22. Hanbin?

1K 155 14
                                    

Kamu seperti angin. Selalu hadir tiba-tiba, namun memberikan kenyamanan yang secara tiba-tiba.
***
.
.
.

Tzuyu menyeret langkah kakinya menuju parkiran apartemen Eunha. Eunha pergi meninggalkan segala kejahatan yang telah diperbuat nya, bahkan gadis itu sama sekali tidak membiarkan dirinya menebus rasa bersalah yang dibuat nya. Tzuyu terisak pelan, bayangan kepergian rose sudah berlari-lari dipikiran nya.

"Tzuyu?"

Tzuyu mendongakkan wajahnya menatap seseorang yang memanggil nya. Ia langsung saja mendubruk tubuh pemuda itu, menangis dengan sejadi-jadinya di dada pemuda itu.

"Hanbin oppa."

Hanbin mengeratkan pelukan nya, mengelus punggung Tzuyu agar gadis itu tenang. Tzuyu mengatur nafasnya, perlahan melepaskan pelukan mereka.

"Kau kenapa? Ada apa dengan mu? Apa terjadi sesuatu?" Cerca hanbin dengan nada panik nya.

Tzuyu menundukkan kepalanya, "Oppa, sahabat ku membutuhkan darah. Dia menolong ku, dan membiarkan nyawa nya terkorbankan demi ku."

"Lalu?"

"Rose memiliki golongan darah langkah oppa. Yang ku tau, hanya Eunha yang memiliki golongan darah itu. Karena itu, aku memohon padanya untuk mendonorkan darahnya namun dia pergi. Pergi meninggalkan semuanya," Ucap Tzuyu dengan sendu.

Hanbin meraih tangan Tzuyu, mengengam nya dengan lembut. Tzuyu terdiam ketika salah satu tangan hanbin menghapus air matanya, ia sedikit terpaku akan perbuatan hanbin.

"Aku yang akan mendonorkan darah untuk nya." Ucap Hanbin dengan pelan namun begitu lembut bila didengar.

Tzuyu membulatkan matanya, "Kau serius oppa?" Pekik Tzuyu dengan bahagia.

Hanbin terkekeh pelan, "Aku serius, aku akan mendonorkan nya." Jawab hanbin dengan lembut.

Tzuyu tersenyum hangat, " Gomawo oppa, kau penyelamat untukku." Ucap Tzuyu dengan tulus.

Hanbin menghembuskan nafasnya, "Aku mencintai mu, karena itu aku melakukan ini semua. Alasan ini semua hanya sederhana, aku hanya ingin kau bahagia. Jika memang aku bukan bahagia mu, apa salahnya aku menciptakan kebahagiaan untuk mu." Jelas hanbin dengan tulus.

Tzuyu tersenyum tipis, "Oppa, kau terlalu baik untukku. Aku terlalu takut, aku takut tidak bisa membalas perasaan mu. Aku tidak ingin melukai hatimu," Balas Tzuyu dengan sendu.

Hanbin menganggukkan kepalanya paham, "Tidak perlu Tzuyu! Tugas mu hanya belajar, dan aku yang akan meyakinkan mu."

"Yasudah, mari kita kerumah sakit!" Ajak hanbin dengan mengengam tangan Tzuyu, "Mobilmu akan dibawa oleh supir ku nanti."

"Oppa, terima kasih. Entah sudah berapa kali aku mengucapkan nya untuk mu, namun aku tidak pernah bosan. Kau begitu baik, tolong jangan buat aku terperangkap dengan perasaan ini." Batin Tzuyu yang menatap genggaman tangan hanbin.

.
.
.

"Bagaimana? Apakah stok golongan darah nya sudah ada?"

Tzuyu is Mine✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang