"Kembali"

18 3 0
                                        

Napas sesak penuh tanya
Mata nanar penuh ingatan
Sorot hampa penuh keraguan
Hadir gamang penuh kebimbangan
Masihkah bisa bersama?

Ada malam malam penuh harap
Namun tak kunjung jua kita bertatap
Ada malam malam penuh doa dan sajak
Namun tak kunjung juga hati kita beranjak

Apakah "rasa" bersalah?
Bilamana ia tak memiliki arah?
Apakah "resah" serakah?
Bilamana takdir tak kunjung mengarah?

Semakin terkenang, semakin tak usai merindukan.

~Veliaris~

Fisya pov:
Siang ini, aku akan kembali ke oxford untuk melanjutkan jenjang pendidikan ku. Ini juga termasuk pesan umi. Aku harus sukses dan tak boleh menjadi anak yang manja. Harus dewasa dan bijaksana. Tahu mana yang positif dan yang negatif nya. Tahu kapan harus bertindak dan kapan harus mengalah. Tahu kapan lidah harus berucap dan mulut harus tertutup rapat.

Aku kembali lebih awal, sekitar pukul 10 pagi aku sudah berada di bandara, abi tidak terlalu memasukkan ke dalam hati bahwa kekasih nya sudah pergi duluan.
Abi bilang, kematian orang tidak perlu di tangisi. Lagian umi perginya dengan tersenyum kok. Dan itu artinya Allah benar benar rindu dengan umi. Abi yakin umi pasti di tempatkan di tempat yang lebih baik. Yang penting kita yang masih didunia ini tetap harus istighfar dan memuji Allah atas nikmat yang Dia beri. Dengan cara lebih beribadah dengan nya. Menyeimbang kan ilmu dunia dengan ilmu akhirat. Jangan pernah lupa terhadap-Nya, dimana pun kita berada. Karna semua yang kita inginkan akan di kabulkan. Maka dekatkan lah diri kepada Allah, jika suatu hari nanti ingin dilepaskan rasa kerinduan terhadap umi.

Pesawat sebentar lagi akan naik landas. Aku segera menuju kursi nomor 10C. Aku pergi sendiri kali ini, bukan lagi bersama Hasby, ataupun sengaja bertemu dengan bang Kiky.
Benar benar sendiri. Ah tidak, aku ditemani sama 2 malaikat di sisi kanan dan kiriku, kemudian ada Allah yang selalu menjaga ku dari atas.
Sesampainya di oxford, aku belum ada niat untuk masuk asrama lebih awal, maka dari itu aku pergi ke masjid dahulu, dan berdoa kepada Allah.

بسم الله الرحمن الرحيم

Ya Allah, engkau maha pengasih
lagi maha pendengar apa yang aku pinta.
Enkau pasti tahu apa yang aku harap kan untuk umi ku.
Ya Allah selamatkan umi ya Allah.
Jika umi masih hidup,
Aku memohon kepada Mu ya Allah.
Ya Allah aku ingin berterima kasih untuk umi.
Yang telah berjuang melahirkanku ke dunia ini,
Dan memberikan ku air susu yang masih mengalir dalam darahku.
Tanpa umi,
Aku tak akan mampu menghirup udara kehidupan,
Berteman dengan alam,
Dan mengarungi nafas dunia bersamanya.
Terima kasih,
Karna selalu menyayangiku umi.
Ya Allah,
Disaat aku sakit aku merasakan kasih sayang umi lebih besar dari siapapun di dunia ini.
Setiap kali aku jatuh dalam sebuah masalah,
Dengan setia dan penuh kelembutan umi menasehati ku.
Hanya umi
Yang tidak pernah meninggalkan ku dalam keterpurukan,
Umi selalu bersedia memberi dukungan
Yang terbaik untukku.
Kini,
Umi telah pergi
Meninggalkan rasa rindu yang tak bisa tertahan.
Sampai kapan pun,
Umi selalu ada dalam hatiku.

Air mataku berlinang tanpa meminta izin, mengalir terus mengalir. Hingga aku tak mampu menahan lagi.

Umi,
Semenjak kepergian mu
Fisya hanya bisa menangis.
Umi,
Semenjak kepergianmu
Derai air mataku tak bisa ku tahan.
Umi,
Semenjak kepergian mu
Aku hanya bisa mengingat jasamu.

RASA dan TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang