Now playing | Suara kayu - Miniatur
№
❝Gue suka sesuatu yang sederhana, tapi bermakna, Fel. —Adhyastha Haris❞
№
SETELAH berhasil keluar dari area sekolah, Haris mengajak Fely berkeliling kota menggunakan motor vespa kesayangannya. Lalu, Fely merengek ingin makan karena lapar. Akhirnya, Haris mencari pedagang kaki lima yang berada di pinggir jalan. Pilihan Haris jatuh pada pedagang kaki lima yang menjual kupat tahu, setidaknya bisa mengganjal perut.
Dan keduanya sekarang sedang menunggu pesanan yang sebentar lagi datang. Haris fokus pada ponselnya, membaca grup chat dengan teman-temannya, begitu pula dengan Fely.
"Mas, mba. Ini pesanannya," kata wanita penjual kupat tahu itu.
"Iya, makasih, bu." Haris mendekatkan seporsi kupat tahu itu pada Fely.
"Itu ambilin sambelnya, Ris," titah Fely.
"Nggak usak kebanyakan makan sambel!" Haris memperingati Fely, agar tak menyendokkan terlalu banyak sambel.
"Serahhh."
Setelah melalui perdebatan kecil, kedua fokus memakan kupat tahu itu. Haris melirik ponselnya yang bergetar lama, seperti banyak spam chat. Ternyata betul, banyak chat yang masuk dari grup yang berisi, dirinya, Dana, dan Matt. Grup ramai karena membahas kenekatan yang akan Haris lakukan nanti malam.
ISINYA COGAN (3)
Matteo Pradipa : ya lu bnr ris mo nembak si macan fely?
Matteo Paradipa : haris
Matteo Pradipa : HARIS
Matteo Pradipa : ris
Matteo Pradipa : conggg!
Matteo Pradipa : yaelah cuma nyimak aja
Adhyasta Haris : yap ak di sini? da apa ye?
Matteo Pradipa : lu bnran mo nmbk si Fely?
Nakhla Pradana : 2in
Adhyasta Haris : seperti yg dah w rencanain lah
Nakhla Pradana : mang rencana u mo nembak di Fely dimn?
Adhyasta Haris : dmn" hatiku senang
Adhyasta Haris : sederhana aja yg ptg berkesan lah
Matteo Pradipa : w tau dmn, Ris
Matteo Pradipa : lu nembaknya sambik gantung diri, kan kata lu yg sederhana yg ptg berkesan
Adhyasta Haris : MATALO!
Nakhla Pradana : nah gue bagian yg midioin
Matteo Pradipa : w bagian bagiin makanan hasil tahlilan
Adhyasta Haris : emng lu lu pd tmn not have akhlakss. BYE !
"Makan yang bener jangan main hape mulu!"
Haris tersentak pelan. "Iya, ndoro kanjeng!"
kembali melanjutkan memakan seporsi kupat tahu yang tadi sempat terhenti. Ya, Haris sudah memikirkannya sejak semalam. Bahwa, ia akan menembak Fely—nanti malam. Haris tidak peduli kalau dirinya di anggap tidak waras, atau bahkan seorang laki-laki yang kurang pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adios
Teen Fiction[ follow dulu sebelum membaca! ] Awal yang baru bagi seorang Haris. Ah, semuanya serba baru bagi Haris. Tinggal di perumahan elit dengan banyak tetangga, membuat Haris mengenal perempuan bernama Fely, tetangga samping rumahnya. Hari-hari baru Haris...