17. Aster

81.7K 8.8K 6.1K
                                    


btw kalian tim baca ini jam berapa?

Ohya, BAB INI HARUS kalian baca dengan SERIUS, karena di sinilah bab yang paling penting 😂👌 harus konsentrasi untuk memahami alurnya dan bisa menikmati sampai endingnya 🐣

siap?

Happy Reading

 Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.





Lyra bisa bernapas dan bergerak jauh lebih baik jika tidak ada Jimin di sekitarnya.

Katakan ini sebuah keberuntungan, karena Jimin sedang pergi ke luar Rusia untuk mencari urusan yang entahlah—apa, Lyra pun tidak ingin terlalu memperhatikan soal itu. Dia membantu Jimin mengemasi barangnya, dan membiarkan Jimin mencium leher dan bibirnya saat pria itu akan pergi, Jimin bilang dia mungkin satu minggu baru kembali ke Korea.

Lyra melambai dengan senyum bahagia saat melepas Jimin, sedangkan berbeda saat pria itu akan masuk ke mobil yang membawanya menuju bandara, Jimin malah memasang wajah mengawasi dan curiga.

"Kau tidak sedih, ya? Kan mau kutinggal?" Jimin tidak terima, dia hanya akan merasa rindu sendiri.

Lyra merapikan menaikan risleting jaket Jimin sampai sebatas dada. "Kan kau hanya pergi satu minggu, ada ponsel. Kau bisa menelfonku jika rindu."

"Tapi, aku tetap tidak bisa menyentuhmu." Jimin melabuhkan tangannya untuk membelai pinggiran lengan Lyra.

Seketika Lyra memutar bola matanya. "Jika kau masih menyuruhku ikut, jawabannya tetap tidak. Aku juga punya urusan di sini."

Jimin menyerah.

Lyra memang bukan wanita yang bisa ia kendalikan dalam berbagai hal. Kalau sudah seperti ini, Lyra bukan lawan debatnya.

"Baiklah, aku pergi."

"Iya, pergilah." Lyra tersenyum, padahal dalam hatinya sejak tadi sudah gatal ingin berteriak di telinga Jimin dan bertanya kenapa dia tidak pergi saja sejak tadi.

Jimin pun berjalan pergi, namun pada langkah ke-lima dia memutar kembali badannya. Lyra melipat kedua tangannya dan memasang raut wajah, 'Apa lagi, Jim?'.

"Jangan selingkuh-ya?"

Lyra menahan tawanya, sehingga berakhir dengan embusan napas jengah. "Iya."

Jimin lalu melanjutkan langkahnya, tapi baru selangkah, dia sudah berbalik lagi.

"Kau tidak bilang 'Jim jangan selingkuh!' juga?"

Lyra menahan diri untuk tidak menepuk jidatnya. Padahal sejujurnya, Jimin selingkuh pun, tidak apa-apa. Jimin tidur dengan siapa pun di sana tidak apa-apa. Terserah. Dia juga tidak akan melarang Jimin tidur dengan sembarang orang karena Lyra tahu, Jimin juga selektif dalam memilih orang yang memuaskannya, tipikal, pria yang mengutamakan kebersihan. Dia saja lebih suka melakukan hubungan kalau pasangannya baru selesai mandi. Wanita impiannya juga harus rajin mandi. Jadi, Lyra tak begitu khawatir dengan potensi penyakit menular melalui hubungan.

HOW TO BE YUHN JIMIN'S WIFE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang