu balik lagi ke malang..."
Hahha,,, senang nya mendengar semua lulus. Ayah Fania adalah orang malang, sedangkan ibunya adalah orang bandung asli. Sama seperti orang tua ku.
"Woi by, cieee yang lulus di inggris nih, segan lah kitaa"
"Ah, elu fan, apa apaan sih, eh iya gara gara elu nih gue jadi gak selesai selesai ngomong sama fisya."
"Biarin, uuuu..."
"Kalian udah kenal?"
Aku bertanya kali ini.
"Udah deng..." fania menjawab.
"Kapan?"
"Kita sekelas sya."
"Ooo gitu ya, pantesan". Aku mengerti sekarang.
"Eh, panggil dia Gembul tomat ya, sya?"
Fania menambahkan. Aku bingung dengan ucapannya.
"Kok gitu?"
"Liat aja pipinya tu, dasar gendut"
"Terserah lu dah, kalo sama fania sya, ribet kitanya. Jadi apa yang dia bilang iyain aja dulu."
Hasby bersuara kembali.
Aku tersenyum.
Kemudian kami pun bubar, aku juga sudah selesai dengan kemasan ku di kelas. Sekarang waktu nya pulang. Termasuk Fania. Kecuali Hasby, katanya dia masih punya urusan dengan ustadz ilham. Aku pun pamitan kepada nya.
15 menit berlalu, aku sampai dirumah._____________________________________________________________
So, gimana gais?
Hasby atau Rizky nih?
Meski baru awal perkenalan ya...
Ikuti terus ya gais..
Jangan lupa vote nya.
Makasih.
Assalamualaikum.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA dan TAKDIR
Teen FictionDestiny... Aku tidak tahu bagaimana kelak Allah pertemukan ku dengan mu, tapi aku selalu yakin bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik. ~Author~