Baru juga menikah sekitar satu minggu, tapi Jimin sudah merepotkan. Lyra berpikir setelah kembali ke Korea dia akan mengurus lagi semua keperluan dan pekerjaannya tapi harus berakhir dengan tetap berada di rumah, mengurus Jimin yang tidak mau dirawat oleh orang lain, selain Lyra manja sekali.Selain itu, Jimin juga menambah pekerjaan Lyra, meminta Lyra untuk mengurus beberapa kontrak yang harus diperiksa, membalas e-mail dan menjawab pesan yang masuk.
"Kau membuatku menjadi pembantu dan pegawai dalam satu waktu! Aku ingin mengajukan cerai!" protes Lyra saat dia baru selesai melakukan apa yang ditugaskan Jimin.
Sementara pria yang dicerca tengah berbaring santai, bersama seekor harimau besar di tempat tidurnya. Wajahnya pucat, tapi masih saja terlihat licik. Dia tertawa kecil di tengah-tengah demamnya.
"Kau kan istriku, kau bilang ingin tahu semua sahamku. Itu sudah kuberi kesempatan untuk mengurusnya." Sebelah tangan Jimin mengusap-usap santai punggung Hero yang sudah sejak tadi menjaga Jimin, seperti tahu, Tuannya sakit, jadi dia ingin ikut menemani.
Hero juga mungkin sangat rindu dengan Jimin, karena habis ditinggal berhari-hari. Sesekali Hero menggosokkan kepalanya di leher Jimin,untuk mendamba usapan. Seperti kucing saja.
"Aku juga punya pekerjaanku, aku harus pergi ke kantor, tapi kau malah mengunci gerbangnya dengan sensor suaramu. Kau benar-benar sinting!" Lyra mengungkit bahwa ia sempat ingin keluar tapi Jimin tidak memberinya akses. Padahal tadinya sempat mencoba ingin kabur.
"Kau tidak perlu ke kantor, kau hanya inverstor dan pemain belakang layar. Jadi, itu bukan kewajiban. Karena kau selalu cenderung menyembunyikan identitasmu." Bukan Jimin namanya jika tidak pandai berbedat argument dengan Lyra.
"Tapi, aku juga butuh untuk mengawasinya secara langsung sesekali!" bantah Lyra. Dia menghela napas lalu berdiri dari kursinya, beranjak mendekati Jimin, dan menunduk, menjatuhkan tangannya di kening Jimin, merasakan suhu badan pria itu. "Huh, untung aku masih punya hati, jika tidak sudah kuberi racun tikus ke dalam makanamu."
"Beri aku ciumanmu saja dari pada racun tikus, sama-sama mematikan juga soalnya."
Jimin malah tertawa karena melihat wajah Lyra yang justru semakin menantang jika marah. Dan, lagi, Lyra juga masih perhatian karena tetap mengganti plester pereda demam di kepala Jimin, dengan yang baru setelah memegangnya.
"Jim kalau kau tidak menyumpal mulutmu itu, aku benar-benar akan meracunimu!" Lyra lalu membuka botol obat dan meletakkan atas piring kecil dekat segelas air putih yang baru saja ia isi. "Minum ini, kau harus sembuh besok berengsek! Jangan menyusahkanku."
Lyra lalu berdiri lagi, sempat ia menempuk pelan kepala Hero seraya agar harimau itu melihatnya. "Ayo, Hero. Kau juga harus makan, jangan ikut sakit dan menyusahkan seperti yang di sebelahmu," ucap Lyra sembari berjalan dan menggerakkan tangannya untuk menarik perhatian Harimau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO BE YUHN JIMIN'S WIFE?
FantastikSejak kecil, Yuhn Jimin jarang sekali menghadapi kesulitan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dia selalu punya cara dan ide untuk mendapatkan segalanya. Terlahir dari keluarga kaya raya mungkin menjadi salah satu faktor pendukungnya. Semesta m...