2.

4.7K 159 11
                                    

Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai menggema disepanjang koridor SMA bima sakti, mengiringi langkah kelima pemuda yang masih mengenakan seragam putih abu abu dengan bagian atasnya yang sudah dikeluarkan.

Sekolah sudah usai sejak satu jam yang lalu tapi, Geng yang terdiri dari lima pemuda jangkung itu baru keluar dari kelasnya.

"Arah Jam tiga!" Lontaran dari cowok berambut gondrong berhasil membuat keempat cowok lainnya mengikuti arah yang disebutkan Liam.

Antares memukul tiang penyangga disampingnya, Mimik wajahnya menyiratkan kemarahan, nafasnya menggebu gebu.

"Seret kesini!"

Sadar dengan tugasnya Kenzo dan Miko yang notabene memang mempunyai postur tubuh lebih besar dari yang lain segera menjalankan perintah yang dimandatkan.

Kedua cowok itu menghampiri dua manusia berbeda jenis yang sedari tadi mereka incar. Target sudah berada dalam genggaman. Keduanya menyeret tanpa belas kasih. Sedangkan sang korban meronta mencoba melepaskan diri.

"Lepas." Ujar si Cowok yang berada dicekalan Miko.

"Miko, Kenzo! Lepasin kita!" Pinta cewek dengan sweter berwarna merah jambu.

Seperti hanya mengangap angin lalu. Kedua cowok yang hanya menjalankan tugas itu tak menghiraukan suara dari belakang mereka. Tepat didepan Antares, Miko melempar tubuh Onix kasar hingga cowok Osis nomor satu itu tersungkur kelantai.

"Lo" Seolah tidak terima, jari telunjuk Onix mengarah tepat kewajah Miko. Menunjukan kemarahannya tapi, reaksi Miko hanya biasa saja. Seolah Onix hanya tikus kecil baginya.

Mata elang Antares menatap tajam kearah cewek yang masih berada dicekalan Kenzo. Cewek itu terlihat menunduk. Melihat teman cowoknya yang tengah berusaha bangkit dari keadaannya. Namun, nahas. Miko yang lebih cepat menangkap gerakan itu dengan sarkas menginjakan kaki kirinya kepunggung Onix. Membuat cowok itu kembali tersungkur kelantai.

Antares mendekat, dan menarik Hawline secara kasar menjauh dari tempat itu. Tangannya memberikan kode kepada anak buahnya yang langsung mendapat anggukan mengerti.

"Antares, Onix!" Teriak Hawline histeris ketika melihat Onix diserang oleh empat cowok bar-bar sekaligus. Berulang kali Hawline menoleh kebelakang dengan lengannya yang dicekal erat. Membuat cewek itu sedikit kesusahan.

"Antares stop!"

Langkah Antares terhenti, cekalan tangannya terhadap Hawline terlepas, tubuhnya berbalik dan berganti dengan cengkraman erat dirahang Hawline.

"Gue udah pernah peringatin lo! Tapi lo nggak denger atau nggak mau denger?"

Hawline bergidik ngeri mendengar amarah yang tersirat dari nada bicara Antares. Harusnya Hawline tidak main main dengan ucapan cowok itu. Apalagi ini menyangkut Onix. Bukan menjadi rahasia umum lagi bagi anak Bima sakti jika Antares dan Onix itu saling bertentangan. Keduanya ibarat siang dan malam. Sangat jauh.

"Sekali, lepasin Onix. Aku janji nggak bakal deket dia lagi" Mohon Hawline mencoba menego, berharap Antares akan melepaskannya.

"I'm Promise An"

"Gue pegang omongan lo!"

"Galvador, cabut!" Titah Antares yang membuat keempat cowok yang sedang memainkan mainan baru mereka terhenti.

"Kali ini lo lepas!" Tinjuan terakhir dari Jordan menutup permainan mereka hari ini.

"Gue bersumpah akan bongkar semua kebusukan kalian!" Ujar Onix yang masih bisa didengar oleh anggota Galvador yang berjalan paling akhir. Liam mengejek Onix dengan mengacungkan jari tengahnya diiringi dengan senyum meremehkan.

--Antares--

Gerak lincah kaki panjang Antares menghindari kubangan tanah lumpur dijalan setapak yang akan membawanya menuju sebuah tempat yang telah ia sepakati untuk bertemu dengan seseorang.

Bermodal Senter dan beberapa peralatan kecil, Antares menginjakan sepatu kets nya ditempat gelap itu.

"Satu Orang dari Arah Barat daya kurang lebih sepuluh meter dari losmen" Suara dari benda kecil yang terpasang ditelinga kiri Antares memekikan kode untuk nya bergerak.

"Beresin!"

"Kalian terus berpencar, pergerakan sekecil apapun cepet laporin." Lanjut Antares dengan nada berbisik. Tetapi masih terdengar oleh seseorang yang berada diseberang sana.

"Target masuk dari timur." Ujar suara yang begitu Antares hafal.

"Bagus! Terus waspada" Antares membuka tas kecil yang sedari menempel didadanya. Mengisi suntikan dengan cairan yang telah ia siapkan.

"Kenzo. Sekarang!" ujar Antares ketika orang yang dia tunggu sudah datang dengan pakaian serba hitam tak lupa tas ransel yang terkampluk dipunggung.

"Jalan utara kosong, tembusan kepemukiman kecil diujung kota. Gue pastiin aman." Laporan jordan telah diterima oleh semua geng Galvador. Saatnya kelima pemuda itu bergerak pada tugasnya.

Cahaya remang remang dari losmen tua itu berhasil menembus kegelapan malam, Pria yang sudah menginjak kepala tiga itu mengelurkan kantung kresek berwarna hitam dari tasnya kemudian menyerahkan pada Antares.

"Sesuai yang lo minta" Antares mengangguk sesaat setelah melihat isi dari kantong kresek yang sudah berada didalam genggamannya.

"Bagus" Beberapa lembar uang seratus ribuan dikeluarkan Antres dari dalam Tas kecilnya. Ia menyerahkan uang tersebut.

Bugh..! Pukulan dari belakang membuat Pria yang berada didepan Antares itu tersungkur ditanah. Pergerakan Kenzo tepat waktu.

"Suntikan lo" Ingat Kenzo. Setelah melihat mangsanya masih sepenuhnya tersadar. Antares begerak cepat mengeluarkan suntikan dan menancapkan benda runcing itu keleher pria tadi. Sekejap tubuh pria itu melemas dan nafasnya yang terdengar semakin melemah.

"Bagus An, Ken. Segera lari menuju titik jordan. Gue sama Liam bakal beresin sisanya" Celetuk Miko dari dalam benda kecil yang terselip ditelinga masing masing. Kenzo dan Antares segera memungut uang mereka yang berhamburan sebelum akhirnya pergi menuju titik dimana jordan telah menunggu.

"Ternyata penjagaan mereka tidak ketat?" Ujar Liam membopong tubuh target kearah dalam losmen tak bepenghuni itu. Mereka tidak mati hanya saja obat bius yang Antares suntikan itu akan membuat ingatan mereka tentang yang terjadi malam ini hilang begitu saja. Begitupun dengan wajah Antares.

"Kita menuju ke Jordan" Ujar Miko ketika dirinya dan Liam sudah menyelesaikan finishing dari kegiatan mereka malam ini.

"Kerja bagus, Galvador!" Puji Antares ketika mereka sudah berhasil menuju zona kuning. Yang artinya mereka sudah aman dengan sekantung nikotin dan ekstasi dalam genggaman.

Keyfralldy.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang