PART 1. Binar yang cerah

13 2 0
                                    


❝Sekali, aku masih mengagumimu. Namun yang kedua kali, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti padaku. -Felysia Aileen❞


"STOP!" seru Fely. Ia merentangkan kedua tangannya agar dapat menghentikan laju motor vespa hasil modifikasi berwarna cokelat itu yang baru saja akan melintasi rumahnya. Tanpa rasa segan sedikitpun atau merasa bersalah karena telah bertingkah konyol.

Fely mendekati pemilik motor vespa itu yang sedang menatapnya dengan memasang raut wajah kesal. "Gue nebeng ke sekolah, ya," ucap Fely, nyengir. "Plis." Kedua telapak tangannya ia rapatkan di depan wajahnya. Menatap cowok di hadapannya ini dengan raut sok imut.

"Gue gak buka jasa tebengan."

"Yaah." Fely pura-pura memasang raut wajah kecewa. "Gue ngojek sama lo, deh." Ia terkekeh kemudian.

"Fungsi ojol buat apa?" Cowok itu malah bertanya.

"Buat nganterin orang ke tempat tujuan."

"Tujuan lo?"

"Sekolah."

"Nah, ya udah!"

Fely mengerjap. "Ck, elah! Masa cowok kayak lo gak paham kode-kodean, sih!"

"Ngapain?" sewot tetangga barunya itu.

"Nunggu jemputan Sasuke, Mas," jawab Fely asal.

"Ngarang!"

Tanpa mendapat izin darinya, Fely segera menaiki motor vespa itu dan kini sudah duduk manis di atasnya. Sontak tatapan penuh ia dapatkan dari pemilik motor vespa itu.

"Ngapain?"

Fely mencibir. "Nanya mulu. Ayo cepetan kita berangkat ke sekolah!"

Cowok itu pun menghela napas berat. Lantas menyalakan mesin dan mulai meninggalkan kompleks perumahan mereka. Fely senyum-senyum sendiri melihatnya. Dan ekspresi itu ditangkap oleh penglihatan si pengendara motor.

Fely sedikit-sedikit menyentuh jaket yang dikenakan cowok itu. Ingin memegangnya tapi takut si pemilik malah marah. Tapi kalau tidak pegangan padanya ia takut terjatuh. Masa iya harus pegangan belakang saja. Namun akhir Fely tidak berpegangan pada apa pun.

"Btw, nama lo siapa, sih?"

Terlihat dari kaca spion, cowok yang belum Fely ketahui namanya itu merotasikan bola matanya.

"Lo minta tebengan sama orang yang belum lo kenal namanya? Dasar bego!"

"Hih, jangan katain gue bego!" protes Fely. Ia cemberut. "Jadi, nama lo siapa?"

"Haris."

"Hah? Apa? Gak kedengaran!"

"HARIS! H.A.R.I.S!"

Fely cekikikan. "Lo gak kalem." Ia melirik Haris yang merotasikan bola mata jengah. "Bola mata lo bisa diem, enggak?"

"Gak."

"Dih, cuek."

"Iya."

"Gak asyik, ah!"

"Terserah."

Fely mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba terlintas ide yang cemerlang. "Ya udah kalo gitu gue turun di sini aja!" Cowok itu tidak mungkin menuruti perintahnya, kan? Kecuali kalau memang dia tega.

"Oke," balas Haris.

Fely terperangah. Dan ternyata dia tega? "Turun," ujarnya. Fely pun dengan terpaksa turun dari motor vespa itu. Setelah itu, Haris dan motornya benar-benar meninggalkannya di tepi jalan.

AdiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang