❝Di bab-bab selanjutnya, mau kah merajut kisah kembali dengan ku?—Adhyastha haris.❞№
SEBENARNYA ada untungnya juga kemarin Haris memboncengkan Fely, si tetangga Haris yang baru ia kenal. Mengapa menguntungkan? Karena Haris lupa jalan ke sekolah. Maklum saja, yang mendaftarkan Haris di sekolahan SMA Smart yaitu papahnya. Setelah pendaftaran sekolah beres barulah Haris menyusul kedua orang tuanya ke indonesia.
Berhubung sudah bel pulang sekolah, Haris dan kedua temannya. Yang Haris kenal saat lelaki itu duduk di belakang bangku Dana dan Matt—teman baru Haris.
"Lo bule kok bisa ngomong indo sih? Heran gue," cletuk Dana pada Haris.
Hari menepuk dada bangga. "Ya iya lah gue kan pintar. Jadi sebelum pindah belajar bahasa indo lah!" kata Haris dengan senyum tengilnya. "Kalo yang gue-lo sih, liat di medsos orang indo banyak!"
"Bule kesasar kali," Matt yang dari tadi diam menyimak seraya meminum es teh dalam plastik, berucap.
"Eh sialan!" umpat Haris. "Gue blasteran indo-spanyol ya!"
"Spanyol? Hm, yang narinya gini ya?" Dana mempratekan tarian khas spanyol yang dominan suara ketukan sepatu. "Hahaha."
"Gila!" seru Matt.
Sesampainya di parkiran Haris meneliti sekitar, guna mencari Fely yang mungkin saja masih di sekitar parkiran. Namun, nihil. Gadis itu sudah pulang sepertinya.
Matt dan Dana mengikuti Haris sampai pada motor vespa berwarna coklat, lengkap dengan helm boggo. "Lah kalian napa ngikutin gue?"
"Hah? Motor gue di ujung, tuhh." Matt menunjuk motor varionya dengan mata, seraya meminum es teh yang sengaja di bungkus di plastik.
"Bule kok kagak pake motor ninja?" tanya Dana seraya meneniliti vespa coklat milik Haris.
"Cuma mampus beli ini gue." Bohong, Haris bisa membeli motor sport atau pun mobil. Namun, Haris lebih memilih membeli vespa. Katanya lebih unik dan sangat mudah menyelip mobil jika keadaan macet. Maklum saja, Jakarta macet.
"Alah setan bohong banget," keluh Dana.
"Kok tau?" Haris memakai helm seraya membalas perkataan Dana. "Gue duluan, daahh."
Hari meninggalkan kedua temanya yang memandangi Haris keluar dari area parkiran sekolah. Pasalnya hanya ada beberapa orang yang memakai vespa, selebihnya seperti pamer kekayaan. Menggunakan mobil atau motor sport.
№Sekitar sepuluh meter meninggalkan area sekolah, netra Haris melihat perempuan yang sedang berjalan sambil menghentakan kaki. Sepertinya Haris tau perempuan itu siapa.
Mencoba menjalankan motor vespa-nya lebih cepat, agar menyamain langkah kaki perempuan itu. Ternyata benar Fely, tetangga samping rumah. "Kasian banget jalan kaki," dengan keisenganya Haris memencet tlakson dengan nyaring
Fely, gadis yang sedang cemberut seraya mulutnya berkomat-kamit berjengit kaget karena kehadiran Haris. "AAAAA SETANN!!"
"Bang—ehh, Haris ternyata!!" Sabar-sabar gak boleh ngumpat sama cogan, Fely berusaha menahan sikap bar-bar nya di depan Haris. Harus kalem!
"Hayo! Mau ngumpat kan lo?" tanya Haris penuh selidik.
"Bukan kok, tadi mau bilang Bang Haris. Gitu," elak Fely berusaha menutupi umpatanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios
Teen Fiction[ follow dulu sebelum membaca! ] Awal yang baru bagi seorang Haris. Ah, semuanya serba baru bagi Haris. Tinggal di perumahan elit dengan banyak tetangga, membuat Haris mengenal perempuan bernama Fely, tetangga samping rumahnya. Hari-hari baru Haris...