4. Survive

3.1K 246 3
                                        

Attention!
Part ini mengandung unsur OOC
dari masing-masing character maupun
suasana dan tata bahasa.!

((BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA))

~
A long dream.

"Psst!"
"Psst, hey. Outoto." Suara yang sangat Sasuke kenali terdengar jelas ditelinganya. Kepalanya perlahan menoleh kesumber suara.

"Ahk! Aniki?! Hhh k-kau dimana." Lehernya terasa sangat sakit ketika dirinya mencoba menoleh. Badannya pun terasa nyeri ketika digerakkan.

"Aku disini, didepanmu." Mendengar jawaban sang aniki, Sasuke berusaha untuk bangkit dari baringnya. Ia mencoba berulang kali sampai berhasil berjongkok dan berpegang pada kaca dihadapannya.

Tunggu, kaca?
Lalu? Dimana Itachi? Batin Sasuke bertanya-tanya.

"Nii-san?!"

Dug! Dug!

Kaca dihadapan Sasuke menggema akibat pukulannya sendiri, ia sangat yakin nii-sannya berada dibalik kaca.

"Apa aku sudah mati?" Lirih bungsu Uchiha, tangannya mengepal. Ia tak bisa melihat apapun, semuanya gelap. Badannya terasa dingin bak berada di puncak.

Telinganya mendengar Itachi terkekeh pelan, sang Aniki dibalik kaca itu tersenyum. "Terimakasih telah menyelamatkanku, Outoto."

"APA MAKSUDMU?!" Hardik Sasuke seraya memukul kaca dihadapannya.

"Kusso! Kenapa gelap ahk! Sekali.." parau Sasuke, badannya kembali merasakan nyeri yang teramat sangat.

"Belum saatnya kau mati, Sasuke. Bangunlah."

"Apa?! Lalu kau?" Lagi-lagi Itachi terkekeh mendengar pertanyaan Sasuke.

"Bangunlah, aku pergi dulu." Ucap Itachi, Sasuke yang langsung panik mendengarnya langsung memukul kaca dengan sangat keras.

"HEY!"
"A-AKU TIDAK AKAN PERGI TANPAMU!"
"Ahk!"

Dug! Dug!

"Nii-San!" Tak terasa air matanya membasahi pipi putih porselen Sasuke.

"Omae wa usuratonkachi.." parau Sasuke.

"Bangunlah, Sasuke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangunlah, Sasuke."

-glitch-

--disisi lain

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang