MINE ✅

16. Happy ending

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, OOC, AU, Typo, dll.

•

DNA by BTS
(Slow Rock Cover by Hongki, Doo Hyun, Hyun Woo, Joon Hyun.

•

"Tu-tunggu... kalian berdua sudah saling mengenal?"

Hinata menatap dua manusia di depannya ini dengan tatapan tidak percaya. Interaksi Alea dan juga Sasuke terlihat jika mereka bukanlah orang asing. Alea bahkan hampir meninju perut Sasuke jika Hinata tidak menginterupsinya.

Dan Hinata juga baru menyadari, 'sejak kapan Alea bisa berbahasa Jepang?'

Hinata sangat mengenal sahabatnya ini. Bertahun-tahun menjalin persahabatan, Hinata tahu Alea luar dalam. Selama menjalin persahabatan dengan Alea, gadis itu menjauhi segala hal yang berbau Jepang.

Atau itu semua hanya sandiwara? Apa Alea sudah membohonginya?

Itu hal yang sempat terlintas di pikiran Hinata. Entah mengapa dia merasa sangatlah bodoh karena berhasil ditipu.

Alea mengerutkan kening melihat ekspresi Hinata yang terlihat bingung dan juga kecewa di saat yang bersamaan.

Melirik Sasuke dengan bingung, Alea melepaskan tangannya dari jas pria yang masih memasang wajah datar itu. "Kau belum memberitahunya?"

"Kau masuk lebih cepat sebelum aku menjelaskan."

Jawaban Sasuke membuat Alea memukul kepalanya sendiri dengan pelan. Dia pikir ini sudah seperti yang mereka bicarakan beberapa waktu lalu. Masalah ini selesai, Alea dapat menjadi sahabat Hinata sepenuhnya. Cukup lelah juga harus menjadi patner in crime dengan pria yang Alea gemas dengan perangainya itu.

Alea menghela napas pelan.

"Ceritanya sangat panjang, Ta. Tapi...  dia itu adalah kakak angkatku." Kata Alea sembari menunjuk Sasuke yang masih memasang wajah datarnya.

Menatap Alea seolah sedang melihat kuntilanak di siang bolong, Hinata tanpa sadar memundurkan langkahnya. "Apa? Jangan-jangan selama ini..."

Mengangguk mengerti, Alea tahu apa yang dipikirkan Hinata. "Maafkan aku, Nata. Aku juga ikut ambil andil di rencana ini. Mungkin selama ini aku sudah berbohong padamu, tapi... perasaanku yang menganggapmu seperti saudara kandungku sendiri, itu benar-benar tulus dan nyata."

"Kau melamun?"

Suara baritone di belakangnya membuat Hinata menoleh. Berdiri di balkon menikmati udara sejuk di musim panas kali ini cukup membuatnya memikirkan banyak hal, padahal kegemparan saat acara peringatan berdirinya kerajaan ini sudah berakhir lebih dari seminggu yang lalu.

"Sasu..." Gumam Hinata.

"Apa yang kau pikirkan?" Sasuke berjalan mendekati Hinata dan berdiri di samping gadis itu.

Mengendikan bahu pelan, Hinata kembali menatap langit yang perlahan berubah jingga. "Aku masih belum percaya saja, dalam hitungan bulan hidupku berubah jungkir balik.Aku bahkan dipaksa bersalto untuk melewati jalan yang penuh dengan kerikil tajam. Bahkan ada yang terasa besar tapi itu bukan tekad. Entahlah."

Sasuke mengikuti arah pandang Hinata turut menikmati sunset yang terlihat sangat indah. "Kau terlihat sangat puitis akhir-akhir ini. Apa kau berniat menjadi ahli sastra?"