Attention!
Part ini mengandung unsur OOC
dari masing-masing character maupun
suasana dan tata bahasa.!((BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA))
~
SAKURA POV
Pandanganku mengarah ke arah pria yang tengah menggenggam tanganku dengan lembut, iris obsidiannya terlihat sayu. Mukanya terlihat pucat pasi. Namun bibirnya masih mengukir senyum seolah sedang menguatkanku.
"Sakura?" Suaranya yang sudah 3 minggu aku rindukan, akhirnya terdengar kembali.
"Aku berharap tuhan mengijinkan kita dilahirkan kembali." Katanya lembut, bibirnya masih setia memberi senyuman tulus.
"Hiks.. kenapa?" Tanyaku sedikit terisak.
"Agar aku bisa mencarimu lebih awal, dan bersamamu lebih lama." Jawabnya terkekeh, bukannya kesal aku malah semakin menangis.
"Hiks.. sasuke! Aku mencintaimu sasuke!" Teriakku tertunduk, entah mengapa hatiku terasa sesak. Sakit sekali.
"Sakura?"
"Hey."
"Bangunlah." Aku merasa badanku tengah digoyangkan oleh seseorang.Ku buka mataku, ternyata tadi hanya mimpi.
Tangisku kian menjadi, dengan sigap Tobi-Nii memelukku."Aku memimpikannya hiks Tobi-Nii."
"Mimpi itu hiks seperti nyata hiks.." kataku terbata-bata.()
Semenjak kehilangan Sasuke, semua hidupku berubah. Tidak ada yang special, setiap harinya terasa lama untukku. Sepertinya selama 3 minggu belakangan ini aku tidak pernah tertawa.
Teman-temanku selalu mencoba mensupport dan menghiburku, itu hanya mengobati lukaku sesaat. Kalau aku sudah sendirian seperti ini? Hanya Sasuke yang berada difikiranku.
Itachi-Nii pun masih belum tersadar dari koma, Buna Mikoto dan ayah Fugaku sampai jatuh sakit karena memikirkan nasib kedua putranya.
Entah apa rencanamu, Kami-sama. Tolonglah, sudahi ini. Aku sudah tidak sanggup lagi.
Setelah bermimpi, aku tidak bisa tidur lagi. Kuputuskan untuk bermain handphone dan melihat pesan-pesan dulu bersama Sasuke.
Kulihat dan langsung tersadar, kemarin aku sempat mengiriminya pesan.Hahaha, seketika aku tertawa.
Mungkin aku sudah gila sekarang, mengirimi pesan kepada orang yang hilang kecelakaan entah kemana. Yang mungkin saja handphonenya sudah rusak.Dasar bodoh, baka.
--disisi lain
Otogakure, 07.13 AM
Nampak seorang pemuda tengah duduk di sebuah ruangan berisikan ribuan buku yang tertata rapih disisi dinding. Pria berkacamata itu membaca suatu file yang ia dapat dari jejaring internet untuk mencari informasi.
"Hmm, menarik." Gumamnya pelan.
Setelah dirasanya cukup akan informasi yang didapat, pria itu bergegas menuju ruangan yang tidak jauh dari ruangannya.
Langkah kakinya menyusuri lorong yang hanya di terangi lampu lentera disetiap dindingnya.Tangannya mengusap buliran keringat dibagian pelipisnya.
Sudah tidak aneh lagi bila terasa sangat panas disini, mengingat tempat dimana ia mengabdi adalah di ruang bawah tanah.Tap
Tap
TapCkleek
Saat memasuki ruangan, terdapat satu orang pria tua berambut panjang sedang memandangi pasiennya.
"Bagaimana? Apa kau sudah dapat informasi tentang bocah ini, Kabuto?" Tanya pria itu to the point.
"Ya, tentu saja tuan."
"Bagaimana denganmu? Apa operasinya lancar?" Tanya balik pria yang diketahui bernama Kabuto kepada atasannya."Lancar, semoga saja eksperimen mata ciptaanku berhasil. Kita hanya tinggal menunggu 2 minggu untuk bisa melepaskan perbannya. Dan tentu saja menunggu pria ini.. ehm siapa nama dia?"
"Sasuke."
"Uchiha Sasuke, tuan." Jawab Kabuto dengan seringaiannya, sang tuan mendelik mengerti. Ia baru saja terkena runtuhan berlian yang menguntungkan."Ya, kita tunggu sampai Uchiha ini siuman. Sudah satu bulan, kurasa dia tidak akan bisa melalui masa koma." Gumamnya pelan, matanya melirik kearah pasiennya yang tengah terbaring lemah dibalik jeruji besi.
.
.
.TBC
DOR, maap telat update.
Ngelag wattpad w
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Destiny
RomanceNamanya Haruno Sakura, hidupnya berubah saat ia pindah sekolah ke Konoha High School. Ia tidak menyangka akan menjadi kekasih seorang yang terkenal dingin, dan tampan di kota Jepang. Bahkan hidup pria itu lebih dari sekedar kaya raya, si penguasa ya...