17. Birthday boy

3.1K 208 15
                                    

Attention!
Part ini mengandung unsur OOC
dari masing-masing character maupun
suasana dan tata bahasa.!

((BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA))

~

"Sas! Bangunlah!" Sayup-sayup terdengar suara yang ia kenali sedikit berteriak seraya mengguncang badan sang Pemuda Uchiha.

"5 menit lagi." Lirih pria raven membalikan badan memunggungi saudaranya.

"Haish, Itachi sudah siuman baka!" Gerutu Obito.

Badan Sasuke lantas langsung terbangun ketika mendengar berita dari Obito, iris onyx rinne menelusuri iris obsidian lawan bicaranya. Siapa tau ia sedang di prank.

"Kau bercanda?"

Tangan Obito menjulur masuk ke saku celana, mengambil ponsel lalu menunjukan sesuatu kepada raven. "Ini dari Buna, semua sudah disana. Aku disuruh menjemputmu baka." Sasuke masih terdiam mematung, shock adalah hal yang tepat.

"Itachi mencarimu, Sas."

Dengan sigap ia beranjak turun dari kasur, berkaca sebentar. Menyisir rambut dengan jari jemari lalu mengambil jaket kulit hitam kesayangannya. Sasuke, melangkah keluar kamar sedikit berlari seraya memakai jaket tadi.

"Cepatlah kalau begitu idiot." Ujar Sasuke.

Raut wajah pria yang bucin dengan gadis bernama Rin berubah menjadi kesar, "TOLOL. KAU YANG DARI TADI SUSAH SEKALI DIBANGUNKAN."

-
-

Kedua pemuda bermarga Uchiha telah sampai ke rumah sakit dimana Itachi dirawat. Kaki jenjang raven langsung berlari sekencang mungkin setelah turun dari lamborgini milik Obito, menuju ruangan seseorang yang ia rindukan selama 1 bulan ini. Sementara Obito hanya berjalan santai mengikuti sang raven, sebab tadi ia sudah sempat melihat keadaan Itachi.

Kriett!

Pintu kamar berhasil dibuka, tidak ada siapapun kecuali Itachi yang masih tertidur. Badan Sasuke seketika lemas, harusnya ia sudah tau kalau ia sedang diprank. Mengingat Obito adalah the king of prank, ia jadi kesal sendiri.

Ia mendekat ke ranjang, duduk disamping ranjang itu. Kepalanya menunduk. Ia mencoba mengusap matanya yang berair, Sasuke sedih sekali.

"Kapan kau akan bangun, Aniki?" Lirih pemuda Uchiha, terdengar sangat putus asa.

"Kau masih ingatkan cerita ku kemarin? Kakek tua yang selalu mengganggu pikiranku." Ucap Sasuke, memang kerap kali ia bercerita dengan Itachi saat memiliki waktu berdua.

"Aku sudah bisa berdamai dengannya."

"Dan kau tahu? Deidara selalu saja membuat kehebohan saat akatsuki sedang berkumpul." Lanjutnya antusias.

"Anak-anak Akatsuki rindu padamu.. aku juga."

Semakin deras air mata yang berjatuhan, bahkan ia tidak bisa menyembungikannya lagi. Bahu Sasuke gemetar hebat, "maaf aku membuatmu begini, maaf aku tidak bisa menyelamatkanmu."

"Hiks.. maaf aku bangun lebih dulu dan meninggalkanmu disana sendirian." Tangan Sasuke mengepal, meremas sprei pada ranjang.

Poke!

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang