9.

1.4K 56 26
                                    

Seluruh badan Antares serasa ngilu pagi ini sama halnya juga dengan Jordan.

Keduanya masih bergelut dibawah selimut, sambil menggigil kedinginan. Padahal, diluar sana sedang tidak hujan dan ac dikamar mereka juga sudah diatur hangat.

"Gue butuh barang anjing!"

"Sialan"

"Bangsat!"

"Asu"

"LO BISA DIEM GAK!"
Bentak Antares karena Jordan terus merengek. Menambah beban Antares saja.

Sudah terhitung cukup lama sejak mereka mengkonsumsi terakhir kali. Itu membuat Antares kalang kabut. Tulangnya ngilu tidak karuan.

"Minta adik lo cari. Gue yakin dia juga ada." Saran Jordan.

"Gak!"

"Sekali aja turunin ego lo anjing! Gue gak tahan" umpat kasar Jordan.

Antares meninju tepat di rahang sepupunya itu karena berani mengumpatinya.

"Minta aja sendiri. Gue, OGAH!"

Jordan memijit bekas pukulan Antares.

"Ok gue yang bakal minta."

Jordan Bangkit dari tidur nya dengan susah payah. Namun karena terlalu lemas cowok itu malah tersungkur dilantai.

"Woi!" Panggilan Antares tidak mendapat jawaban. Akhirnya Anteres menyerah. Dengan sisa tenaganya dia bangkit menemui Andreas.

Antares tidak tahu apakah adiknya itu  mempunyai obat yang dia maksud atau tidak tapi, kata Jordan dia pernah sekali melihat Andreas meminum pil yang sama persis dengan obat terlarang milik mereka.

Antares tentu sempat tidak percaya. Dan berdikir jika itu obat biasa. Namun setelah melihat beberapa bekas suntikan dipergelangan tangan Andreas akhirnya Antares percaya.

Sampai didepan kamar Andreas. Ia berpapasan dengan Dexter.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?"

"Gak. Gue mau ketemu Andreas. Lo pergi." Jawab Antares dengan aura dingin yang kental.

"Tuan muda 2 sedang tidak ingin diganggu." Jawab Dexter menyampailan pesan dari Andreas.

"Gue gak peduli!"

"SANA PERGI!"

Dexter langsung berlalu karena tidak ingin mendapat amukan Antares. Lagi pula ia juka sudah di wanti-wanti oleh Olive untuk tidak mengganggu dan membuat Antares marah.

Antares harus nyaman dimantion nya.

Antares akan mengetuk pintu namun, lagi-lagi dia memutar bola matanya malas. Suara desahan itu didengarnya lagi.

"Ibu sama anak sama aja." Cibirnya.

Percuma jika Antares mengetuk pintu. Kedua orang yang sedang menuntaskan hasratnya itu akan mengabaikannya dan memilih mengejar kepuasan mereka sendiri

Tapi, Antares juga membutuhkan obat itu. Andai saja barang itu tersedia di Shoppe mungkin dia sudah chekout dari kemarin. Tidak perlu bersusah payah seperti ini.

Antares akhirnya memilih untuk mengetuk pintu. Cukup lama, akhirnya Andreas keluar dengan celana pendek sepaha sambil bertelanhang dada.

Antares menampilkan wajah datarnya.
Sementara Andreas, menggaruk belakang kepalanya canggung.

"Gue boleh masuk?" Tanya Antares dingin. Percuma saja dia meminta izin jika sudah nyelonong masuk begitu saja sebelum Andreas menjawab.

Andreas memukul kepalanya sendiri. "Mampus lo Reas." Ujarnya sendiri.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang